Home / Pernikahan / Jadi Miskin Di Hadapan Mertua / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Jadi Miskin Di Hadapan Mertua: Chapter 11 - Chapter 20

403 Chapters

IPARKU EVA

"Aku... Aku tak merasa mengatakan sesuatu Mas," jawab Dinda tergagap."Yakin? Jangan samapi penialaian Mas Zain terhadapmu berubah ya!" ancam Zain.Dinda mengangguk pelan. Untung Eva datang dari belakang sambil membawa ember air dan kain pel. Dia heran mengapa suaminya duduk berhadapan dengan Dinda. Dia yakin pasti ada sesuatu yang tak beres."Ada apa ini? Masih sore lo masak iya sudah mau mengadakan acara rapat musyawarah mufakat?" ledek Eva."Bukan begitu Mi, ini lo Ibu di kamar nangis- nangis bercerita jika Dinda mengoloknya dengan kata- kata yang tak pantas lah pokoknya di sebutkan," jawab Zain.Eva melanjutkan kegiatannya mengepel lantai. Sedangkan Dinda hanya mampu duduk terdiam memandang ke lantai bawah."Halah sampean (kamu) itu kayak ndak hapal sama kelakuan Ibumu to Bi, bukannya apa- apa kalau seperti ini Abi yang salah! Dinda ini baru dalam keluarga sini, wajar kalau salah! Tapi Abi tak berhak langsung menghakiminya layaknya tersangka begitu, bagaimanapun Abi harus mengharg
Read more

LAWAN YANG IMBANG!

"Iya Bu!" teriak Dinda kencang dan berlari.Dinda tergopoh- gopoh berlari meninggalkan cucian piring kotornya yang belum selesai di cuci. Dia seger berlari ke arah suara itu."Ada apa Bu?" tanya Dinda.Tak lama Mbak Eva juga keluar dari kamar dengan menggunakan jilbab yang asal- asalan terkejut dengan teriakan Ibu mertuanya."Kau itu benar- benar ya Din! Bodoh ndak ketulungan! Mengapa kau tak sesekali menggunakan otakmu agar bermanfaat!" teriak bu Nafis.Dinda masih plonga- plongo, dia tak mengetahui apa kesalahan yang telah dia perbuat. Dia memandang sekeliling ruang tamu masih rapi."Lolak lolok (tampang bodoh) kau masih tak mengerti apa salahmu?" bentak bu Nafis.Dinda menggelengkan kepalanya."Bodoh!" hardik bu Nafis."Astagfirulloh Bu! Mbok Njenengan nyebut (kamu istigfar), ada Fikri cucu Ibu lo, kok bahasanya seperti itu, tak baik! Bagaimana kalau Fikri menirukan ucapan Ibu?" tegur Eva.Fikri yang berdiri di depan Uti (panggilan untuk nenek singkatan dari Eyang Putri) hanya diam
Read more

DEDEMIT KARNAVAL

"Eh... Oh! Hay!" kata Eva tergagap."Mbak Eva kenal dia?" tanya Dinda.Eva mengedipkan matanya perlahan memberikan kode pada Dinda."Ini Fikri ya Mbak?" tanya wanita itu."Eh, iya!" jawab Eva."Sudah besar ya! Hallo adek Fikri ingat sama Tante ndak? Dulu saat kau kecil Tante sering lo mengajakmu main, gendong kamu, duh gembulnya sekarang," wanita itu mengajak Fikri berinteraksi."No no! No no!" jerit Fikri."Maaf Nan, anaknya tak mau! Dia sedang rewel karena mengantuk jadi jangan di paksa" tegur Eva."Oh iya Mbak, mungkin dia sudah lupa kalik ya Mbak, karena kita tak bertemu lama, oh iya Ibu mana? Kemarin Ibu mengundangku untuk makan malam di sini, katanya syukuran kecil- kecilan sekalian karena beliau ulang tahun," ujar wanita itu."Oh beliau di dalam kamar sepertinya! Masuk dulu," perintah Mbak Eva.Dinda hanya diam berdiri mematung, keberadaannya sepertinya tak di anggap dan terlupakan. Wanita itu masuk ke dalam rumah tanpa peduli dengan Dinda."Mbak, siapa sih dia?" tanya Dinda me
Read more

NASEHAT PERNIKAHAN DARI EVA

"Mbak apa maksud Nanda?" tanya Dinda.Eva memandang wajah Dinda. Dia menganggap Dinda sudah sebagai adiknya sendiri walaupun sebenarnya mereka hanya saudara ipar. Bukan tanpa alasan Eva bersikap demikian, pernah tinggal selama hampir lima tahun dengan bu Nafis membuatnya sadar bahwa Dinda membutuhkan dukungan untuk kesehatan mental dan psikisnya sama seperti dia dulu."Dek, duduklah sini dulu," ajak Eva.Dinda duduk di dekat Eva."Kau percaya pada Mbak?" tanya Eva sambil memegang tangan Dinda.Dinda menganggukkan kepalanya."Baik, terimakasih ya Dek atas kepercayaan yang telah kamu berikan! Insyaallah Mbak akan menjaga dan tak menyia- nyiakan hal itu! Ingatlah perkataan Mbak ini sekarang sampai kau mati, mengerti?" tanya Eva."Ketika kamu berumah tangga, tutup telingamu, tutup matamu! Jangan pernah mau percaya apapun yang di katakan orang lain siapapun itu kecuali suamimu! Jangan pernah mencari tahu apa yang sebenarnya ingin kau ketahui karena itu akan membuat kita kecewa dan sakit ha
Read more

NGEBET MENJADI SELEBGRAM

"Apa mungkin Ibu masuk konten Ifah dan ingin viral?" tanya Eva.Eva dan Dinda segera meletakkan peralatan perang dapur mereka. Adik dan kakak ipar itu berlari ke depan."Astagfirulloh!" teriak Eva dan Dinda bersamaan."Mbak, apa ini tak akan mengakibatkan kesalahan fatal ke depannya?" tanya Dinda."Din, bukankah lebih baik kita ke dapur dan berpura- pura tak tahu saja?" sambung Eva.Mereka berdua terhipnotis dengan apa yang di lihat di depan mata kepala mereka sendiri. Ifah anak paling bontot dengan status pelajar sekaligus selebgram Madiun kesayangan bu Nafis, sekarang sedang membuat konten bersama teman- temannya. Dia menjadikan ajang birthday party ala- ala untuk sang Ibu."Hay Guys yang sejak kemarin tanya mana sih Ibunya? Ini dia Ibuk kulo (saya), hari ini beliau ulang tahu ke lima dua tahun! Yeay! Untuk memperingatinya mari kita menyakikan lagu selamat ulang tahun bersama," ajak Ifah.Happy birthday Ibu,Happy birthday Ibu,Happy birthday dear Ibu,Happy birthday Ibu,"Yeayyyy!
Read more

ANAK PEREMPUAN CERMINAN IBUNYA!

Dinda dan Eva melihat bu Nafis dan Ifah sedang bernyanyi lagu Inda, bukan itu yang menjadi masalah sebenarnya tetapi dandanan mereka yang sangat menor di tambah background Nanda yang berjoget ala- ala juga. Mereka melakukan live sosial media dari HP Ifah sepertinya."Bu! Hentikan!" teriak Eva.Namun ketiga orang itu tak menggubrisnya. Eva dengan geram langsung menyahut HP Ifah yang ada di tripod depan mereka. Mematikan siaran langsung yang sedang mereka buat."Heh Eva rada gila kau ya?" tanya bu Nafis."Mengapa kau matikan?" hardiknya lagi."Astagfirulloh Bu, istigfar! Eling dan nyebut, Ibu sedang melakukan apa?" tegur Eva."Apa salahnya? Aku hanya bernyanyi! Tak ada yang salah, lagian jika ada yang menyawer Ibu nanti dapet duit! Memangnya kalian menantu- menantu miskin bisa kasih Ibu duit," sindir bu Nafis."Bu, benar Ibu membutuhkan uang, kita manusia hidup juga pasti butuh uang tapi ndak gini caranya! Njenengann (kamu) sama saja mempermalukan diri sendiri bu," ujar Dinda."Heh mena
Read more

SANDIWARA BARU

"Biar ibu mengaca Mbak, barangkali kaca di kamarnya kurang besar! Biar dia tahu kelakuannya seperti ini sangan memalukan!" ujar Hasan.Eva cekikan melihat tingkah Hasan. Dia segera menggantikan baju FIkri di dalam kamar."Bu, maksud panjenengan (kamu) itu apa?" tanya Zain.bu Nafis terdiam tak menjawab."Nih! Lihat bu, kaca besar ini mulai sekarang taruh di kamar Ibu!" ujar Hasan."Sekarang lihatlah penampilan Ibu! Bercerminlah!" perintah Hasan.Bu Nafis mendongakkan kepalanya berkaca pada cermin yang di bawakan Hasan. Menurunya tak ada yang salah dengan penampilannya. Kebetulan sekali tadi Nanda datang, jadi dia meminta tolong Nanda mendadaninya."Tak ada yang salah," gumam bu Nafis."Astagfirulloh Bu!" pekik Hasan setengah frustasi sambil mengusap kasar wajahnya."Lihat ini! Bayangan di cermin ini? Apa pantas istri dari seorang kyai pemimpin yayasan seperti ini? Boleh bu berdandan asal jangan berlebihan," ucap Hasan."Ibu tahu kan bagaimana hukum memakai bulu mata sambungan? Hukum me
Read more

JUAL MOBIL DEMI IPAR

JUAL MOBIL DEMI ADIK IPAR"Bagaimana kalau kita jual mobil Dinda saja Mas, untuk tambahan biaya sekolah Ifah," usul Dinda."Apa?" tanya Hasan terkejut."Iya Mas, jual aja mobil Dinda! Menurutku itu ide satu- satunya saat ini yang paling rasional," ujar Dinda."Tapi Dek, itu barang milikmu! Bahkan kau membelinya dengan uangmu sendiri, bagaimana bisa kau berpikir akan menjualnya demi kuliah Ifah?" tanya Hasan."Ya Dinda tahu kok Mas, ada beberapa alasan mengapa aku mengatakan jual saja mobil itu! Pertama secara logika hanya itu aset yang kita punya sekarang Mas, mobil yang Mas pakai itu milik siapa? Bukankah itu mobil peninggalan Abah yang artinya masih milik bersama dari warisnya? Akan repot Mas nantinya," kata Dinda."Lagian mobil milik Dinda kan sudah tua Mas, paling hanya laku di kisaran delapan puluh juta, tak akan rugi jika menjualnya sekarang! Sedangkan milik Abah usia mobilnya jauh lebih muda dan lebih worth it untuk di pertahankan," sambung Dinda."Toh kalau mobil itu di jual n
Read more

DI KASIH JANTUNG MINTA HATI

DI KASIH JANTUNG MINTA HATITapi Fah, bukan begitu maksud Mbak Dinda!" teriak Dinda yang tak di gubris Ifah."Mati aku! Memang tak bisa anak seperti itu di kasihani! Di kasih jantung malah minta hati," Dinda merutuki dirinya kecerobohannya sendiri.Dinda berdiri hendak menyiapkan makanan, dia melihat magicom yang tadi berisi nasi kuning sudah kosong. Lalu beralih ke panci di atas kompor, semua kosong."Tak mungkin rasanya makanan sebanyak itu di habiskan oleh teman- teman Ifah, lagian teman Ifah bukanlah anak bar- bar yang senang makan- makanan rumahan. Lalu kemana perginya nasi dan sisa sayur itu?" Dinda menggaruk kepalanya yang tak gatal.Dia lalu menuju dapur, menghitung piring kotor. Jumlahnya tak bertambah, seingatnya tadi masih ada sisa nasi yang lumayan banyak, masih cukup untuk makan malam keluarga mereka. Mengapa semua mendadak lenyap tak bersisa."Kau mencari apa sih Dek?' tegur Eva yang baru pulang dari Masjid sendiri."Loh Fikri mana Mbak?" tanya Dinda."Ikut Abinya di Mas
Read more

SEMUA DI LAKUKAN DEMI KONTEN

Ifah datang dengan membawa trippod dan Hpnya. Tanpa mempedulikan semua yang ada dia dengan sigap menyetting semua."Kita bikin konten dulu dong," ajak Ifah."Kau keterlaluan Dek!" tegur Hasan."Eh Mas Hasan jangan salah, apa Mas Hasan tak belajar dari kejadian Abah? Saat Abah sedo atau meninggal secara mendadak itu Mas tak ingat bahwa kita tak banyak memiliki foto atapun video kenangan bersama keluarg," sanggah Ifah."Momen seperti ini perlu di abadikan Mas, selain untuk konten biar nanti ketika Fikri gede bisa melihat kenangan saat dia kecil dulu! Jadi ada memori masa kecil yang bisa di lihatnya," lanjut Ifah mencari pembenaran atas tindakannya."Biarkan Le, benar apa kata Ifah! Rasanya kalau mengingat kematian Abahmu itu Ibu juga menyesal, mengapa saat beliau masih ada kami tak memanfaatkannya bersama, untuk mengambil gambar kenangan yang banyak! Sehingga jika ibu benar- benar merindukannya Ibu memiiki gambaran kenangan saat itu berwujud foto atau video, bukan hanya dalam ingatan sa
Read more
PREV
123456
...
41
DMCA.com Protection Status