All Chapters of Aku dan Ayahku Super Tajir Melintir: Chapter 61 - Chapter 70
107 Chapters
Kecelakaan Sengaja
Anggara dan semua orang tidak percaya. Penelope ternyata tertawa dan bukan merintih. Dia berhasil membuat juragan itu mabuk dan tidak berdaya sama sekali.Satu jam sebelumnya, Penelope sangat kebingungan. Dia melihat Juragan sangat terobsesi dengannya. Namun, dia paham lelaki tua itu tidak akan pernah kuat jika minum terlalu banyak, dan pastinya akan sangat mabuk. Kedua matanya melihat satu botol anggur yang berada di atas meja. Penelope tersenyum dan terlintas sebuah rencana di sana."Kau memang sangat cantik Penelope. Hmm, walaupun kau sudah sedikit tua, namun ternyata kau sangat matang sekali. Hah, kau seperti gadis muda yang sangat ranum sekali. Bau tubuhmu harum. Setiap hari aku tidak bisa melupakanmu. Tidak percaya aku sekarang bisa membawamu ke sini dan akan menikmatimu malam ini." Wajah juragan itu tersenyum dengan menjijjikan. Penelope terus menampakkan senyuman dan mengangukkan kepala. Dia tidak akan pernah melawan karena akan merugikan dirinya sendiri. Dia harus bertindak d
Read more
Hilang Ingatan
Kecelakaan mengerikan sudah terjadi. Tubuh Penelope sangat lemas melihat sang suami pergi bersama dengan ambulans, sedangkan dirinya tidak diperbolehkan untuk ikut. Ini pasti suatu kesengajaan. Tapi apakah mereka tega seperti itu? Tentu saja keluarga Anggara tidak akan pernah tega menyakiti Raden pewaris utama yang sangat dibanggakan mereka. Namun, tidak dengan sang tante dan juragan yang sudah dikhianatinya. Pasti ini semua ada kaitannya dengan mereka."Aku tidak akan pernah memaafkan diriku sendiri kalau terjadi apa pun dengan dia. Semua ini karena aku. Ya, kehidupan Anggara tidak akan pernah bisa tenang karena diriku. Aku benar-benar tidak bisa berbuat apa pun," ucapnya dengan menangis. Dia masih saja merasa bersalah."Sudahlah, Ibu Pen. Tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Sekarang Raden berada di tangan yang tepat. Sebaiknya Ibu beristirahat." Joko masih saja berusaha untuk menenangkan hati Pen. Namun, wanita itu sama sekali tidak mau. Dia tetap saja menangis. Joko terpaksa memap
Read more
Benar-benar Melupakan
Benar-benar sesuatu yang sangat mengejutkan sekali, terutama bagi Gracia. Wanita itu tidak menyangka Anggara hanya ingat kepada dirinya. Sama sekali tidak ingat dengan Pen ataupun Ana. Dan ini adalah sesuatu hal yang sangat membuatnya beruntung. Gracia tidak akan pernah menyia-nyiakan hal ini. Dia semakin mencengkeram telapak tangan Raden, lalu memasang senyuman yang menurutnya sangat cantik."Aku sangat bersyukur kau ingat denganku, sayang. Memang benar. Kita akan menikah. Hmm, segala sesuatunya sudah disiapkan. Tapi kau mengalami kecelakaan seperti ini dan aku sedih." Gracia semakin menangis. Itu adalah akting. Sesekali dia melirik Joko yang hanya menatap dengan wajah cemas, sekaligus bergetar. Apa yang akan dia katakan kepada Penelope jika Raden ternyata mengalami hilang ingatan yang sangat parah?"Joko. Kenapa kau diam saja? Aku baik-baik saja. Tidak ada hal buruk yang terjadi kepadaku. Sudahlah, lebih baik aku bersiap untuk pulang karena aku tidak ingin berada di sini." Anggara
Read more
Hal Mengejutkan
"Ibu Penelope. Kau tidak perlu berpikiran buruk. Semua bisa saja terjadi dan ingatan itu tidak akan bertahan lama. Seperti di sebuah film bukan? Jika kepalanya terbentur lagi, maka ingatannya akan kembali." Joko berusaha untuk membuat Penelope tenang. Namun wanita itu tetap saja cemas apalagi keadaan Ana adalah taruhannya."Maksud kamu, aku harus memukul kepalanya?"Penelope menarik Joko semakin menjauh. "Kita akan pergi dari sini. Berbicara empat mata di luar. Ini harus diselesaikan. Ana sangat berbahaya. Tentu saja aku tidak mau hal buruk terjadi dengannya. Ikuti aku." Dia berjalan cepat keluar dari rumah sakit itu diikuti oleh Joko."Bukankah mereka ...," ucap Ardi sambil menunjuk Pen dan Joko.Saudara kembar Anggara terkejut melihat mereka berdua keluar dengan terburu-buru."Kenapa mereka seperti itu? Seharusnya Pen menunggu Kakak kita. Hmm, tapi kenapa dia harus pergi?" Ardi mengangkat tangannya sambil menggelengkan kepala."Pasti terjadi sesuatu dan kita harus mencari tahu," bal
Read more
Rahasia
Ana masih saja terperangkap dengan perasaan yang sangat sakit. Ana semakin tidak percaya melihat hal yang berada di hadapannya itu. Benar-benar membuatnya lumpuh total.Selama kurang lebih 17 tahun dia tidak mengetahui sosok sang ayah karena sang ibu selalu menyembunyikan rahasia itu. Kehidupannya benar-benar sangat tidak nyaman, apalagi dia harus mendapatkan bulian dari Amel, karena dirinya yang sangat miskin. Sekarang dia harus melihat kejadian itu sekali lagi. Hanya gara-gara sang ayah mengalami hilang ingatan."Suasana hatiku berubah seperti ini. Selama ini aku mencari sosoknya. Tapi aku tidak pernah menemukan dirinya, hingga aku sangat senang sekali mengetahui ayahku yang super tajir melintir itu. Berada di dekatku dan selalu membela. Tapi apa sekarang yang harus aku lakukan? Brian lihatlah. Dia lebih menyayangi Amel daripada aku," bisik Ana tepat berada di sebelah Brian. Pemuda itu mencengkeram telapak tangan Ana untuk menenangkan."Paman. Kau kenapa seperti ini? Aku benar-benar
Read more
Sebuah Bukti
Ana dan Brian mematung. Mereka tidak menyangka Kaisar ada hubungannya dengan ini semua. Apalagi mengatakan hal yang sama sekali tidak mereka duga. Brian mendekati lelaki itu, menatapnya dengan sangat tajam. Kaisar harus mengatakan semuanya dan dia akan memaksakan hal itu."Jadi kau benar-benar mengetahuinya, atau kau hanya mengatakan hal itu untuk menarik perhatian Ana?" Brian kemudian tersenyum lalu menarik kerah kemeja Kaisar dengan sangat keras. Membuat tubuh mereka sangat berdekatan. Ana semakin cemas kemudian menepuk pundak Brian agar melepaskan cengkeraman kuatnya itu."Sudahlah, jangan seperti itu. Sekarang lebih baik kalian diam saja. Jangan pernah berbuat hal bodoh. Ini rumah sakit. Kita bisa diusir dari sini dan tidak akan pernah bisa masuk lagi."Kini Ana mendekati Kaisar. Menatapnya dengan mendongak. Tingginya hampir sama dengan Brian. Hanya berbeda sedikit saja. Walaupun masih saja terlihat gagah Brian dan jauh lebih tampan. Kaisar pemuda gondrong dan kurang rapi."Apa ma
Read more
Memiliki Perasaan
Ana merasakan sesuatu saat melihat video yang diberikan oleh Kaisar. Memang Juragan benar-benar sangat membenci Penelope. Tapi dia juga tidak bisa memberikan bukti itu kepada Kakek dan neneknya. Karena mereka ingin Anggara berpisah dengan Penelope. Bagaimana mungkin Ana akan memberikan bukti itu? Dia hanya bisa menundukkan kepala dan menangis. Bagaimana mungkin dia akan melawan semua itu? Dia tidak memiliki kekuatan apa pun."Ana! Apa yang kau lakukan? Kenapa kau menunduk seperti itu? Jangan menangis. Aku tidak bisa melihatnya. Sudahlah, aku tidak mau melihatmu seperti ini. Kau bisa membuatku gila," ucap Kaisar sambil memegang kepalanya. Selama ini dia tidak pernah melihat gadis seperti ini di hadapannya. Walaupun dia bisa cuek sebenarnya. Tapi ternyata dia tidak bisa. Kenyataannya dia merasakan sesuatu yang tidak pernah dia rasakan."Ana! Sudahlah hentikan. Aku tidak mau melihat kau menangis. Aku sudah mengatakan semuanya dan ini memang benar. Tidak ada yang aku tutup-tutupi. Tapi to
Read more
Salah Paham
Pagi datang dengan cepat. Ana semakin kebingungan. Dia tidak percaya berada di atas ranjang. Untung saja masih berpakaian. Kemejanya terus terselampir di atas kursi. Dia hanya mengenakan pakaian dalamnya saja dan rok pendek yang sebelumnya dia pakai. Tubuhnya semakin bergetar ketika melihat Kaisar berada di sebelahnya, dan dia berada di satu ranjang? Apa yang terjadi? Ana berusaha mengingat tapi dia tidak bisa. Bahkan dia tidak mengerti kenapa dia sampai ke sana?"Kenapa aku di sini!" teriaknya dengan sangat keras, membuat Kaisar yang berada di sebelahnya pun terbangun. Ana mengepalkan tangannya, kemudian meninju wajah Kaisar saat terduduk. Lelaki itu mengusap-ngusap wajahnya yang terasa sakit."Ana sakit sekali. Kau itu kenapa? Aku masih sangat mengantuk. Sudahlah, tidur saja. Dulu kita akan berbicara nanti saja," balas Kaisar dengan sangat santai. Dia pun merebahkan tubuhnya kembali di atas ranjang. Membuat Ana semakin geram. Gadis itu memukul Kaisar dan menendangnya sampai lelaki i
Read more
Tamparan Keras
Ana berlari kencang keluar dari kamar itu. Dia menuju lobi, kemudian berjalan cepat mendorong pintu utama hotel yang terbuat dari kaca itu. Sahabat Kaisar yang kebetulan berada di loby hotel memandangnya dengan heran. Tapi dia tidak bisa berbuat apa pun karena tidak ingin ikut campur.Ana terus berjalan cepat menelusuri jalanan. Namun, tubuhnya masih saja sangat lemah. Dia tidak tahu harus pergi ke mana. Bahkan tidak membawa uang. Banyak sekali orang yang melintas, berbisik saat melihat dirinya sangat berantakan sekali seperti itu. Hingga akhirnya dia tidak bisa menumpu tubuhnya lagi dan terjatuh. Namun, dia terkejut seseorang menangkapnya."Kenapa kau ke sini lagi, Kaisar? Sudah aku katakan. Jangan pernah mengurusi kehidupanku. Pergilah, kita tidak akan pernah menikah," ucap Ana dengan suara pelan. Kaisar dengan cepat menggendongnya. Gadis itu tidak bisa meronta karena tenaganya masih terlalu lemah.Kaisar membawa Ana masuk ke dalam mobilnya yang sudah dibawa sang sahabat di depan lo
Read more
Sesuatu Yang Disembunyikan
Romo masih menghadang mereka dengan puluhan pengawal. Penelope berada di depan tubuh Ana dan merentangkan tangannya. Sementara yang lain hanya terdiam kaku. Mereka tidak akan pernah berani melakukan hal apa pun ketika Romo memerintah. Dia adalah lelaki yang sangat berkuasa di sana dan keinginannya tidak ada yang bisa berani membantah."Tentu saja aku tidak akan pernah membiarkanmu pergi, cucuku," lanjut Romo masih menatap tegang. "Aku selalu menjunjung aturan dalam keluarga ini. Pewaris pertama ... itu yang akan berdiri di singasana. Entah laki-laki atau perempuan, aku tidak berhak memaksa seorang wanita untuk menjadi istri anakku. Tapi darah dagingku, harus berada di sini." Lelaki tua itu menghentakkan tongkatnya yang selalu dia bawa untuk membantunya berjalan. Kemudian beberapa pengawal menyingkirkan Penelope dan menarik Ana."Jangan menyentuhnya. Aku akan menghabisi siapapun jika menyentuh anakku!" teriak Penelope. Dia menarik Ana kemudian memeluknya. Beberapa pengawal yang semula
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status