Home / Rumah Tangga / Bukan Babysitter Biasa / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Bukan Babysitter Biasa: Chapter 41 - Chapter 50

81 Chapters

Diajak Ke Pesta

"Apa penampilanku sejelek itu ya jadi harus di-make over?"Aira membatin."Yah, pake nanya. Jadi kan ikut Xabiru ke pesta relasinya? Xabiru sudah cerita dan minta Ibu carikan butik yang bagus buat kamu. Bagaimanapun juga kamu harus tampil beda Ra. Biar mereka tahu kamu itu istrinya Biru.""Oh, itu. Iya, jadi Bu. Terima kasih ya, Bu. maaf jadi merepotkan." Aira baru ngeh. "Nah, itu! Kamu jangan kemana-mana dan nggak usah pergi ke salon. Nanti orang salon pilihan Ibu yang mendatangimu. Soal baju juga sudah disiapkan. Kamu nanti tinggal terima beres saja. Pokoknya mereka datang buat kamu secantik mungkin hingga Xabiru tak kan melirik wanita lain.""Iya Bu. Terima kasih.""Eh, manjur kan obat yang Ibu kirimkan itu? Makanya Xabiru sekarang terlihat jadi berbeda. Jadi klepek-klepek gitu sama kamu." Aira hanya mampu tersenyum tipis menanggapi ucapan Ibu mertuanya. Sedikit kagum juga dengan kosakata gaul yang dimiliki Bu Laila. Walaupun sudah berumur, Bu Laila tidak ketinggalan zaman dan se
last updateLast Updated : 2023-07-31
Read more

Rencana Jasmin

Aira menggelengkan kepalanya isyarat tidak bisa mengingat siapa laki-laki yang barusan menegurnya ini. "Maaf, saya lupa. Kamu siapa ya? Kok kenal saya?" tanya Aira yang merasa aneh dikenali seseorang di tempat pesta yang masih terasa asing baginya sekarang ini. Ia merasa tak yakin pernah mengenal laki-laki di hadapannya saat ini karena terlihat bukan seperti seorang teman lama atau kenalannya. Laki-laki di depannya ini malah terlihat mirip suaminya. Seorang pekerja kantoran yang tentunya dari dandanan dan baju yang dikenakan tampak seperti orang kaya. Sedangkan Aira sadar darimana dia berasal hingga tidak mungkin mempunyai teman seperti laki-laki tersebut. "Astaga! Aku dilupakan," tukas laki-laki tersebut menepuk jidat menanggapi pertanyaan Aira. Padahal dia sudah berharap sangat Aira masih mengenalinya. Aira mengernyit melihat tingkah lelaki tersebut. "Wings? Sayap ayam di supermarket. Ingat?" Laki-laki tersebut mencoba mengingatkan Aira akan pertemuan pertama mereka. "Sayap ay
last updateLast Updated : 2023-07-31
Read more

Hampir dipermalukan

"Hobi ya? Hmm … sebenarnya bukan hobi sih. Cuma memang lebih suka masak di rumah untuk mengisi aktivitas keseharian," jawab Aira menggunakan bahasa Inggris dan membuat Jasmin terkejut. Ia tak menyangka kalau wanita yang diremehkannya ternyata bisa berbahasa asing. Xabiru yang juga berada di sana, ikut tercengang. Langkahnya yang ingin mendekati Aira terhenti seketika. Apalagi kala mendengar lanjutan ucapan Aira. "Syukurnya Jingga dan suami suka masakan saya, jadi makin semangat untuk berkreasi berbagai jenis masakan buat mereka," lanjut Aira seraya melirik sebentar ke Xabiru. Laki-laki itu ikut tersenyum tipis membalas lirikan Aira. Ditambah beberapa dari mereka ikut menatap ke arah Xabiru, membuatnya mencoba bersikap sedatar mungkin. "Wah hebat, bisa masak, keren. Kalau aku, jangankan masak. Masuk dapur saja tidak pernah. Semua dikerjakan mbak. Bisa berabe kalau aku yang masak, hancur deh, bisa-bisa Pak direktur nggak ngantor," timpal ibu berbadan sedikit berisi diantara yang lainn
last updateLast Updated : 2023-08-01
Read more

Dugaan Ruli

Xabiru mendesah sebelum menjawab pertanyaan Aira. "Kalau malu, ngapain sejak awal ajak kamu ke sini? Mending aku ajak wanita lain," timpal Xabiru dengan santainya membuat Aira mencebik. Fokusnya masih ke meja prasmanan yang penuh makanan berjejer. "Ayo pilih, biar kenyang." Xabiru melirik ke arah tumpukan piring agar segera diambil Aira. Sedari tadi wanita itu hanya diam saja di sampingnya. "Memang tidak apa, makan duluan sebelum pesta dimulai?""Nggak papa. Tuh lihat! banyak kok. lagian yang punya hajat masih asyik bicara. Menunggu acara puncaknya bakalan lama." Aira menatap ke pasangan yang lagi asyik bicara bersama orang-orang berjas rapi dan mewah. Lalu manggut-manggut membenarkan ucapan suaminya. "Aku baru tahu kamu bisa bahasa Inggris." Xabiru mengajak bicara Aira membahas hal lain. Ada kagum tersirat dari ucapannya. "Ya. Belajar otodidak," jawab Aira fokus mengambil makanan. Xabiru tersenyum mendengarnya. "Pelafalanmu tadi juga bagus, terlihat sudah jago.""Oh ya? Biasa s
last updateLast Updated : 2023-08-01
Read more

Jasmin Mabuk?

Xabiru melihat sesuatu yang beda pada Jasmin. Bukan sesuatu yang baik. Tampak dari gaya bicara dan sikap yang ditunjukkan wanita tersebut. "Maaf Jasmin, jangan bicara di sini, banyak orang. Aku tidak mau mereka salah paham pada kita," tolak Xabiru tak ingin membahas hal yang bersangkutan dengan masalah pribadi mereka. Apalagi dari mulut Jasmin tercium bau alkohol. Xabiru ingin melangkah pergi menjauh, tapi lengannya dipegang erat Jasmin membuat kakinya terhenti seketika. Ia terpaksa menoleh ke wanita tersebut. Pemandangan ini membuat beberapa tatap mata mengarah ke mereka. Termasuk Aira yang sedari tadi sudah memperhatikan Xabiru didekati Jasmin. Ia ingin pergi dan menghampiri, tapi sulit karena diajak bicara oleh kawanan istri pengusaha. Padahal obrolannya juga tidak jelas. Hanya seputar hobi dan gaya hidup. "Jangan pergi! Kita perlu bicara." Jasmin merengek masih memegang erat Xabiru. Xabiru mencoba mengurai pegangan Jasmin, tapi sulit. Tangak wanita itu mencengkram kuat lengan
last updateLast Updated : 2023-08-01
Read more

Rencana gang Gagal

Xabiru bingung. Di satu sisi Xabiru berusaha keras membawa Jasmin menjauh dari tatapan para tamu di pesta ini. Dia tidak menyangka kalau Jasmin bakal mempermalukan mereka dengan ocehannya yang tidak karuan jelas. Terutama pada Aira. Di sisi lain ingin sekali membela istrinya, tapi sulit. Akan jadi tontonan kalau dia memarahi Jasmin. Ketiganya akhirnya sampai di lobi hotel dan Jasmin dipapah Xabiru sampai bawah. Sebenarnya Aira ingin membantu tapi ditolak Xabiru karena kalau dilakukan berdua malah terasa berat bagi Xabiru. Jalannya jadi lambat. "Sial! Ririn mana sih? Kalau begini terus rencanaku bakal ketahuan." Jasmin mencuri pandang ke sekitarnya mencari sosok Ririn–sekretarisnya di lobi hotel. Namun tak terlihat. "Aku akan antar pulang Jasmin dulu sebentar. Keadaannya tidak memungkinkan menyetir sendiri. Kamu biar pulang sama Mang Ihwan. Aku minta dia buat jemput kamu di sini," ujar Xabiru memberi perintah. Ia tahu Jasmin membawa mobil sendiri tanpa supir pribadi. Ia takut kalau
last updateLast Updated : 2023-08-01
Read more

Pillowtalk

"Hei, apa ini?" Xabiru bingung melihat bantal disusun di tengah kasur tempat tidur mereka. Ia baru keluar dari kamar mandi."Aku ngantuk. Jangan diganggu, ya?" jawab Aira dengan santainya sembari naik ke atas kasur dan merebahkan diri di sana. Aira mengenakan piyama setelan celana panjang, tidak seperti biasanya yang selalu memakai daster modern panjang selutut. Hari ini dia merasa sangat lelah meskipun tidak melakukan aktivitas berat. Baginya menghabiskan waktu berhias dari sore itu sangat menyita waktu dan fisik. Mau makan saja segan takut make upnya luntur. Xabiru mengernyit. "Memangnya siapa yang ganggu kamu? Kepedean!" timpal Xabiru seraya naik ke atas kasur. Ia berbaring terlentang menatap langit kamar. Aira tak menanggapi. Ia mencoba menahan rasa kantuk yang mendera. Beberapa kali menutup mulutnya yang terbuka lebar dengan sendirinya. "Soal ocehan Jasmin jangan dimasukin ke hati ya. Dia lagi mabuk." Aira memiringkan badannya menghadap xabiru. Bantal yang disusunnya di te
last updateLast Updated : 2023-08-02
Read more

Kemarahan Jasmin

"Ai, kamu sudah tidur?" Xabiru memperhatikan lekat wanita yang berbaring di sebelahnya dengan mata terpejam. Terdengar juga dengkuran kecilnya. Wanita yang kalau diperhatikan dengan seksama ternyata memang cantik, pikirnya. Tangannya dikibaskan berulang kali di depan wajah Aira untuk memastikan kebenaran tersebut, tapi tak ada reaksi dari istrinya itu. "Iya, sepertinya dia memang sudah tidur. Cepat juga. Padahal aku masih penasaran soal Ruli. Kenapa bisa kenal dan kenal dimana. Dari lingkungan keduanya jelas bukan dari sana." Benak Xabiru bekerja keras menerka sendiri apa hubungan Aira dan Ruli. Xabiru belum mengalihkan pandangannya dari Aira. Ia tersenyum semringah saat menikmati wajah polos Aira yang masih tertidur lelap. Tangannya refleks terulur ke pucuk kepala Aira dan ingin mengusap lembut rambutnya. Namun tak jadi dilakukan saat wajah Jasmin muncul di benaknya. Ia jadi kepikiran wanita itu. Ia bangun dan meraih ponselnya yang terletak di atas nakas. Niatnya ingin menghubungi
last updateLast Updated : 2023-08-02
Read more

Membahas Pesta Kemarin

"Siapa Pah? Jasmin?" Bu Tuti bertanya heran siapa lawan bicara suaminya di telepon setelah suaminya selesai bicara dan menutup teleponnya. Ia bertanya karena mendengar Pak Desta menyebut nama Jasmin disela obrolannya tersebut. Pak Desta mengangguk seraya mengambil kembali sendok dan pisau makan. "Dia minta maaf soal kejadian kemarin malam," imbuh Pak Desta memberitahukan. "Oh, Itu. Terus apa tanggapan Papah?" Pak Desta mengedikkan bahu. "Mau bagaimana lagi, marah tak ada guna, semua sudah terlanjur terjadi kan? Ya dimaafkan. Lagipula baru kali ini juga aku melihatnya mabuk dan tidak terkendali seperti itu. Biasanya tidak kan," ujar Pak Desta memberi jawaban. Bu Tuti mengangguk. "Ya, maafkan saja. Kalau lain kali terulang lagi, baru mikir dua kali memaafkan. Untung saja pesta kita tidak terganggu. Kalau iya, Aku yang tidak akan memaafkannya, dan memblokirnya dari kontak ponselku. Soal kemarin, Papah benar. Dia baru kali ini bertingkah seperti itu. Wajar lah, mungkin sakit hati,"
last updateLast Updated : 2023-08-03
Read more

Jadi Pusat Pembicaraan

"Hm, itu karena sempat ngobrol, Te. Anaknya baik. Dia juga sopan.""Oh, gitu. Pantas. Padahal baru awal ngobrol dengannya sudah menyimpulkan demikian. Apa bedanya kamu sama kami, Rul? Sama saja kan? Setiap orang punya kesan pertamanya masing-masing dan kebanyakan pasti akan menunjukkan yang terbaik dari dirinya. Tante merasa dia memang sopan, sih. Attitude-nya juga bagus. Merendah juga kan waktu dipuji. Kalau tidak tahu kebenarannya, Tante mungkin tidak akan percaya kalau dia cuma lulusan SMA dan pernah jadi babysitter-nya anak Biru. Perawakannya seperti wanita pintar. Mirip kayak Jasmin. Cara dia ngomong itu, loh, Tante sebenarnya suka, tapi soal merebut milik orang lain, Tante nggak suka. Iya kan, Pah?""Wajar kalau Mami membela Jasmin. Wajar juga kalau Biru lebih tertarik sama Aira. Wanita itu jauh lebih muda dari Jasmin, sama-sama pintar juga dan poin plusnya menurutku karena dia babysitter anak Biru, pasti jadi pertimbangan tersendiri.""Poin plus bagaimana, Om?""Kedekatan emosi
last updateLast Updated : 2023-08-03
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status