Home / Rumah Tangga / Bukan Babysitter Biasa / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Bukan Babysitter Biasa: Chapter 61 - Chapter 70

81 Chapters

Keputusan Xabiru

"Mas, ada apa?" Aira heran melihat Xabiru sering mencuri pandang padanya dari kaca spion, seperti ada yang ingin dikatakan suaminya tersebut tapi tak dilakukannya. Aira terpaksa duduk di jok kursi belakang menemani Jingg karena Jingga tertidur di dalam mobil. Kepalanya bertumpu di paha Aira. Mereka dalam perjalanan pulang ke rumah. Xabiru menggelengkan kepala. "Tidak apa." Laki-laki itu cuma menoleh sebentar lalu fokus kembali ke depan untuk menyetir. Kening Aira mengernyit mendengarnya. Sejak dari panti, sikap suaminya tersebut sedikit berubah. Lebih banyak diam dan tidak mengomentari perkataannya. Xabiru memang tidak banyak bicara, tapi kali ini lebih irit lagi dan bahkan tidak bicara apa pun setelah dari sana. Biasanya laki-laki itu selalu komplain dan berseberangan dengan apa yang dikatakan Aira. "Aneh," gumam Aira dalam hati. "Ada apa dengannya? Apa aku ada salah, ya?" Tangan Aira mengelus lembut rambut Jingga dengan pikiran tertuju ke Xabiru. Ia jadi menerka-nerka dengan si
last updateLast Updated : 2023-08-07
Read more

secret admirer

Xabiru menggeleng. Bawa saja! Aku juga akan mengambil punyaku.""Iya, tunggu!" Aira pergi berjalan menuju kamar tidur. Menuruti maunya Xabiru. "Kamu simpan disitu?" Xabiru terheran melihat Aira membuka koper pakaiannya dan mengambil lembaran surat perjanjian pernikahan mereka di dalam sana. Ia mengekor langkah Aira masuk ke kamar tak berselang lama setelah Aira duluan ke sana karena surat perjanjian miliknya disimpan di kamar juga. Aira tersenyum lebar menunjukkan barisan gigi rapinya. Ia tak menyangka ketahuan suaminya menyimpan di tempat tak terduga. "Iya. Menurutku di sini tempat yang aman. Mas pasti tidak akan bisa menemukannya apalagi berpikir sampai sini kan?" Kedua alis Aira dinaikannya dengan tersenyum puas. Xabiru menggelengkan kepala sambil berjalan menuju kotak brankasnya. "Dasar aneh," gumamnya lirih yakin tak kan sampai didengar Aira. Surat perjanjian miliknya disimpan di sana. "Sini!" pinta Xabiru melihat surat perjanjian milik Aira sudah berada di tangan istrinya te
last updateLast Updated : 2023-08-07
Read more

Cemburu Buta

"Siapa Mas?" Belum sempat Aira meraih surat tersebut dari tangan Xabiru, laki-laki itu sudah menggenggam erat, dan menjauhkannya dari Aira. "Nggak ada. Nggak penting. Cuma ngasih tahu apa isinya. Hijab kan," jawab Xabiru berbohong dan memasukkan selembar surat tersebut ke dalam saku celana. Dia tidak ingin Aira membacanya. "Hah, masa?" Aira ragu untuk mempercayai. Ia merasa isi surat tersebut tidak sama dengan apa yang barusan disampaikan suaminya. "Iya, kamu nggak percaya sama aku? Lagian ini dari siapa? Namanya Dodi. Kok nggak kenal?" Xabiru mencoba mengalihkan. Ia sendiri bingung memikirkan siapa yang mengaku secret admirer-nya Aira. Mengaku pengagum rahasia tapi menyebutkan nama dan alamat lengkap pengirim. Itu hal menggelikan buat Xabiru. Aira menggeleng. "Nggak kenal. Aku nggak punya kenalan dengan nama dan alamat tersebut. Itu ada nomor teleponnya, coba aja dicek, Mas," pinta Aira menyarankan. Ia takut suaminya berpikiran tidak-tidak padanya. Aira benar, pikir Xabiru. Namu
last updateLast Updated : 2023-08-08
Read more

Menyelesaikan Masalah

Xabiru masuk kembali ke dalam kamar setelah menetralisir perasaannya yang dicurigai Aira. Perasaan cemburu yang tiba-tiba menyelami hatinya setelah menerima paket untuk Aira. Ia merasa tak rela ada laki-laki lain yang menyukai istrinya tersebut. Ingin mengungkapkan perasaannya, tapi malu. Berharap Aira memang tidak akan mengenakan hijab pemberian orang tak dikenal tersebut. Ia jadi berinisiatif akan membelikan hijab yang baru untuk menggantikan hijab pemberian pengagum rahasia istrinya itu. Apa lagi selama menikah belum memberikan hadiah apa pun untuk Aira. Xabiru merebahkan badannya di kasur tanpa menyapa Aira yang duduk di sofa. Tampak tangan Aira meremas hijab yang bertumpuk di pangkuannya. Ekor wanita tersebut melirik sebentar ke Xabiru karena ada yang ingin ditanyakan. Namun ragu untuk mengungkapkannya. "Mas, sudah tidur?" Aira mencoba memanggil Xabiru, memastikan suaminya itu sudah tidur atau masih terjaga. Itu karena dia tidak bisa melihat kedua mata Xabiru yang terhalang t
last updateLast Updated : 2023-08-09
Read more

rencana licik

Di tempat terpisah Kesya tersentak saat Jasmin datang ke apartemennya pagi-pagi dan langsung melemparkan lembaran foto-foto hasil jepretan orang suruhannya ke atas meja makan. Yaitu foto-foto Xabiru dan Aira yang sengaja diminta Jasmin untuk dimata-matai kedua pasangan suami-istri tersebut demi mengetahui perkembangan hubungan keduanya. Kesya yang baru saja menyantap sarapan paginya, dengan santai mengambil satu foto yang berada di dekatnya. Sebenarnya ia kesal dan marah dengan tindakan Jasmin yang semena-mena padanya, tapi ditahannya kuat emosi yang sudah naik ke ubun-ubun. Belum saatnya menunjukkan taring di hadapan wanita yang selalu merendahkannya saat marah dan memujanya saat senang. "Ada apa lagi?" tanya Kesya sembari menatap lekat foto Aira dan Xabiru. Tampak di sana, Xabiru tertawa lepas sambil menggandeng tangan Aira. Pemandangan yang tak pernah dilakukan Xabiru pada Jasmin. Selama menjalin hubungan dengan laki-laki itu, sikap Xabiru selalu dingin. Kalaupun tersenyum, itu h
last updateLast Updated : 2023-08-09
Read more

Pertemuan yang Disengaja

"Aduh, maaf. Maaf ya, saya tak sengaja." Aira meminta maaf berulang kali saat menabrak seseorang. Kepalanya tertunduk ke bawah hingga dia tak mengenali sosok yang bertabrakan dengannya. Aira fokus membereskan barang yang terjatuh. "Tidak apa. Aku pun tak sengaja. Kita sama-sama tak sengaja kok," jawab laki-laki yang melempar senyum semringah saat kedua bola matanya bersirobok dengan wanita yang berada di depannya. "Kamu …."Aira terkejut karena ternyata yang bertabrakan dengannya adalah laki-laki yang pernah ditemuinya di pesta salah satu rekan Xabiru. Ia masih ingat, namanya Ruli. "Hai," balas Ruli masih tak lepas dari senyumnya. Dia senang bisa bertemu dengan Aira. Bukan ketidaksengajaan, tapi memang disengaja karena ia mendapatkan informasi kalau Aira sedang berada di minimarket tak jauh dari rumahnya. Ia ingin sekali bertemu dengan Aira. Sebab itu segera tancap gas mendatanginya. "Kok bisa ada di sini?" tanya Aira sedikit canggung bertemu kembali dengan Ruli. Bingung juga kenap
last updateLast Updated : 2023-08-10
Read more

Tawaran Kerja Sama

Perut Aira mual dan dia ingin sekali muntah. Tangannya menutup mulut menahan agar yang di dalam perut tak keluar. "Kamu kenapa?" Ruli tampak cemas. Tangannya ingin sekali menyentuh bahu Aira tapi dia ingat hal tersebut tak boleh dilakukannya. Aira menggeleng. "Aku duluan ya," ucap Aira ingin beranjak pergi. Rasanya sudah tidak kuat. Entah apa penyebabnya. Sepertinya bau dari minuman Ruli menyengat penciumannya."Tunggu! Aku punya hijab, mungkin bisa kamu kenakan dulu." Ruli dengan cepat berlari ke mobilnya untuk mengambil benda tersebut. Aira yang menolak tak sempat mencegah karena Ruli sudah berlalu pergi. "Astaga, ini kenapa sih? Kok bisa begini," keluh Aira dalam hati sembari melangkah pelan. Tangannya tak henti mengelap bekas minuman di hijabnya setelah mampu menahan gejolak di perut. Meskipun sebenarnya itu sia-sia saja karena tak mungkin bisa kering dalam sekejap. "Tunggu! Kenapa main pergi, ini!" Langkah Aira terhenti. Panggilan Ruli memaksanya menoleh ke arah laki-laki te
last updateLast Updated : 2023-08-10
Read more

Ditolak

Senyum seringai Jasmin membuat perasaan Ruli makin tak karuan. Ia tahu ini bukan sesuatu yang baik. Ada hal buruk bakal menimpanya. Melihat Ruli hanya diam terpaku, tawa Jasmin pecah. Ia yakin kalau dugaannya benar. "Diammu sudah menjawab semuanya, kamu memang menyukai Aira. Jadi sudah paham kan kemana arah pembicaraan ini?" Jasmin meletakkan kembali satu foto yang telah dipegangnya ke atas meja. Mengumpulkannya jadi satu bersama foto yang lainnya. "Kerja sama apa?" Ruli membuka suaranya to the point bertanya. Menatap lekat Jasmin yang duduk menyender. Bukan tertarik, hanya ingin tahu saja apa yang bakal dikatakan Jasmin mengenai rencana kerja samanya tersebut. "Gampang. Kita menyukai orang yang telah menikah. Aku suka suaminya dan kamu suka istrinya. Jadi kerjasama kita adalah untuk memisahkan mereka dan mendapatkan orang yang kita sukainya. Bagaimana, tertarik bukan?" Jasmin menaikan alisnya menanyakan kepastian Ruli. Ruli tersenyum. "Ekhem." Ia berdeham dulu sebelum menguta
last updateLast Updated : 2023-08-10
Read more

Hamil?

"Kerja sama kita ternyata tidak terjalin dengan baik alias gagal total, maka kedatanganku hari ini anggap saja hanya kunjungan kerja biasa untuk mengeratkan silaturahmi antar dua perusahaan yang saling berteman baik, bisa kan?" Jasmin berharap Ruli setuju. Intinya ia tidak ingin kedatangannya ini diungkapkan pada orang luar, terutama Xabiru. Itu inginnya. Kalau tidak, rencana bersama Kesya bakal ikutan gagal juga. Apalagi dia diam-diam merencanakan kerja sama ini, tapi sayang laki-laki itu menolak mentah-mentah. Tak ada jawaban. Ruli hanya melebarkan senyumnya dengan bibir mengatup. Jasmin yang melihatnya jadi tambah kesal. Senyum itu tidak menyiratkan setuju dan lebih ingin menantangnya. Pintu ruang kerja Ruli dibanting Jasmin dengan keras setelah keluar dari sana. Membuat para pekerja di bawah kepemimpinan Ruli tersentak kaget dan mendongak menatap ke arah Jasmin yang barusan keluar dari ruangan atasan mereka. "Kurang ajar! Aku salah mengajak orang kerja sama. Bodoh!" Jasmin m
last updateLast Updated : 2023-08-10
Read more

Memastikan

Xabiru terkejut mendengar jawaban Dr. Riana. Ia tak menyangka secepat itu Aira hamil. Mukanya masih menunjukkan ketidakpercayaan. "Hamil? Dokter yakin?" imbuh Xabiru meminta kepastian. Aira yang awalnya tersenyum gembira berubah keruh raut mukanya mendengar pertanyaan Xabiru yang seperti tidak yakin dengan wajah datar. Malah terkesan tak suka mendengar berita tersebut. "Sudah telat berapa minggu?" tanya Dr. Riana pada Aira tanpa menggubris pertanyaan Xabiru. Wanita itu ingin meyakinkan dugaannya dulu. "Telat?" Aira menggumam dalam hati. "Iya betul. Aku sampai tak sadar sudah telat datang bulan selama …." Aira mencoba mengingat kapan terakhir dia menstruasi. Raut wajahnya menunjukkan sedang berpikir. "Dua minggu," sebut Aira memastikan. Iya, Aira yakin rasanya selama itu. "Kenapa tidak sadar ya? Aku sampai melupakannya. Aneh," ujar Aira masih bicara dalam hati. Dr. Riana tersenyum mendengar jawaban Aira. "Dari pengalaman saya memeriksa ibu hamil, memang begitu, Pak. Hanya de
last updateLast Updated : 2023-08-11
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status