"Kata Bi Nurma kalian kerja di bengkel?""Ya Ma, bukan kerja sih, aku cuma bantu-bantu dan banyak ngeliatin Paman Fikri dan karyawannya kerja. Kalau cuma tambal ban sih, aku udah bisa. Tapi untuk benerin mesin masih jadi asisten," jelas Reno sambil berbinar, menandakan kalau ia sama sekali tidak terpaksa mengerjakannya."Siapa yang nyuruh kalian bekerja seperti itu?""Nggak ada, kok, aku yang mau. Daripada aku engga ada kerjaan di rumah, lebih baik aku diam di bengkel. Sekalian bisa dapat ilmu. Nanti kalau sudah selesai SMA, aku bisa kerja. Siapa tahu aku bisa membiayai kuliahku sendiri."Mbak Ira terdiam mendengar ucapan Reno yang penuh harapan tentang pendidikannya. Mungkin ia merasa tidak mampu membiayai sekolah anak keduanya itu."Saya permisi ke belakang dulu, Mbak," pamit Mas Fikri merasa tidak berkepentingan diam di sini."Ya," jawab Mbak Ira singkat."Sekarang Mbak Ira percaya 'kan, kalau mereka tidak dipaksa. Lagi pula, mereka tinggal di sini sudah hampir satu bulan. Kalau ak
Read more