Pemuda Itu Ternyata***“Apa itu, Rio?!” Aku mengulang pertanyaanku, namun Rio masih belum juga memberi jawaban hingga membuat emosiku naik.“Rio, apakah kamu ingin mempermainkanku?” tanyaku sambil mencengkeram kerah bajunya.“Jangan membuat bonus, Andra! Lihatlah mereka memperhatikan kita.” Rio mendesis sambil melepaskan cengkeraman tangan. “Aku tahu di mana Rahma berada, dan aku akan mengantarmu ke sana besok.”“Antarkan aku ke sana sekarang, setidaknya, lakukanlah demi ibuku…,” ucapku memohon.Rio menarik napas dalam, lalu dia membetulkan bajunya yang sedikit acak-acakan karena kutarik tadi.“Tapi kamu harus berjanji untuk tidak membuat janji di sana, apalagi ini juga sudah malam,” jawab Rio.“Aku janji,” jawabku cepat.Akhirnya aku memutuskan untuk keluar, mengikuti Rio. Meskipun aku belum tahu, ke mana dia akan membawaku. Dan ketika kami sampai di tempat parkir, aku kembali menghampiri Rio. Setidaknya, aku harus tahu, ke mana dia akan membimbingku dan sejauh mana dia mengetahui
Read more