Kejutan Dari Rio***"Mas, apakah benar yang dikatakan ibumu tadi kalau Alya akan tinggal di sini lagi?" tanya Sania ketika ibu dan Hanna sudah masuk kamar. Wajahnya yang tadi sempat terlihat bahagia, kini menjadi cemas."Iya, dia hanya mampir Sania. Kamu kan, dengar sendiri tadi." Aku mencoba menjelaskan.Sania mendengkus, melipat kedua tangannya di depan dada sambil menyandarkan punggungnya ke dinding. Dia sepertinya sedang memikirkan sesuatu. Hal itu terlihat jelas dari raut wajahnya, dahinya berkerut serta dia beberapa kali menarik napas dalam."Sania ... terima kasih," kataku, hingga membuat wanita itu mengalihkan pandangan ke arahku."Untuk apa, Mas?" tanyanya sambil mengernyitkan dahi, lalu kedua bola matanya membulat penuh."Karena kamu sudah berusaha dengan baik hari ini, kamu juga sudah membuatkan kopi untukku. Kurasa, kamu berhak mendapatkan apresiasi dan ucapan terima kasih dariku," jawabku lirih, aku mencoba mengulas senyum untuknya, meskipun senyum itu kurasa sedikit kak
Read more