"Iya maaf, Prof. Saya gak biasa pakai perhiasan, jadi bingung mau jawab apa," sahut Intan, memelas. "Ya sudah, nanti kamu bisa pilih sendiri mana yang kamu suka," ucap Zein. Ia terkesan otoriter dan menyebalkan. Namun Zein tetap memberikan kesempatan pada Intan untuk memilih. Secara tidak langsung ia menghargai pilihan calon istrinya itu. "Baik, Prof," sahut Intan. Ia tidak menyangka Zein akan memperlakukannya seperti itu. Sehingga Intan pun merasa dihargai. Beberapa saat kemudian mereka sudah tiba di parkiran sebuah ruko. Beruntung Zein bisa memarkirkan mobilnya tepat di depan toko perhiasan yang ia tuju. Setelah memarkir mobilnya, Zein turun dan berjalan ke arah pintu Intan. Sebelum Zei
Baca selengkapnya