Semua Bab Harta Tahta Berdarah Dua Tuan Muda: Bab 21 - Bab 30

90 Bab

Bab 21 : Pernikahan Erlangga

Tiga bulan kemudian, saat Elena tengah mengandung 7 bulan dan Sakti berusia 17 bulan atau satu setengah tahun, Elena mendapat kabar, kalau Erlangga akhirnya menikahi Bella, sebelum mereka resmi bercerai.Sebelumnya, Tanu Atmaja papa dari Bella menyambangi kediaman keluarga Herlambang. Namun, mendapatkan penolakan dan hinaan dari Tiara, kala Tanu Atmaja bersama istrinya, Elizabeth dan kedua kakak lelaki Bella yang bernama Bernando dan Beniqno ingin meminta persetujuan, restu atas rencana pernikahan anak mereka, Tiara yang kala itu mendengar kabar dari keluarga Bella, malah mencaci maki Tanu Atmaja bersama keluarganya.“Kalian itu manusia nggak punya rasa malu! Kamu kan tau, Erlangga belum bercerai dengan istrinya! Kok ya, bisa-bisanya kalian menyuruh putra saya menceraikan istrinya yang sedang hamil? Apa karena putri kamu itu nggak laku-laku, sampai harus menguber-uber putra saya?!” hardik Tiara saat Tanu Atmaja dibantu oleh Elizabeth ingin membicarakan kelanjutan hubungan anak-anak
Baca selengkapnya

Bab 22 : Kenikmatan disaat mabuk

Sesampai di rumah, Herlambang pun mengajak Tiara langsung menuju kamarnya. Elena yang melihat penampilan Tiara sudah berantakan dari saat pertama berangkat ke acara pernikahan Erlangga hanya dapat menduga-duga hal yang terjadi. Namun, ia sudah tidak peduli lagi dengan Erlangga ataupun Tiara.Sesampai di kamar, Herlambang memberikan obat penenang seperti yang biasa diminum oleh Tiara. Walaupun awalnya wanita cantik itu menolaknya.“Minumanlah obatmu ini, biar emosimu nggak meledak-ledak,” pinta Herlambang memberikan air dan obat.“Aku nggak emosi! Aku nggak mau minum obat itu!” tolak Tiara menepis gelas berisi air yang hampir saja terjatuh dari tangan Herlambang.“Tia! Kalau kamu nggak minum obat ini, nanti malam aku nggak akan mau ke rumah Bella lagi!” ancam Herlambang memandang kesal ke arah Tiara.“Mas! Obat itu bikin aku ngantuk! Aku nggak mau tidur..., Aku nggak mau tidur..., Aku mau ke rumah Bella. Aku mau lihat anakku!” teriak Tiara membantah.Herlambang yang telah dibuat
Baca selengkapnya

Bab 23 : Desakan Bella

Saat ijab kabul telah dilafalkan dan beberapa tamu menyalami kedua mempelai yang tampak bahagia. Terlihat, wajah semeringah Bella yang terus menatap dan berbisik ke telinga Erlangga. “Er, rasanya seperti mimpi. Aku bahagia sekali. Terima kasih udah jadi suamiku,” ucap Bella lembut, bertutur kata layaknya pasangan suami istri dengan mengubah, bahasa gue jadi aku dan elo jadi kamu, walau masih agak kaku. “Ya, aku harap kita bersama-sama mampu memperbaiki diri dikedepannya dan melupakan semua yang sudah terjadi. Aku nggak mau mengungkit yang sudah lewat,” tegas ucap Erlangga yang berniat melupakan Elena dan semua yang dimilikinya. Disaat semua tamu undangan yang merupakan kerabat dekat, teman-teman dekat dan kolega dari Nata Atmaja dan Elizabeth menikmati hidangan yang telah disediakan, Erlangga dan Bella pun masuk ke dalam rumah mewah itu untuk makam dan berganti kostum pengantin yang lebih simpel. Tanpa sengaja, diruang tengah dekat kamar khusus yang diperuntukkan pengantin berganti
Baca selengkapnya

Bab 24 : Resepsi & Cintanya Herlambang

Tepat jam 4 sore, beberapa teman SMA dan beberapa teman SMP Erlangga dan Bella pun berdatangan. Susilo, Ajeng, Indra tak kecuali Jamila bersama Alexander yang mendapat perhatian besar dari teman-teman lainnya. Alexander begitu tenang dan bahagia saat menggandeng tangan Jamila dalam kondisi hamil delapan bulan mendekati sebuah meja yang telah berisi Indra, Ajeng dan Susilo dalam sebuah meja bundar yang bisa memuat delapan orang pada sebuah taman samping hingga ke belakang rumah yang disulap menjadi sebuah tempat mewah bersama dekorasi dan tenda indah besar nan megah. “Alex! Sini bareng kita...!” teriak Indra seraya melambaikan tangannya. Ajeng yang melihat Jamila digandeng Alexander sempat berceloteh dan tersenyum miring, karena ketidaktahuannya atas status Jamila yang telah menikah dengan seorang dosen sebelum bersama Alexander. “Ih...! Jijik banget gue satu meja sama Salome..,” ujar Ajeng dengan gaya sombongnya. “Husstt! Ngawur aja lo. Dia itu lakinya Dekan kampus tau! Elo mah
Baca selengkapnya

Bab 25 : Kejadian di Kamar Pengantin

Saat jam menunjukkan pukul 9 malam, seluruh tamu undangan telah pulang ke rumah masing-masing. Begitu pula dengan para undangan, bahkan ke dua kakak lelaki Bella telah pula pulang ke apartemen masing-masing.Erlangga tengah merebahkan diri di sebuah ranjang pengantin. Lelaki tampan itu telah membersihkan diri dan menggunakan piamanya. Pandangan matanya tertuju pada langit-langit rumah dan pikirannya pun melayang jauh memikirkan Tiara, dan Herlambang yang sebenarnya hadir dalam acara pernikahannya, ketika ia mendengar selentingan kabar yang di dengar dari gosip di lingkungan kerabat Bella.Batinnya berkecamuk hingga ia pun berbisik dalam hatinya, ‘Apa tujuan keluarganya Bella mengusir orang tuaku? Bukankah aku juga udah sepakat untuk memulai dengan melupakan dan memaafkan semua yang udah jadi? Sebaiknya aku tanyakan kebenaran ini semua pada mereka.’Sementara suara gemercik air shower dari kamar mandi yang tak ditutup pintunya masih terdengar diikuti oleh nyanyian kecil dari Bella y
Baca selengkapnya

Bab 26 : Keributan berujung pindah rumah

“Mami...!” panggil Erlangga saat masuk ke ruang tamu.“Er..., Maafkan Mami.., sayang.” Dipeluknya putra tunggalnya yang selama ini menjadi kekuatan atas hidupnya.“Er, selamat ya..., Maaf waktu itu kami nggak memberikan kamu izin,” ucap Herlambang.Walaupun sebenarnya, Herlambang sama sekali tidak tahu menahu perihal penolakan Tiara memberikan restu pada pernikahan Erlangga dan Bella, saat keluarga Bella ke rumah mereka. Semua itu diketahuinya, saat Tiara bercerita di rumah ketika mereka tidak diperbolehkan masuk ke rumah Bella.“Apa kabar Pak, Buu...,” sapa Nata Atmaja menyalami kedua orang tua Erlangga.“Baik Pak...,” sambut Herlambang. Tetapi, Tiara yang masih merasa kesal dengan kejadian pagi tadi hanya terdiam, memandang tajam ke arah Nata Atmaja yang sebenarnya sama sekali tidak mengetahui kejadian sebenarnya.“Ibu..., Bapak..., Silakan diminum...,” sapa Elizabeth yang keluar bersama seorang pembantu yang mengekor di belakangnya.“Apa ini aman?” tanya Tiara memandang ke a
Baca selengkapnya

Bab 27 : Kejadian di Taman

Sekitar pukul 6 pagi, seperti biasa Elena bangun dan ikut masak untuk sarapan pagi. Saat itu pelayan bagian dapur yang biasa menyiapkan masakan di pagi itu tengah sibuk membuat nasi goreng seafood kesukaan Erlangga dan keluarga itu.Elena yang melihat, Suti pelayan bagian dapur menyiapkan hidangan nasi goreng seafood yang cukup banyak pun menegurnya.“Mbak Suti, masaknya banyak banget? Nanti dimarah Nyonya Tiara kalau sampai kebanyakan seperti ini,” tegur Elena yang setiap pagi menyiapkan susu ibu hamil sendiri.“Pagi Nyonya..., Semalam Nyonya besar minta saya masak untuk 5 orang,” jawab Suti menoleh ke arah Elena dan kembali sibuk dengan penggorengannya.“Untuk 5 orang...? Oh, mungkin ada teman mami yang mau sarapan bareng, kali yaa...,” ucap Elena membawa susu hamil dan duduk di meja makan.“Bukan Nyonya..., Kata Pak Dimas..., Tuan Erlangga sama istrinya ke rumah semalam. Mungkin Nyonya Elena udah tidur,” ucap Suti yang mengetahui hubungan antara mereka.Mendengar cuitan Suti,
Baca selengkapnya

Bab 28 : Dua wajah Ermitha

Sementara itu, di tempat terpisah tampak Jamila tengah jalan santai di sebuah taman bersama Alexander pada pukul 7 pagi. Sejak kematian tragis seluruh anggota keluarganya, Jamila memilih tinggal di Perth pada sebuah apartemen milik almarhum suaminya. Sedangkan, Alexander sendiri menyewa apartemen dekat kampusnya. Jarak tempuh dari apartemen milik Jamila ke apartemen Alexander bekisar 30 menit.Awalnya, Jamila ingin melahirkan di Perth. Namun, saat mendapatkan undangan pernikahan dari Erlangga, Jamila pun mengurungkan niatnya untuk kembali ke Perth. Walaupun, Jamila punya rumah yang diberikan oleh almarhum suaminya, ia lebih suka tinggal di rumah Alexander. Apalagi, ketiga kakak perempuan Alexander sudah menikah dan tinggal di rumahnya masing-masing.“Lex..., Istirahat dulu. Capek,” pinta Jamila duduk di bangku taman dan berselonjor kaki.“Ini minum airnya.” Alexander memberikan satu botol air mineral yang dibeli saat mereka memutari taman tersebut.Usai meneguk air, Jamila pun mem
Baca selengkapnya

Bab 29 : Cumbu Rayu

Erlangga yang marah pada Bella, masuk ke dalam kamarnya. Bella yang ada dibelakang Erlangga, terus mengikuti langkah lelaki yang dicintanya.“Er! Pasti kamu masih sayang kan, sama si kampungan itu!” umpatnya sesampai di dalam kamar.Erlangga yang marah melihat kelakuan Bella, menatap tajam ke arah wanita tersebut. Lalu, dengan kasar Erlangga memegang dagu Bella.“Aku peringatkan padamu! Jangan sesekali menghina Elena seperti itu! Dan kalau aja kamu berpikir aku masih ingin bersama Elena..., lebih baik kamu pergi dari sini!” ancam Erlangga dengan keras.Mendengar ancaman Erlangga, Bella pun merunduk dan memegang kaki Erlangga dan menangis sejadi-jadinya.“Maafkan aku..., aku janji nggak begini lagi. Maafkan, aku..., Er..., hikss...,” tangis Bella tersedu-sedu.Ada perasaan sedih teramat sangat dalam, kala Erlangga mendengar tangis Bella. Selama ia bersama Elena, tidak pernah sekali pun, membuat nangis dan bersikap keras pada Elena. Namun, entah mengapa pada Bella, Erlangga bersik
Baca selengkapnya

Bab 30 : Er mulai bicara Tahta

Usai membersihkan diri, Herlambang pun keluar dari kamar Elena. Disaat bersamaan, Tiara yang naik ke lantai satu, baru saja menapaki langkahnya ke lantai satu dan mendapati Herlambang keluar dari kamar Elena. “Ehemmm!” Herlambang yang terkejut dengan suara dehem tersebut menoleh ke arah suara dan tampak salah tingkah kala Tiara menatap dirinya tanpa ekspresi apa pun.Namun dalam hati yang terdalam, hati Tiara bergemuruh menyaksikan lelaki yang sangat dicintanya keluar dari kamar Elena, calon madunya.“Tia, apa kamu sudah sarapan?” tanya Herlambang kikuk dengan sesekali memalingkan wajahnya ke arah balkon lantai satu.“Sudah,” jawab singkat Tiara melangkahkan kakinya ke kamar dan saat di depan pintu kamarnya, wanita yang masih tampak cantik dan judes itu balik bertanya pada Herlambang tanpa menoleh ke arahnya.“Kamu dan Elena, udah makan juga kan?” tanyanya dengan tubuh mematung di depan pintu kamar.“Kami? Hmmm..., belom,” jawab Herlambang berdiri memandang punggung Tiara.D
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status