Beranda / Urban / Aku Sang Pria Pemuas / Bab 101 - Bab 110

Semua Bab Aku Sang Pria Pemuas: Bab 101 - Bab 110

478 Bab

Bab 101: Tak Sengaja Terdampar ke Surabaya

Kandi tanpa lelah ikut membantu memindahkan angkutan palawija yang akan di kirim ke Surabaya. Padahal Paman Ilui minta Kandi istirahat saja.Namun anak ini memiliki stamina yang kuat, makan 3 piring plus sempat tidur hingga 3,5 jam membuatnya fresh lagi.Dan inilah yang tak di duga-duga, saking capeknya, dan menunggu antrean masuk kapal barang kelamaan.Kandi iseng-iseng istirahat, keenakan istirajta Kandi malah ke tiduran di bak truk ini, yang akan angkut palawija ini ke…Surabaya.Sang sopir, Mang Tejo dan Arun, kernetnya sama sekali tak tahu, ada anak remaja tanggung yang tadi turut memindahkan barang ke truknya, terbawa truknya ke Surabaya. Di pikirnya Kandi ikutan Paman Ilui lagi pulang kembali ke Kabupaten Muara Hitam.Kandi yang ketiduran karena kecapekan, tak sadar sama sekali, kalau truk ini sudah masuk ke dalam kapal barang, yang akan berlabuh ke Surabaya. Padahal tujuan Kandi semula adalah ke Banjarmasin, bukan ke Surabaya.Begitu kapal ini sudah berlayar, kaget bukan main K
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-27
Baca selengkapnya

Bab 102: Ngaku ke Polisi, Tak Sadar Ikutin Jejak Kakek dan Ayahnya!

Kandi dengan lihai mampu mengelakan tusukan belati itu, merasa serangannya mampu di elekan. Preman ini makin marah, rekannya yang tadi sempat terjerembab ke tanah berlumpur juga sangat marah.Kini Kandi dia bangkit dan mencabut belatinya lalu mengeroyok remaja tanggung ini.Takutkah Kandi? Ternyata justru sebaliknya, remaja tanggung ini benar-benar marah, dia malah dengan nekat melawan.Begitu datang serangan mengarah ke perutnya, Kandi memiringkan tubuhnya, lalu dengan pukulan mirip upprecut dia layangkan dan pas kena dagu si preman ini.Aughh…preman ini langsung tersungkur dan tak bangun-bangun lagi, di saat bersamaan Kandi kembali harus menghindari tusukan yang di lancarkan si preman yang terjerembab tadi.Dengan kemarahan meluap Kandi menendang sekuatnya orang ini dan tepat kena perut. Hingga orang ini terduduk, belatinya terlepas dari tangannya. Dengan menahan sakit si preman bangkit dengan langkah sempoyongan.Kandi mengambil pisau yang terlepas tadi, dan crassss…crasss…crasss….
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-27
Baca selengkapnya

Bab 103: Ziarah ke Makam Bunda dan Kakak

Banyak yang kecele dengan penampilan Kandi, dikira dia sudah menjadi seorang pemuda, padahal usianya baru jalan 15 tahunan. Wajahnya yang selalu serius penyebabnya.Celana jeans dan baju kaos di padu jaket denim pemberian Bripka Yono, yang sudah Kandi anggap orang tua angkatnya ini cocok sekali di badannya. Juga sepatu kets bekas, yang ukuran kakinya cocok di kaki Kandi, tapi masih layak pakai.Setelah membeli tiket ekonomi seharga 550 ribu, Kandi pun naik kapal besar ini selama 3 hari 2 malam. Perjalanan lancar, karena tak ada gelombang tinggi. Untuk ngirit biaya, Kandi terpaksa hanya makan sekali sehari di kapal ini, yang harganya lumayan mahal.Kandi sangat antusias, dia seolah travelling saja, karena akan menuju ke sebuah pulau yang sama sekali tak di kenalnya. Kecuali hanya lewat bacaan di buku sekolah dan juga melihat tayangan di TV atau baca koran bekas.Kandi yang terbiasa tidur di mana saja, bisa nyenyak di kapal besar yang berpenumpang lebih 1000 orang ini.Begitu sampai di
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-28
Baca selengkapnya

Bab 104: Ditampung Wanita Cantik, yang Ternyata...?

“Nggak usah bu, aku tadi refleks saja menolong, ibu tak apa-apa..?”“Duhh tanganku lecet, kakiku juga kayaknya terkilir,” sahut wanita ini meringis dan baru sekarang sadar lengan dan kakinya terluka.“Ibu bisa bawa motor untuk berobat ke rumah sakit atau puskesmas nggak?” tanya Kandi lagi, sambil mendirikan motor yang terjatuh tadi.“Nggak tahu dek, duhh dasar jambret sialan!” kutuk wanita ini berjalan terpincang-pincang menuju motornya.Karena melihat wanita ini agak kesakitan, juga atas saran beberapa warga yang berkerumun dan sempat menyaksikan aksi Kandi tadi. Mereka minta remaja tanggung ini sekalian saja menolong membawa wanita ini berobat.Kandi pun mengiyakan, dia kini membawa motor ini dan si wanita ini duduk di jok motornya dengan berpegangan erat di badan kokoh Kandi.“Maaf ya bu, baju saya bau apek!”“Tak apa, yang penting kamu orang baik,” sahut si wanita ini cuek, sambil terus berpegangan ke tubuh Kandi.Setelah berobat di IGD puskesmas, wanita ini lalu meminta Kandi kem
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-28
Baca selengkapnya

Bab 105: Ternyata…Open BO

Suatu hari…!Kandi pulang agak malam, ada kerjaan lembur yang tak bisa ditunda, karena pemiliknya ingin segera mengambil mobilnya isok pagi.Setelah pekerjaannya beres dan kembali di puji Mang Atok, Kandi dan dua pegawai lainnya permisi pulang, sambil mengantongi bonus lumayan besar dari bos bengkel ini.Kandi punya kebiasaan mandi langsung di bengkel ini, sehingga badannya tetap bersih dan harum setelah pulang kembali ke rumah Tante Nova.Kandi malam ini bermaksud ke mal mau beli pakaian baru, karena dia dapat bonus gede malam plus gaji bulan ini, yakni 3,5 juta dari Mang Atok.“Masih sempat, belum tutup, biasanya kan tutup jam 11 malam,” pikir Kandi, lalu menggeber motor jadulnya, hadiah dari Mang Atok yang sudah dia modif, lalu menuju ke mal terbesar satu-satunya yang ada di kota Bagoya ini.Kandi memilih satu jeans yang sejak dulu dia sukai dan idam-idamkan, yang identik dengan angka 5*1.Apalagi dia melihat discon gede-gedean, hampir 40 persen. Dari harga 1 jutaan jadi 600 ribuan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-29
Baca selengkapnya

Bab 106: Pelajaran Jadi Lelaki Dewasa

Nova tertawa geli melihat Kandi terpejam-pejam saat meminum minuman berakohol untuk pertama kalinya. Malam ini keduanya sengaja ke kafe merangkap pub, untuk rayakan ulang tahun Kandi yang ke 17 tahun.“Kok rasanya pait dan bau Ka Nova?” seru Kandi hampir terbatu-batuk, Nova yang sudah anggap Kandi adik angkatnya, sengaja meminta Kandi jangan lagi panggil tante, tapi di rubah jadi kaka.“He-he dasar bocil gede, kamu mulai malam ini sudah boleh minum itu, karena usia kamu 17 tahunan tauu…!” Nova terkekeh melihat kelakuan Kandi yang dianggap-nya lucu ini, lalu mencomot rokoknya dan mengisapnya dengan santai.Aseek ngobrol berdua, datang seorang laki-laki yang mendekati keduanya. “Heii Nova, lama tak melihat kamu nih…malam ini temani aku yukss!” tanpa basa-basi pria ini mendekati dan merayu Nova.“Aku tak selera, malam ini aku lagi temani adik-ku ultah, sono pergi jangan ganggu!” elak Nova dengan ketus.Pria ini kaget, baru sadar ada remaja tampan di depan Nova, kaget juga dikatakan si re
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-29
Baca selengkapnya

Bab 107: Nasib Tragis Nova

“Sayang, jemput kaka ya di hotel A malam ini, bawa mobil, jangan bawa motor!” Kandi langsung membalas ya. Malam ini Nova kembali dapat klien untuk berkencan, dengan bayaran 2 juta shortime.Nova sudah berencana, setelah ini dia akan berhenti menjadi wanita open BO. “Umur kaka sudah 30 tahunan lebih…saingan juga banyak. Setelah ini kaka akan menikmati masa tua sambil bantu kamu sampai lulus kuliah kelak..!” itulah janji dan tekad Nova, yang makin sayang dengan remaja tampan ini. Kandi tak berani melarang, karena sejak belum kenal dengannya, profesi Nova adalah wanita penghibur. Padahal semua gajinya pasti diberikan ke Nova dan diam-diam disimpankan wanita ini.Karena Kandi bercita-cita tinggi…yakni jadi dokter.Tak pernah sekalipun remaja yang makin tampan tapi berwajah dingin ini sadar, kalau malam ini akan ada insiden yang tak dia duga-duga.Seperti biasa, Kandi menunggu di parkiran hotel dengan sabar, tapi tiba-tiba ponselnya berbunyi.“Kandi tolongggg…aku di kamar 1156, aku di tu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-30
Baca selengkapnya

Bab 108: Ibu Muda Satu Anak

“Jadi begitulah Kandi, Ibu Nelly dan abangku Mulyana Suherman hanya memiliki anak bernama Ange, yang juga mendiang kakak kamu itu. Makanya aku agak kaget, ibu Nelly mempunyai anak lagi yakni dirimu…!” Iyan Suherman kini menatap wajah Kandi.“Jadi…Om juga tak tahu, siapa suami kedua bundaku..?” Iyan Suherman langsung menggeleng, Kandi kini terdiam lama.“Andai kamu ketemu dengan seorang pria bernama Harun itu, yang tadi kamu katakan kerabat ibu Nelly dan menjual rumah peninggalan ibu kamu tersebut. Mungkin nama suami kedua ibu-mu ini akan ketahuan siapa.”Kandi kini benar-benar tak bisa lagi bicara. Iyan Suherman jadi iba melihat remaja ini, yang terlihat syok begitu.“Maaf Kandi, hubungan ibu kandung kamu itu dengan keluarga besar Om, ku akui kurang begitu akrab. Karena kami baru tahu kalau Abang Mulyana memiliki istri siri setelah beliau meninggal..!” Kandi hanya bisa terhenyak, dia menyandarkan punggungnya ke jok kursi, buntu lagilah otaknya, misteri ayah kandungnya hingga kini bel
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-30
Baca selengkapnya

Bab 109: Pembunuh Nova Ternyata…?

Seminggu kemudian, di hari Minggu Kandi kembali bersantai di rumahnya, namun lagi-lagi dia kaget, saat mendengar ada pertengkaran di sebelah rumah bidakannya.Walaupun terganggu, tapi Kandi tetap tak ingin ikut campur persoalan rumah tangga Sisca dan suaminya ini. Biarpun masih remaja, Kandi paham, urusan rumah tangga menjadi private suami istri.“Hmm…pasti suami mba Sisca datang lagi dan mereka bertengkar! Kasian sekali mba itu, dapat suami kok istrinya banyak dan ringan tangan! Tak tanggung jawab lagi.” batin Kandi dan kini sengaja bersantai di teras, sambil merokok dan menikmati kopi panasnya.Di depan kos ini ada mobil milik suaminya, Kandi diam saja dengan tenang, dia benar-benar tak mau ikut campur urusan rumah tangga orang lain.Tiba-tiba terdengar bunyi tamparan berkali-kali, dan Sisca mengerung menangis. Kandi kaget, tapi dia tetap bertahan dan tidak mau ikut campur.Walaupun hatinya tak tega mendengar wanita ini kena tampar hingga berkali-kali dan bentakan-bentakan dari suam
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-31
Baca selengkapnya

Bab 110: Suatu Malam Ketika Hujan Deras dan Mati Lampu

Sore ini Sisca tak jadi jemput anaknya, karena hujan deras, dan ketika dia datang ke rumah bidakannya naik ojek. Saat bersamaan Kandi juga datang, sehingga mereka barengan tiba.Tiba-tiba…blappp…listrik mati.Sisca pun kaget, dia lalu cari lilin dan menyalakannya. Karena hari sudah senja dan kini makin gelap, karena awan hitam dan hujan yang sangat deras.Tok..tok…!”Kandi membuka pintu dan heran melihat Sisca sudah ada di depan pintu rumah bidakannya.“Kenapa mba Sisca..?”“Aku phobia gelap dan hujan…temani ngobrol ya mas!”Dengan singkat Sisca yang masih kenakan seragam kerjanya sebut agak ngeri berada sendiri di kamarnya, lalu minta Kandi menemainya ngobrol di kamar nya ini.“Baik mba, bentar aku matikan lilin dulu. Nanti aku susul ke kamar mba!”Kini keduanya ngobrol santai sambil di temani kopi panas dan kue yang tadi di beli Sisca. Hujan masih turun dengan deras dan listrik pun juga belum nyala hingga kini.“Maaf ya mas, aku ganti baju dulu!”Sisca pun berdiri lalu menuju lemari
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-31
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
48
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status