Aku pulang terlambat dari biasanya. Ada mobil Mbak Ainun terparkir di halaman. Jadi ingat, beberapa hari yang lalu saat Umi mengabarkan pada Mbak Ainun tentang rencana khitbahku. "Nis ... Mbakmu mau bicara sebentar ini." Umi mengangsurkan ponsel padaku. "Assalamualaikum, Nis," ucap Mbak Ainun. Suara khasnya yang renyah langsung memenuhi ruang dengarku."Waalaikumsalam, Mbak ...." "Nis, kamu sudah beli baju belum untuk acara khitbahmu besok? Aku bawakan ya, di sini bagus-bagus loh, modelnya." Mbak Ainun memang sangat baik padaku, setiap kali berkunjung ia selalu membelikanku sesuatu. Entah tas, sepatu, kerudung, gamis, atau apa pun. Kebetulan ukuran kami sama, jadi tidak kesulitan mencari yang pas kupakai. Dia juga tahu, biru adalah warna favoritku. "Terima kasih, Mbak .... Tapi, maaf jangan repot-repot .... Baju lamaku banyak dan masih pantas untuk dipakai." Aku buru-buru menolak, tidak enak rasanya terlalu sering mendapat hadiah darinya. Selain itu, aku selalu ingat pesan almarh
Read more