Home / Urban / Lelaki Tak Terkalahkan / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Lelaki Tak Terkalahkan: Chapter 101 - Chapter 110

121 Chapters

Bab 101: Masih Ada Cara Lain

"Pilihan terbaik bagimu adalah menyerahkan Batu Mustika Arceyst sekarang juga, sebelum aku kehabisan kesabaran lalu membakarmu menjadi abu!"Di hadapan makhluk raksasa yang sangat menakutkan itu, Tristan sama sekali tidak terlihat inferior.Sebaliknya, Tristan sangat mendominasi, dan memiliki posisi tawar yang kuat.Naga Arceyst sempat merasa gentar melihat api hitam di tangan Tristan, sebelum akhirnya ia tertawa keras."Hahaha ... manusia bodoh!"Tristan sedikit bingung melihat tingkahnya, lalu bertanya dengan dingin. "Kau benar-benar ingin merasakan keganasan api hitam ini?""Aku akui elemen api hitammu itu memang sangat mengerikan. Namun, apakah kau benar-benar berpikir api hitam itu mampu membakarku?" balas Naga Arceyst mengejek.Kemarahan Tristan melonjak, terlebih lagi dia memang bukan pribadi yang lamban dalam mengurus suatu masalah.Bagi Tristan, segala yang diselesaikan lebih cepat, akan selalu menjadi lebih baik.Tristan memusatkan lebih banyak energi sejati, membuat kobaran
last updateLast Updated : 2023-10-23
Read more

Bab 102: Harapan Terselubung

Makhluk raksasa itu tidak tahu apa yang dilakukan Tristan, hanya bisa melihat puluhan cahaya halus melesat ke arahnya dengan kecepatan ekstrim, lalu menembus di antara celah sisik tebalnya."Rrroaaarr!"Naga Arceyst mengeluarkan auman membahana, sebelum akhirnya jatuh ke tepi kawah dan tidak bisa bergerak lagi.Itu adalah teknik akupuntur Jarum Tujuh kehidupan, Tristan membalikkan metode penggunaannya hingga beralih fungsi melumpuhkan titik-titik vital di tubuh Naga Arceyst."Bagaimana dia menguasai begitu banyak kemampuan di usia yang begitu muda?" Berdiri di seberang kawah, Allina Mount menatap Tristan tanpa berkedip.Semakin banyak dia menghabiskan waktu bersama Tristan, semakin banyak pula dia melihat keistimewaan Tristan.Saat pertama kali bertemu di Gunung Aclair, dia menganggap Tristan adalah orang bodoh yang tidak sayang nyawa.Kenyataannya Tristan adalah pemain utama pada hari itu, dan membuat Allina yang sebelumnya banyak bicara jadi malu sendiri.Setelah kemenangan telak Tri
last updateLast Updated : 2023-10-24
Read more

Bab 103: Anak Dalam Ramalan

Setelah Allina Mount pergi, Tristan mengeluarkan satu Batu Mustika Arceyst dari saku celana, lalu berjalan ke tengah-tengah perkebunan sisik naga.Di sana Tristan mulai melakukan ritual pemurnian. Dia mengekstrak mustika Arceyst hingga menjadi serbuk halus, lalu meniupnya ke segala penjuru lahan.Setelahnya, Tristan dapat merasakan aura kematian di sana telah sepenuhnya diatasi, jadi Tristan tidak perlu khawatir lagi tumbuhan sisik naga akan mati sewaktu-waktu.Tristan pulang ke rumah, lalu tidur dengan tenang. Keesokan harinya Tristan beraktivitas seperti biasa, membantu para pekerja di kebun.Melihat tumbuhan sisik naga tumbuh semakin subur, Tristan merasa lega dan berpikir akan menyusul Alea pulang setelah kompetisi bela diri di Bukit Tembaga.Sore harinya, Tristan mengajari Dena berlatih seni bela diri, sekalian ia sendiri berolahraga untuk membentuk masa ototnya.Rutinitas yang sama terus berulang selama berhari-hari. Di hari ketiga, terlihat ada banyak orang asing yang mendatang
last updateLast Updated : 2023-10-25
Read more

Bab 104: Apakah Ada yang Salah?

"Kakak, mengapa kau tiba-tiba menanyakan ulang tahunku? Apakah kau bermaksud memberiku hadiah?" tanya Dena dengan polosnya.Tristan mengangguk. "Hmm ... kau ingin hadiah apa?"Dena tersenyum riang selayaknya kebanyakan gadis kecil lain. "Ulang tahunku dua hari lagi.""Dua hari lagi?"Mendengar kata dua hari lagi, sontak membuat raut wajah Tristan sedikit menegang. Tristan terdiam untuk beberapa saat dan hatinya bergetar."Namun, kau tidak perlu repot untuk memberiku hadiah, aku tidak mengharapkannya. Lagi pula aku sudah sangat senang kau bersedia menagajariku bela diri. Mengetahui pelatihku adalah seorang kultivator yang disegani oleh orang-orang dari Perguruan Tapak Dewa, rasanya sangat membanggakan!" lanjut Dena.Anak perempuan itu belum menyadari perubahan di wajah Tristan. Ketika melihat Tristan, barulah dia merasa ada yang aneh. "Apa Kakak sedang mencemaskan sesuatu?" tanyanya."Tidak ada!" Tristan menggeleng pelan, mencoba merahasiakan apa yang ia khawatirkan.Meskipun Dena adal
last updateLast Updated : 2023-11-04
Read more

Bab 105: Aku Adalah Calon Suaminya

Pemuda itu menatap Tristan dengan sarkas, memperlihatkan ekspresi jijik karena merasa Tristan sedang berpura-pura bodoh.Saat ini jelas-jelas Tristan sudah memantik api kemarahan dan kedengkian di hati banyak orang, hanya karena ia terlihat begitu akrab dan dekat dengan Allina Mount.Setelah mempertontonkan pemandangan yang membuat orang iri, bisa-bisanya dia malah bertanya apakah ada masalah, bukankah itu namanya terlalu tidak tahu diri?"Dari sekte mana kamu berasal?" tanya pemuda tersebut tanpa basa-basi sambil menghunus tatapan tajam untuk mengintimidasi Tristan."Bukan dari sekte mana pun," jawab Tristan acuh tak acuh."Sialan!" Mendegar Tristan tidak memberi jawaban yang jelas, pemuda yang tak lain adalah Mateo Qion dari Sekte Tangan Darah itu mengumpat kasar.Terlebih lagi Tristan bersikap seakan tidak menghargai dirinya, yang tentu saja membuatnya semakin kesal.Dia lantas menunjuk Tristan dengan arogan. "Kau jangan coba-coba mempermainkanku, apa kau tidak tahu siapa aku?" Tri
last updateLast Updated : 2023-11-25
Read more

Bab 106: Sesuatu yang Istimewa

Tristan tampak tidak bereaksi sama sekali. Namun, ayunan tangan Mateo Qion tidak pernah mencapai sasaran, dan ia malah terlempar beberapa meter ke belakang.Hal memalukan tersebut sontak membuatnya menjadi tontonan banyak pasang mata.Mateo Qion sangat marah, dia ingin memaki tapi langsung menutup mulut kembali ketika melihat pria berjubah putih dengan postur tinggi besar yang memukulnya, tak lain adalah ayahnya sendiri."Mateo, apakah kau tidak bisa berhenti membuat onar dan mempermalukan dirimu sendiri?" geram Magnus Qion sambil menatap dingin pada putranya.Mateo Qion menghela napas kasar, jelas-jelas dia telah diremehkan oleh Tristan, jadi dia tidak mengerti apa yang membuat sang ayah menghalangi dirinya untuk memberi pelajaran kepada Tristan."Ayah, bukan aku yang memulai, tapi orang itu yang terlebih dulu memancing kemarahanku!" ujar Mateo Qion tidak terima."Tidak peduli peduli apa pun alasanmu, cepatlah kembali ke tempat dudukmu!" bentak Magnus.Mendengar perkataan tegas sang
last updateLast Updated : 2023-11-27
Read more

Bab 107: Senjata Legendaris

Butuh waktu yang cukup lama sampai cahaya menyilaukan itu meredup, yang kemudian membuat semua mata terfokus pada satu arah.Di tengah-tengah arena, kini muncul, sebuah menara yang sebelumnya tak kasat mata.Di puncak menara itu terdapat kotak kaca, dan di dalam terdapat sebuah kipas yang sangat menakjubkan. Memancarkan merah dan hijau, berbentuk seperti merak yang tengah mengembangkan ekornya."Ayah, bukankah itu ada Kipas Tifanka yang sering diceritakan orang-orang dalam legenda?"Mateo Qion menoleh ke samping, bertanya pada ayahnya dengan suara pelan."Benar, aku tidak menyangka ternyata Perguruan Tapak Dewa menyimpan harta karun yang menjadi incaran pebela diri dari seluruh penjuru dunia."Magnus Qion mengangguk seraya menghela napas dalam-dalam, tatapannya menyorot lurus ke depan dengan kelopak mata bergetar.Sementara itu para seniman bela diri yang ada di sana juga berbisik-bisik satu sama lain, dengan mata menatap ke atas menara dengan penuh minat.Sebelum hari ini, mereka ber
last updateLast Updated : 2023-11-30
Read more

Bab 108: Jadilah Milikku!

Dena menatap Tristan dengan mata menyipit, sekilas perkataan Tristan terdengar seperti bualan bagi indra pendengarannya.Lagipula, kultivator mana yang tidak membutuhkan senjata legendaris sekaliber Kipas Tifanka? Apalagi senjata itu dapat membuat basis kultivasi seseorang meningkat hingga beberapa level."Adik kecil, jalan dari seorang kultivator itu berbeda-beda. Sedangkan aku, adalah kultivator yang tidak membutuhkan senjata pusaka apa pun untuk meningkatkan diri. Aku dengan kedua kakiku berpijak di bumi, dan kedua tanganku sudahku mampu menggapai langit!""Kakak, bisakah kau berhenti membual kepada anak kecil ini?" Dena melengos dengan wajah cemberut.Dena tahu level kultivasi Tritan cukup tinggi, dan bahkan menjadi tamu kehormatan di Perguruan Tapak Dewa.Namun, bolehkah seseorang berkata dengan begitu sombongnya?Melihat ekspresi kesal di wajah Dena, Tristan pun tertawa ringan dan kembali berkata, "Adik kecil, sebenarnya aku bukan ingin menyombongkan diri, tapi tadi itu, apa kau
last updateLast Updated : 2023-12-24
Read more

Bab 109: Semuanya Gagal

Kini fokus semua mata tertuju pada Garret Vald, mereka menantikan apa yang akan terjadi ketika Garreth menyentuh pelindung Kipas Tifanka."Aaaah."Garreth berteriak keras, dia mencoba mengerahkan seluruh kekuatannya. Namun, kekuatan spiritual yang melindungi kipas legendaris tersebut sama tidak mampu ia terobos."Hmmm?"Merasa tidak puas, Garreth mencoba mengalirkan lebih banyak energi internal ke lengannya. Bagi Garreth, mendapatkan Kipas Tifanka adalah harapan terbesar agar dirinya menjadi lebih kuat, juga untuk meningkatkan pamor sektenya yang selama ini dipandang sebelah mata.Sialnya, tidak peduli sekeras Apa pun ia mencoba, semua usahanya tetap gagal. Bahkan kini tubuhnya harus terpental dari atas menara, dan jatuh menghantam tanah hingga memicu kepulan debu yang cukup pekat.Garreth lantas berdiri dengan tubuh gemetaran, tarikan napasnya terngah-engah, dan ia mengeluarkan banyak keringat dingin."Hahaha ... dasar Garreth, percaya diri sekali dia mencoba paling awal, pada akhirn
last updateLast Updated : 2023-12-27
Read more

Bab 110: Hari Pembalasan

"Siapa orang itu?"Sebagian orang tribun memang belum mengenal siapa Tristan, dan kini mereka menatapnya dengan penuh tanya.Kecuali dikarenakan keributan yang nyaris terjadi antara Tristan dengan Mateo Qion, bisa dibilang keberadaan Tristan di sana sama sekali tidak diperhatikan.Terlebih lagi sejak tadi Tristan hanya diam saja, jadi orang-orang berpikir Tristan memang tidak tertarik pada Kipas Tifanka.Namun, di antara para undangan yang hadir, tidak sedikit juga yang telah melihat dengan mata kepala sendiri kehebatan Tristan.Bagi mereka yang ikut menjadi saksi ketika Tristan mengalahkan Caddy Culkin dalam pertarungan di sasana Gunung Aclair, tidak bisa mengesampingkan pemikiran bahwa kipas legendaris itu kemungkinan memang ditakdirkan untuknya.Mateo Qion juga menatap Tristan dengan ekspresi ngeri di wajahnya.Ia berkata, "Ayah, kamu bilang level kultivasi orang itu sudah mencapai Raja Martial Art. Akan sekuat apa dia jika berhasil mendapatkan Kipas Tifanka?"Magnus Qion menggelen
last updateLast Updated : 2023-12-28
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status