Beranda / Urban / Lelaki Tak Terkalahkan / Bab 91 - Bab 100

Semua Bab Lelaki Tak Terkalahkan: Bab 91 - Bab 100

121 Bab

Bab 91: Perubahan yang Tiba-Tiba

Keesokan paginya, Tristan dan rombongan berangkat meninggalkan Kota Daeville di Provinsi River menuju bagian paling utara dari Porovinsi Apollon.Mereka tiba di Danau Gianna menjelang sore. Danau Gianna adalah danau terbesar di Negara Dentalusia yang luasnya mencapai 78,27-ribu KM². Saking luasnya, di tengah-tengah danau itu terdapat sebuah pulau besar yang dibentuk menjadi tiga kabupaten dan satu kota kecil.Untuk mencapai pulau tersebut, Tristan dan rombongan harus menggunakan transportasi air selama tiga jam, sebelum akhirnya tiba di kabupaten yang bernama Kabupaten Danau Seribu ketika menjelang malam.Dikarenakan perjalanan masih jauh, mereka pun mencari penginapan di kota kecil tersebut untuk beristirahat satu malam.Keesokan harinya, dua buah mobil jenis SUV telah menunggu dan mereka melanjutkan perjalanan darat yang sangat jauh.Melintasi pengunungan curam, melewati lembah hijau dengan panorama menakjubkan, melintasi pegunungan lagi, dan begitu pula seterusnya.Sepanjang perjal
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-14
Baca selengkapnya

Bab 92: Bertemu Pembuat Onar

Alea mengangguk lemah, tanpa bisa menyembunyikan kekhawatiran di wajahnya."Aku baru saja mendapat telpon dari Alice, katanya nenek masuk rumah sakit," lirih Alea."Nenekmu?" tanya Tristan dengan dahi berkerut.Selama ini, Tristan memang baru bertemu ayah mertua, ibu mertua, dan adik iparnya saja, tapi belum pernah berjumpa dengan keluarga besar Alea.Jadi Tristan belum tahu jika Alea masih memiliki seorang nenek, dan juga keluarga lainnya."Iya, kata Alice nenek sangat ingin bertemu denganku. Sejak kecil nenek sangat menyayangiku, bahkan nenek adalah satu-satunya orang yang mendukung keputusanku saat kita hendak menikah, kamu ingat itu, kan?"Tristan tentu saja tidak tahu cerita yang dimaksud Alea, tapi dia tetap mengangguk karena dapat memahami kekhawatiran yang dirasakan Alea."Apakah kondisi nenek tidak optimis?" tanya Tristan.Alea menggeleng pelan. "Seharusnya tidak juga, kondisi tubuh nenek memang sudah lama menurun karena pengaruh umur. Hanya saja aku merasa sangat tidak berba
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-15
Baca selengkapnya

Bab 93: Silakan Cari Aku

"Kenapa aku harus takut pada preman kampung sepertimu?" Tristan tersenyum main-main. Melihat Tristan begitu berani, pria pembuat onar itu tersenyum meremehkan sembari melangkah mendekati Tristan.Dia menepuk dada dengan angkuh. "Aku tidak tahu kamu bodoh atau bagaimana, apa kamu tidak kenal siapa aku?""Haruskah aku mengenalmu?" balas Tristan tak peduli."Hehehe ...." Preman itu terkekeh sembari mengamati Tristan dari ujung kepala sampai ujung kaki, "Aku sudah sering bertemu orang bodoh, tapi belum pernah melihat yang sepertimu!"Tristan menggelengkan kepala, dia paling benci berurusan dengan orang yang bermulut besar.Tanpa sempat diantisipasi oleh lawan, tangan ramping Tristan sudah mencengkram kerah baju preman tersebut, lalu menyeretnya keluar seperti anjing.Setibanya di depan warung, Tristan melemparnya hingga tersungkur ke halaman tanah berdebu."Bajingan!"Pembuat onar itu meraung murka, kemudian berdiri dan langsung menyerang Tristan.Namun, tendangan Tristan sudah menghantam
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-16
Baca selengkapnya

Bab 94: Silakan Coba Sendiri

Kepergian Tristan meninggalkan jejak kagum di hati semua orang. Mereka telah lama menantikan hari di mana Taka mendapatkan pelajaran, hingga akhirnya terwujud sekarang ini.Mereka sangat puas, meski menyadari Taka tidak akan tinggal diam, dan pasti akan membuat perhitungan dengan Tristan.Di perjalanan, Tristan menyempatkan diri untuk membeli antiseptik dan plaster kemudian membantu Dena mengobati lukanya."Adik kecil, kenapa sejak tadi kau diam saja?" tanya Tristan pada Dena yang tidak bicara sepatah kata pun sejak mereka meninggalkan warung makan."Huh!"Dena membuang napas kasar, dia tidak habis pikir mengapa Tristan bisa setenang ini, padahal ada masalah besar yang tengah menanti."Kakak, aku benar-benar mencemaskan keselamatanmu sekarang. Taka itu sangat pendendam, dia tidak bisa menang melawanmu, tapi dia bisa meminta bantuan orang-orang dari Perguruan Tapak Dewa untuk membalasmu!""Saat Taka dan teman-temannya berhasil menemukanmu nanti, kau pasti akan habis."Tristan menggeleng
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-17
Baca selengkapnya

Bab 95: Jangan Harap Belas Kasihan

Mendengar Tristan berani menantang secara terang-terangan, Roger dan kelompoknya tercengang dan membeku untuk beberapa saat.Mereka tidak takut, tapi merasa Tristan sangat konyol. Mereka berpikir, apa yang bisa dilakukan Tristan dengan tubuh lemah itu?Orang-orang ini lantas tertawa keras, dan setiap pasang mata menatap Tristan dengan ekspresi jijik yang sangat kental."Orang asing, dari mana keberanianmu berasal, hah? Apa kamu benar-benar tidak takut mati?""Jika kamu merasa hebat hanya karena berhasil mengalahkan Taka, maka kamu salah besar!"Awalnya Roger merasa sedikit iba ketika melihat kondisi fisik Tristan lemah. Namun, pernyataan arogan Tristan membuatnya ingin memberi pelajaran lebih, kalau perlu dibuat sampai cacat atau mati.Melihat pertikaian akan segera pecah, wajah para pekerja di belakang penuh dengan ekspresi ketakutan.Mereka hanya memikirkan satu hal, begitu Roger menyerang, tubuh lembek Tristan tidak mungkin mampu menahannya.Roger adalah salah satu murid dengan peri
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-18
Baca selengkapnya

Bab 96: Yang Salah Akan Dihukum

Kali ini kedatangan rombongan dari Perguruan Tapak Dewa dipimpin oleh seorang wanita muda, dia berhenti melangkah ketika melihat Tristan dari kejauhan."Apakah dia orangnya?"Roger menganggukkan kepala, lalu menjelaskan."Benar, Nona. Dia adalah warga pendatang yang baru dua minggu menetap di sini. Dia mempermalukan kami di depan banyak orang, jika dia tidak ditindak tegas, para warga pasti akan menganggap kemampuan perguruan bela diri kita melemah."Perguruan bela diri Tapak Dewa sudah berdiri sejak awal adanya peradaban di kaki Bukit Tembaga.Sudah ratusan tahun berlalu, Perguruan Tapak Dewa menjadi pelindung sekaligus penjaga keamanan bagi lima desa yang berada di kaki bukit.Eksistensinya sangat dihormati oleh semua penduduk desa."Nona juga perlu waspada saat menghadapinya nanti, meski tubuhnya terlihat tidak proposional, tapi basis kultivasinya lumayan tinggi," tambah Roger mengingatkan."Aku mengerti!" Wanita muda itu mengangguk lalu mempercepat langkahnya untuk menghampiri Tris
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-18
Baca selengkapnya

Bab 97: Dunia Kultivasi

Allina Mount berputar hadap ke belakang, lalu menatap jengah para murid dari Perguruan Tapak Dewa.Detik itu juga kaki jenjangnya mengayun keras, membuat Roger dan kawanannya tersungkur satu demi satu.Allina Mount tidak menyangka orang-orang itu berani mengelabuhi dirinya dengan mengarang cerita yang tidak benar."Kalian mengadu padaku, berkata seseorang dengan sengaja menginjak martabat perguruan kita, tapi kenyataannya malah kalian yang sedang membela seorang pembuat onar. Tindakan kalian ini, jika bukan memalukan, apa namanya?"Dimarahi oleh Allina Mount, Roger dan kawanannya tidak berani berkilah lagi. Mereka tidak berani mengambil risiko, karena tahu betul betapa mengerikan sosok Allina Mount jika sedang marah.Ditambah lagi mereka juga takut membuat masalah jadi semakin rumit setelah mengetahui lawan yang diprovokasi adalah seorang raja martial art."Maafkan kami, Nona. Kami membela Taka demi solidaritas, tidak memikirkan yang lainnya."Allina Mount membuang napas kasar. "Sekara
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-19
Baca selengkapnya

Bab 98: Tawaran yang Saling Menguntungkan

"Untuk apa kau datang kemari?" tanya Tristan dengan tatapan yang sedikit menyipit.Tristan salah menebak, ketika membuka pintu Tristan berpikir yang datang adalah bibi Jana yang kembali dari rumah kerabatnya. Namun, ternyata yang berdiri di teras adalah Allina Mount.Wanita itu datang seorang diri, dengan tangan yang penuh oleh kantong buah-buahan segar."Tuan Graham, ini buah-buahan kualitas terbaik yang ditanam di Bukit Tembaga. Aku secara khusus membawakannya untukmu, anggap saja sebagai bentuk permintaan maaf dan juga ketulusan dariku."Allina Mount menyodorkan kantongan yang dibawanya.Tristan hanya tersenyum sedikit dan melirik dengan acuh tak acuh, tanpa ada niatan untuk menerima pemberian wanita itu."Aku tidak memiliki bisnis denganmu, juga tidak peduli dengan apa yang terjadi tadi sore. Jadi kau tidak perlu sungkan apalagi sampai repot-repot seperti ini, bawa saja kembali!"Selesai berkata, Tristan mundur satu langkah dan hendak menutup pintu rumahnya, tapi dengan cepat dice
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-20
Baca selengkapnya

Bab 99: Mendatangi Kawah Naga

"Nona Mount, tunggu sebentar!" cegah Tristan, "Tawaranmu aku terima, tapi dengan satu syarat."Allina Mount mengurungkan langkahnya. "Apa syaratnya?""Kau harus terlebih dulu membawaku ke kawah naga, sebelum aku berpartisipasi dalam kompetisi bela diri itu."Allina Mount mengangguk setuju. "Tidak masalah, aku siap berangkat kapan saja. Apa kau berencana untuk berangkat malam ini juga?"Tristan ingin mengiyakan, lebih cepat tentunya akan lebih baik.Tristan tidak tahu bagaimana gurunya mendapatkan benih tumbuhan sisik naga, tapi yang jelas itu adalah benih terakhir dan tidak akan ada bibit lainnya jika pembudidayaan kali ini gagal.Hanya dengan mendapatkan Batu Mistis Arceyst, Tristan bisa memastikan tanaman peliharaannya tidak akan mati sewaktu-waktu karena perubahan unsur energi. Namun, Tristan sedikit ragu karena bibi Jana belum pulang, sementara Dena tidak ada yang menemani.Seakan keinginannya untuk berangkat direstui oleh semesta. Tristan melihat bibi Jana datang memasuki halaman
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-21
Baca selengkapnya

Bab 100: Api Melahap Api

Tristan menoleh ke samping dengan tatapan yang sangat serius. "Aku tahu, kamu sebaiknya sedikit menjaga jarak!"Allina Mount tidak membantah, dia langsung beringsut mundur beberapa langkah ke belakang.Sejak pertama kali bertemu, ini adalah kali pertama dia melihat Tristan begitu waspada. Itu artinya Tristan cukup was-was dengan ancaman yang bisa dihadirkan oleh Naga Arceyst.Tristan mendongak ke atas, di mana makhluk raksasa itu tengah berputar-putar di udara. Hembusan napasnya adalah api, membuat udara terasa panas dan bahkan membuat layu daun pepohonan di sekitar.Tristan tahu makhluk itu tengah mencari sosok yang telah mengusik tidurnya.Sesaat kemudian, terdengar suara bergemuruh dari langit."Siapa yang berani mengganggu semediku?"Naga raksasa itu bahkan dapat bicara seperti manusia. Namun, Tristan tidak terlalu kaget. Gurunya pernah memberitahu, konon Naga Archeyst dulunya adalah makhluk langit yang menjadi kendaraan dewa.Ketika pasukan iblis hendak menyerang kerajaan langit,
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-22
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status