"Kenapa aku harus takut pada preman kampung sepertimu?" Tristan tersenyum main-main. Melihat Tristan begitu berani, pria pembuat onar itu tersenyum meremehkan sembari melangkah mendekati Tristan.Dia menepuk dada dengan angkuh. "Aku tidak tahu kamu bodoh atau bagaimana, apa kamu tidak kenal siapa aku?""Haruskah aku mengenalmu?" balas Tristan tak peduli."Hehehe ...." Preman itu terkekeh sembari mengamati Tristan dari ujung kepala sampai ujung kaki, "Aku sudah sering bertemu orang bodoh, tapi belum pernah melihat yang sepertimu!"Tristan menggelengkan kepala, dia paling benci berurusan dengan orang yang bermulut besar.Tanpa sempat diantisipasi oleh lawan, tangan ramping Tristan sudah mencengkram kerah baju preman tersebut, lalu menyeretnya keluar seperti anjing.Setibanya di depan warung, Tristan melemparnya hingga tersungkur ke halaman tanah berdebu."Bajingan!"Pembuat onar itu meraung murka, kemudian berdiri dan langsung menyerang Tristan.Namun, tendangan Tristan sudah menghantam
Kepergian Tristan meninggalkan jejak kagum di hati semua orang. Mereka telah lama menantikan hari di mana Taka mendapatkan pelajaran, hingga akhirnya terwujud sekarang ini.Mereka sangat puas, meski menyadari Taka tidak akan tinggal diam, dan pasti akan membuat perhitungan dengan Tristan.Di perjalanan, Tristan menyempatkan diri untuk membeli antiseptik dan plaster kemudian membantu Dena mengobati lukanya."Adik kecil, kenapa sejak tadi kau diam saja?" tanya Tristan pada Dena yang tidak bicara sepatah kata pun sejak mereka meninggalkan warung makan."Huh!"Dena membuang napas kasar, dia tidak habis pikir mengapa Tristan bisa setenang ini, padahal ada masalah besar yang tengah menanti."Kakak, aku benar-benar mencemaskan keselamatanmu sekarang. Taka itu sangat pendendam, dia tidak bisa menang melawanmu, tapi dia bisa meminta bantuan orang-orang dari Perguruan Tapak Dewa untuk membalasmu!""Saat Taka dan teman-temannya berhasil menemukanmu nanti, kau pasti akan habis."Tristan menggeleng
Mendengar Tristan berani menantang secara terang-terangan, Roger dan kelompoknya tercengang dan membeku untuk beberapa saat.Mereka tidak takut, tapi merasa Tristan sangat konyol. Mereka berpikir, apa yang bisa dilakukan Tristan dengan tubuh lemah itu?Orang-orang ini lantas tertawa keras, dan setiap pasang mata menatap Tristan dengan ekspresi jijik yang sangat kental."Orang asing, dari mana keberanianmu berasal, hah? Apa kamu benar-benar tidak takut mati?""Jika kamu merasa hebat hanya karena berhasil mengalahkan Taka, maka kamu salah besar!"Awalnya Roger merasa sedikit iba ketika melihat kondisi fisik Tristan lemah. Namun, pernyataan arogan Tristan membuatnya ingin memberi pelajaran lebih, kalau perlu dibuat sampai cacat atau mati.Melihat pertikaian akan segera pecah, wajah para pekerja di belakang penuh dengan ekspresi ketakutan.Mereka hanya memikirkan satu hal, begitu Roger menyerang, tubuh lembek Tristan tidak mungkin mampu menahannya.Roger adalah salah satu murid dengan peri
Kali ini kedatangan rombongan dari Perguruan Tapak Dewa dipimpin oleh seorang wanita muda, dia berhenti melangkah ketika melihat Tristan dari kejauhan."Apakah dia orangnya?"Roger menganggukkan kepala, lalu menjelaskan."Benar, Nona. Dia adalah warga pendatang yang baru dua minggu menetap di sini. Dia mempermalukan kami di depan banyak orang, jika dia tidak ditindak tegas, para warga pasti akan menganggap kemampuan perguruan bela diri kita melemah."Perguruan bela diri Tapak Dewa sudah berdiri sejak awal adanya peradaban di kaki Bukit Tembaga.Sudah ratusan tahun berlalu, Perguruan Tapak Dewa menjadi pelindung sekaligus penjaga keamanan bagi lima desa yang berada di kaki bukit.Eksistensinya sangat dihormati oleh semua penduduk desa."Nona juga perlu waspada saat menghadapinya nanti, meski tubuhnya terlihat tidak proposional, tapi basis kultivasinya lumayan tinggi," tambah Roger mengingatkan."Aku mengerti!" Wanita muda itu mengangguk lalu mempercepat langkahnya untuk menghampiri Tris
Allina Mount berputar hadap ke belakang, lalu menatap jengah para murid dari Perguruan Tapak Dewa.Detik itu juga kaki jenjangnya mengayun keras, membuat Roger dan kawanannya tersungkur satu demi satu.Allina Mount tidak menyangka orang-orang itu berani mengelabuhi dirinya dengan mengarang cerita yang tidak benar."Kalian mengadu padaku, berkata seseorang dengan sengaja menginjak martabat perguruan kita, tapi kenyataannya malah kalian yang sedang membela seorang pembuat onar. Tindakan kalian ini, jika bukan memalukan, apa namanya?"Dimarahi oleh Allina Mount, Roger dan kawanannya tidak berani berkilah lagi. Mereka tidak berani mengambil risiko, karena tahu betul betapa mengerikan sosok Allina Mount jika sedang marah.Ditambah lagi mereka juga takut membuat masalah jadi semakin rumit setelah mengetahui lawan yang diprovokasi adalah seorang raja martial art."Maafkan kami, Nona. Kami membela Taka demi solidaritas, tidak memikirkan yang lainnya."Allina Mount membuang napas kasar. "Sekara
"Untuk apa kau datang kemari?" tanya Tristan dengan tatapan yang sedikit menyipit.Tristan salah menebak, ketika membuka pintu Tristan berpikir yang datang adalah bibi Jana yang kembali dari rumah kerabatnya. Namun, ternyata yang berdiri di teras adalah Allina Mount.Wanita itu datang seorang diri, dengan tangan yang penuh oleh kantong buah-buahan segar."Tuan Graham, ini buah-buahan kualitas terbaik yang ditanam di Bukit Tembaga. Aku secara khusus membawakannya untukmu, anggap saja sebagai bentuk permintaan maaf dan juga ketulusan dariku."Allina Mount menyodorkan kantongan yang dibawanya.Tristan hanya tersenyum sedikit dan melirik dengan acuh tak acuh, tanpa ada niatan untuk menerima pemberian wanita itu."Aku tidak memiliki bisnis denganmu, juga tidak peduli dengan apa yang terjadi tadi sore. Jadi kau tidak perlu sungkan apalagi sampai repot-repot seperti ini, bawa saja kembali!"Selesai berkata, Tristan mundur satu langkah dan hendak menutup pintu rumahnya, tapi dengan cepat dice
"Nona Mount, tunggu sebentar!" cegah Tristan, "Tawaranmu aku terima, tapi dengan satu syarat."Allina Mount mengurungkan langkahnya. "Apa syaratnya?""Kau harus terlebih dulu membawaku ke kawah naga, sebelum aku berpartisipasi dalam kompetisi bela diri itu."Allina Mount mengangguk setuju. "Tidak masalah, aku siap berangkat kapan saja. Apa kau berencana untuk berangkat malam ini juga?"Tristan ingin mengiyakan, lebih cepat tentunya akan lebih baik.Tristan tidak tahu bagaimana gurunya mendapatkan benih tumbuhan sisik naga, tapi yang jelas itu adalah benih terakhir dan tidak akan ada bibit lainnya jika pembudidayaan kali ini gagal.Hanya dengan mendapatkan Batu Mistis Arceyst, Tristan bisa memastikan tanaman peliharaannya tidak akan mati sewaktu-waktu karena perubahan unsur energi. Namun, Tristan sedikit ragu karena bibi Jana belum pulang, sementara Dena tidak ada yang menemani.Seakan keinginannya untuk berangkat direstui oleh semesta. Tristan melihat bibi Jana datang memasuki halaman
Tristan menoleh ke samping dengan tatapan yang sangat serius. "Aku tahu, kamu sebaiknya sedikit menjaga jarak!"Allina Mount tidak membantah, dia langsung beringsut mundur beberapa langkah ke belakang.Sejak pertama kali bertemu, ini adalah kali pertama dia melihat Tristan begitu waspada. Itu artinya Tristan cukup was-was dengan ancaman yang bisa dihadirkan oleh Naga Arceyst.Tristan mendongak ke atas, di mana makhluk raksasa itu tengah berputar-putar di udara. Hembusan napasnya adalah api, membuat udara terasa panas dan bahkan membuat layu daun pepohonan di sekitar.Tristan tahu makhluk itu tengah mencari sosok yang telah mengusik tidurnya.Sesaat kemudian, terdengar suara bergemuruh dari langit."Siapa yang berani mengganggu semediku?"Naga raksasa itu bahkan dapat bicara seperti manusia. Namun, Tristan tidak terlalu kaget. Gurunya pernah memberitahu, konon Naga Archeyst dulunya adalah makhluk langit yang menjadi kendaraan dewa.Ketika pasukan iblis hendak menyerang kerajaan langit,
"Ya, apa pun pasti aku lakukan!"Alfred Wilson sebenarnya masih ingin mempertahankan ego di depan Tristan, tapi dia tidak berdaya karena saat ini Tristan adalah satu-satunya harapan yang tersisa untuk kesembuhan istrinya."Baiklah, kalau begitu kalian berdua pergi temui istriku, dan minta maaf padanya. Lalu biarkan juga dia menamparmu seperti yang kau lakukan padanya kemarin malam."Tristan berkata dengan ringan, dan kilasan senyum jahat muncul di sudut bibirnya.Alfred Wilson melotot, tidak masalah baginya harus sedikit merendah di depan Tristan, tapi menemui Alea dan meminta maaf secara pribadi, benar-benar membuat martabatnya habis tak tersisa.Lagipula kapan ada sejarahnya seorang kakek mendatangi cucu untuk memohon maaf?"David, kamu jangan keterlaluan!" bentak Aldric Wilson, dia juga merasa keberatan untuk melakukan permintaan Tristan."Kenapa? Apa kalian berdua tidak mau? Kalau tidak mau juga tidak masalah, aku tidak akan memaksa. Lagipula jika bukan karena Alea, aku tidak pern
"Lancang, beraninya kau bicara seperti itu saat bertemu denganku!"Atmosfir di ruangan itu memanas dalam sekejap, Alfred Wilson menggertakkan gigi, dia ingin maju untuk memarahi Tristan."Ayah, abaikan saja dulu manusia tidak berguna itu, nanti biar aku yang memberinya pelajaran. Saat ini menemukan jalan keluar untuk penyakit ibu jauh lebih penting!"Melihat sang ayah tidak bisa mengendalikan diri, Aldric Wilson buru-buru mengingatkan. Dia tidak ingin ayahnya membuat Hendrik Liam tersinggung karena membuat keributan di ruangan tersebut.Terlebih lagi saat ini mereka sedang membutuhkan iinformasi penting dari Hendrik Liam.Alfred Wilson melengos, dia beralih menatap Hendrik Liam. Ekspresi kesal di wajahnya menghilang seketika, dan berganti dengan senyum menjilat.Dia berkata, ''Dokter Liam, kebetulan sekali Anda sedang berada di tempat. Kami di sini untuk menanyakan informasi keberadaan seseorang, jadi mohon bantuannya."Hendrik Liam tersenyum sarkas. "Apakah kalian sedang mencari seor
Di sisi lain, keluarga Wilson sedikit bernapas lega setelah berhasil mendatangkan seorang ahli bedah terbaik, meski harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit.Begitu tiba di rumah sakit, Dokter Jimmy Laurent, ahli bedah yang didatangkan dengan susah payah oleh keluarga Wilson itu langsung meminta data Nenek Lena kepada tim medis.Sebagai orang yang sangat berpengalaman di dunia medis, dia selalu mempelajari dan mengalisa kasus pasien terlebih dulu sebelum membuat rencana operasi."Dokter, saya belum pernah menemukan pasien dengan riwayat penyakit sekompleks ini," ujar asisten pribadi dokter Jimmy Laurent, wajahnya tampak cemas.Dokter Jimmy Laurent mengangguk, dia juga merasa gelisah setelah membaca riwayat penyakit nenek Lena secara keseluruhan.Tidak ingin gegabah dalam menangani penyakit Nenek Lena sudah begitu memburuk, dokter Jimmy Laurent lantas membawa timnya untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.Kurang lebih dua jam mempelajari kondisi nenek Lena dengan hati-hati, dokter Jimmy
"Tutup mulut busukmu itu dan berhentilah membual! Asal kau tahu saja, Alea. Jika bukan karena permintaan dari istriku, aib keluarga sepertimu tidak akan aku izinkan untuk menginjakkan kaki di rumah sakit ini!" bentak Alfred Wilson.Alea tercekat, dan pada saat bersamaan merasa sangat sedih.Dia hanya sedang berusaha menunjukkan jalan keluar agar neneknya bisa diselamatkan, tapi kakeknya malah sampai hati melontarkan perkataan yang sangat kasar padanya.Meski begitu, Alea sebisa mungkin mengabaikan sakit hatinya. Dia tidak ingin memedulikan hal lain, karena yang terpenting baginya adalah kesembuhan sang nenek tercinta.Alea kembali membuka mulut, dia tidak ingin menyerah begitu saja. "Baiklah, Kek. Tidak masalah jika Kakek tidak mau mempercayaiku, tapi tolong biarkan suamiku mencoba mengobati nenek saat ia datang nanti."Mendengar perkataan Alea, Alfred Wilson justru semakin marah dan tanpa pikir panjang mengayunkan tamparan hingga meninggalkan jejak merah lebam di pipi mulus Alea.Pla
Di rumah sakit Kota Fuji, Keluarga Wilson tengah duduk bersama di ruang tunggu.Masing-masing dari mereka terlihat lesu, setelah mengetahui kondisi terkini nenek Lena.Tim medis baru saja menyelesaikan pemeriksaan secara menyeluruh, kemudian memberitahu pihak keluarga bahwa terdapat tumor ganas kepala di bagian belakang nenek Lena, dan itulah yang menjadi faktor memburuknya kondisi kesehatan wanita tua tersebut.Kondisi terkini nenek Lena dikatakan sangat tidak optimis, dia diharuskan menjalani prosedur bedah selambatnya dalam dua hari kedepan. Jika tidak, nyawanya dipastikan tidak akan tertolong lagi.Keluarga Wilson termasuk salah satu keluarga teratas di Kota Fuji, mereka tentu saja tidak kekurangan uang, dan pasti mampu membayar prosedur operasi meskipun biayanya sangat mahal.Akan tetapi, penyakit nenek Lena sudah sangat kompleks dikarenakan faktor usia, dan sialnya di Kota Fuji belum ada ahli bedah syaraf yang memiliki kemampuan untuk menangani operasi nenek Lena.Negara Dentalu
Aeolus jatuh ke tanah, tubuhnya membusuk dengan cepat sebelum akhirnya hancur menjadi abu."Bisa-bisanya kau ingin kabur setelah membawa kembali kelompok ekstrimis memasuki negaraku!" desis Tristan dingin.Tak lama setelahnya, pihak aliansi bela diri telah sepenuhnya berhasil menghancurkan kelompok estrimis.Allison Mount datang memimpin aliansi untuk menghadap Tristan.Allison Mount langsung membungkuk hormat, diikuti oleh para tokoh senior lainnya."Tuan Graham, aku mewakili aliansi bela diri menuturkan rasa terima yang sebesar-besarnya. Entah apa yang akan terjadi pada kami semua jika kau secara kebetulan tidak ada di sini."Setalah apa yang terjadi hari ini, Allison Mount yang sebelumnya menyapa Tristan dengan sapaan Raja Martial Graham, kini tidak berani lagi menggunakan kalimat tersebut, karena jelas-jelas level Tristan jauh di atas raja martial art.Tristan mengibaskan tangan dengan ringan dan tersenyum rendah hati. "Untuk apa hanya berterimakasih padaku? Bukankah semua orang d
Hanya dalam waktu yang sangat singkat, teknik serangan aneh Bedros sudah berhasil membuat jiwa keduanya terikat, dan hal tersebut membuat Tiristan benar-benar tidak tahu bagaimana harus mengatasinya.Tidak masalah bagi Tristan ketika harus melawan musuh yang sangat kuat, bahkan musuh yang tidak bisa disentuh sekali pun.Namun, cukup sulit bagi Tristan untuk melakukan sesuatu jika jiwa keduanya terikat. Tristan bahkan tidak berani menggunakan api hitam pemusnah jiwa, karena itu dapat membuat dirinya sendiri ikut terbakar.Pada saat ini, Tristan hanya bisa bertahan sekuat mungkin agar jiwanya tidak terhisap ke dalam dimensi buatan Bedros.Tristan juga berpikir keras demi menemukan celah agar terlepas dari teknik aneh tersebut."Mungkinkah teknik ini hanyalah sebuah pengalihan? Bagaimana kalau aku serang saja tubuh aslinya?"Memikirkan kemungkinan tersebut, Tristan langsung melepaskan pukulan lurus berbalut energi sejati ke arah depan.Whuush!Hantaman telak menerpa tubuh Bedros, dan pad
Bola mata Tristan sedikit menyipit, dia menebak Bedros baru saja menelan pil pertumbuhan.Barang yang diciptakan secara khusus di laboratorium Castil Kegelapan itu sangat luar biasa, mampu memicu efek instan dalam pembentukan masa otot, serta memaksakan peningkatan energi internal.Sebelum menelan pil pertumbuhan, Bedros tinggal selangkah lagi untuk mencapai level manusia supreme. Kini berkat pil tersebut, level kultivasinya langsung melonjak tiga tingkatan, yang itu berarti ia sekarang berada di level menengah manusia supreme."Hiaaa!"Seperti tembakan peluru, Bedros melesat ke atas untuk menyerang Tristan."Heh, hanya trik kecil!"Meski sedikit takjub dengan peningkatan kultivasi Bedros, tapi tidak ada banyak perubahan pada ekspresi di wajah Tristan. Dia masih tetap santai dan hanya tersenyum main-main.Menghadapi manusia supreme level menengah, bagi Tristan itu tak ubahnya seperti menindas anak kecil.Terlebih lagi Tristan tahu betul jika sesuatu yang dipaksakan pasti akan memiliki
Begitu Bedros selesai bicara, dia mengepalkan tangannya dan energi internal pun melonjak dengan liar di sekujur tubuhnya.Tritan tersenyum aneh, sejak mendapatkan hidupnya kembali, ini adalah kali pertama Tristan merasa sedikit antusias ketika bertemu lawan.Meskipun Bedros belum sepenuhnya mencapai level manusia supreme, tapi dia tinggal selangkah lagi untuk memasuki ranah manusia supreme.Jadi, setidaknya Bedros dapat memberikan sedikit hiburan bagi Tristan.Tiba-tiba, Tristan melesat dengan cepat dari arah tribun, aliran udara di depannya terbelah dan langsung menuju ke arah Bedros."Hmmm?"Pupil mata petarung elit dari Organisasi Castil Kegelapan itu menyusut. Dia dengan cepat membuat perisai internal untuk membendung kekuatan Tristan.Meski begitu, tubuhnya tetap goyah seakan terdorong oleh kekuatan yang sangat besar."Hiaa!"Bedros berteriak keras, energi internal menyembur keluar dari kepalan tinjunya, kemudian melepaskan pukulan ke depan dan mengadu kekuatan internal dengan Tr