Home / Romansa / Terjerat Pesona Bodyguard / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Terjerat Pesona Bodyguard : Chapter 151 - Chapter 160

163 Chapters

'Ancaman' Axel

Aura pindah ke kamar tamu yang sedikit lebih sempit, tapi tidak masalah, setidaknya Aura tetap bisa menghindar dari terkaman Axel! Pria itu bahaya, Aura harus menjauh dari Axel. Jika tidak, dirinya pasti akan terlena! Tadi saja Aura sudah hampir lupa diri. Untung sesaat sebelum Axel melepas kancing bajunya, kesadaran Aura kembali dalam hitungan detik! Saat itu juga Aura menguatkan hati dan menolak pesona Axel. Memang sulit, tapi Aura berhasil! Well, memang agak sedikit kejam karena membiarkan Axel menderita seorang diri di sana, tapi Aura tidak ingin mengulang dosa mereka. Memang, dirinya sudah terlanjur hamil, tapi bukan berarti mereka bebas melakukannya kan? Dulu Aura melakukannya karena tidak sadar, tapi sekarang Aura dalam keadaan sadar, jadi dirinya tidak boleh terjerumus ke dalam kesalahan yang sama! Wajar jika manusia jatuh ke dalam dosa, tapi tidak wajar jika manusia sengaja hidup dalam dosa! (Jatuh dalam dosa hanya dilakukan sekali dan karena ketidaksengajaan sedangkan hid
Read more

Our Wedding Day

Keesokan paginya…Aura menatap pantulan dirinya di depan cermin. Ini adalah kali kedua Aura mengenakan gaun pengantin, dalam jangka waktu yang berdekatan pula! Memang, Aura mengenakan gaun yang berbeda, bahkan Aura tidak tau menau tentang gaun yang disediakan untuknya! Tapi kali ini Aura merasakan hal yang berbeda.Jika dulu dirinya merasa frustasi karena tertekan, sekarang Aura memang merasa frustasi juga, tapi karena gugup! Serius, kali ini Aura merasa sangat gugup! Sejak tadi jantungnya tidak berhenti berdebar. Aura merasa ini semua seperti mimpi. Sejak awal, Aura tidak pernah berani membayangkan hal ini. Aura tidak pernah membayangkan kalau dirinya akan menikah dengan Axel! Bodyguardnya sendiri! Jalan hidup memang tidak bisa ditebak!Tapi nyatanya inilah yang terjadi. Setelah segala macam hal yang terjadi, sekarang Aura tinggal menunggu waktu hingga dirinya sah menjadi istri dari seorang Axel Xavier! Pria yang awalnya bertugas sebagai bodyguard Aura, tapi sebentar lagi akan ber
Read more

Melayani Hasrat Suami

Papa Charles memandang haru pada Axel dan Aura saat kedua orang itu mengucapkan janji nikah. Akhirnya hari bahagia seperti ini datang juga. Papa Charles menyusut air mata yang mengalir turun begitu saja. Bukan air mata kesedihan, tapi air mata kebahagiaan. Melihat putra tunggalnya bisa menikah dengan wanita yang dicintai membuat papa Charles teringat masa lalu, tapi kini tidak lagi dihantui rasa trauma. Papa Charles sadar kalau dirinya tidak boleh terikat dengan hal buruk seumur hidup.Papa Charles memandang kursi di sampingnya, andai Alena tidak meninggalkannya lebih dulu, pasti sekarang sang istri akan duduk di sampingnya, sibuk menangis karena harus melepas putra semata wayang mereka untuk menempuh hidup baru. Seperti memahami perasaan papa Charles, mama Alena muncul dengan senyum teduh. Bukan muncul dalam artian yang sebenarnya, tapi papa Charles seolah melihat bayangan sang istri sedang ikut berbahagia melihat pernikahan Axel dan Aura.Papa Charles mengangguk pelan, tanpa berka
Read more

#PLEASECOMEBACK

Di dalam kamar mandi…Aura menangkup kedua tangan di depan da-da. Meski tidak melihat secara langsung, tapi Aura sadar kalau Axel menatapnya dengan pandangan lapar! Hal itu membuat Aura jadi gelisah sendiri, membayangkan apa yang akan dilakukan Axel padanya nanti membuat Aura semakin panas dingin!“Berhenti memikirkan hal itu, Aura! Lebih baik sekarang cepat bersihkan make up dan mandi!” gumam Aura, memutus pikiran kotor yang merasuk ke dalam benaknya tanpa izin. Serius, Aura jadi malu sendiri karena membayangkan hal itu! Sepertinya Axel sudah berhasil membuat otak polos Aura ternoda! Aura mengalihkan pikiran dan membersihkan make up, rasanya tidak betah! Aura ingin segera mandi dan tidur! Dirinya lupa, kalau Axel sudah menunggu dengan lapar, mengintai tanpa lelah. Siap memangsa korbannya tepat setelah Aura keluar dari kamar mandi membuat wanita itu tidak akan bisa mengelak dengan alasan apapun!Axel menunggu di kamar dengan tidak sabar. Sudah 30 menit, tapi istrinya masih belum sele
Read more

Menyatu Dalam Gairah

“Apa kamu sudah siap, Baby?” bisik Axel sensual, pria itu menikmati raut kaget di wajah Aura. Terlihat menggemaskan.“Apa kamu tidak bisa memberiku waktu untuk istirahat? Aku lelah!” “Sayangnya tidak bisa. Kamu tau sendiri kalau aku sudah menahannya begitu lama kan? Jadi aku tidak bisa menundanya lagi!” tolak Axel tanpa berpikir.“Tapi…”“Aku tidak menerima penolakan!” sela Axel cepat dan langsung melu-mat bibir Aura, menelan ucapan apapun yang hendak dilontarkan wanita itu.Luma-tan Axel terasa sangat menuntut hingga Aura kewalahan. Axel mencium Aura penuh kerinduan. Sumpah demi apapun, Axel begitu merindukan wanita ini. Tidak heran kalau keinginannya untuk menyatukan tubuh begitu menggebu. Cinta dan nafsu campur aduk menjadi satu bagaikan gelombang tsunami yang bisa menenggelamkan siapapun.Axel ingin mereka menyatu sepenuhnya dalam gairah!Aura pasrah, tidak bisa lagi menolak. Percuma. Axel tidak akan melepaskannya. Bukankah kemarin Aura bilang akan mengizinkan Axel melakukannya j
Read more

Persalinan Yang Mengkhawatirkan

Hari berjalan dengan cepat. Tidak terasa usia kandungan Aura sudah menginjak minggu ke 28 dimana pergerakan wanita itu semakin terbatas. Dengan perut yang semakin membesar membuat Aura tidak bisa leluasa bergerak seperti dulu.Axel selalu mendampingi Aura, entah itu saat di rumah ataupun jika harus check up rutin ke rumah sakit. Tidak pernah sekalipun Axel melupakan tugasnya untuk menjaga Aura.Dokter melihat ke arah monitor dan menunjuk pada satu titik.“Lihatlah, ini bayi kalian. Sudah semakin jelas kan?” tanya sang dokter antusias.Axel mengangguk haru. Sejak pertama kali menemani Aura check up rutin, Axel selalu merasa terharu saat melihat bayinya. Haru bercampur takjub, tidak menyangka kalau sebentar lagi bayinya akan lahir dan Axel bisa menggendongnya!Jujur saja sampai hari ini Axel masih merasa heran dengan kebesaran Tuhan. Bagaimana bisa bayi sebesar itu berkembang di dalam rahim seorang wanita? Dan bagaimana bisa seorang bayi muncul hanya karena lahar panas yang ditabur seor
Read more

Back To Seoul

Axel menunggu dengan gelisah. Kedua tangannya saling bertaut. Axel takut terjadi sesuatu pada Aura. Begitu banyak pikiran buruk berkelebat di dalam benak Axel, namun pria itu berusaha menepisnya jauh-jauh.‘Aura pasti akan baik-baik saja!’ batin Axel, mencoba berpikir positif.Dokter keluar dan langsung disambut Axel dengan panik.“Bagaimana keadaan istri saya, Dok? Baik-baik saja kan?” cecar Axel.Dokter menepuk bahu Axel pelan.“Anda tenang saja, keadaan istri anda tidak mengkhawatirkan. Hal ini disebabkan karena tekanan darah yang menurun drastis. Sebenarnya hal seperti ini jarang terjadi, tapi anda tidak perlu khawatir, saya yakin sebentar lagi istri anda akan siuman,” jelas dokter.Axel menarik nafas lega, dirinya sama sekali buta tentang persalinan, tidak heran saat melihat kondisi Aura seperti tadi, hati Axel langsung dipenuhi rasa panik! Takut Aura pergi meninggalkannya! Beruntung Tuhan tidak memberi cobaan sekejam itu padanya!“Apa saya sudah boleh melihatnya?”“Silahkan, tem
Read more

Pernikahan Penuh Gairah

Bibi Choi menyambut kedatangan Aura dengan sumringah. Ya, Aura memutuskan untuk kembali ke rumahnya sementara waktu ini. Rasanya lebih nyaman tinggal di rumah daripada apartemen dan untungnya Axel tidak mempermasalahkannya.Aura memeluk bibi Choi dengan sayang yang dibalas pelukan hangat.“Anda baik-baik saja kan, Nona?”“Tentu saja, Bi!”Pandangan bibi Choi beralih pada Axel yang berdiri di samping Aura sambil mendorong stroller (kereta bayi) dimana si kecil, Miles Xavier, masih asyik terlelap. Putranya memang tukang tidur! Di dalam pesawat pribadi keluarga Xavier pun, si kecil lebih sering terlelap! “Apa kabar, Bi?” sapa Axel dan langsung memberi pelukan hangat.Bagaimanapun Axel sudah menganggap bibi Choi sebagai orang terdekatnya. Di saat semua orang sibuk memaki dirinya, hanya bibi Choi yang menerima kehadirannya, membantu Axel untuk menjaga Aura, bahkan tidak pernah mengkritiknya sama sekali!“Seperti yang kamu lihat sendiri, bibi sangat baik,” balas bibi Choi.“Syukurlah. Aku
Read more

Kesempatan Kedua

Enam bulan kemudian…Ini adalah hari istimewa bagi Aura karena tepat pada hari ini Aura akan melakukan comeback dan kembali menyapa penggemar dengan lagu barunya, apalagi ini dilakukan bertepatan di hari ulang tahunnya! Usul dari Ji Hwan.Aura meremas kedua tangannya, merasa gugup. Kali ini tidak ada Axel karena pria itu masih sibuk dengan pekerjaannya sendiri. Sejak dua bulan lalu Axel sudah resmi mengambil alih perusahaan Xavier karena papa Charles memutuskan pensiun dini. Hendak menikmati hari tua. Melancong ke berbagai negara tanpa beban, seperti yang dilakukan orangtua Aura.“Hei, apa kamu gugup?” tanya Ji Hwan sambil menyodorkan minuman kesukaan Aura.“Sangat! Rasa gugupnya sama seperti aku melakukan debut dulu!” keluh Aura.“Tenangkan diri. Fokus saja dengan lagumu. Jangan pikirkan apapun.”“Hmm… thanks, Oppa!” Kini Aura tampil di atas panggung, duduk di sebuah kursi dengan gitar di tangan. Aura memetik senar membuat alunan indah mulai terdengar. Kali ini memang bukan lagu up
Read more

Berikan Aku Anak Kedua

Dua tahun kemudian…Aura sedang membaca majalah di tangannya saat Axel merebutnya tanpa izin. Aura mendelik, kesal karena kesenangannya terganggu, padahal dirinya baru saja bersantai setelah putranya tidur dengan susah payah!“Kembalikan majalahku, Axel!”“Apakah majalah ini jauh lebih menarik daripada suamimu sendiri?” tanya Axel setengah merajuk membuat Aura berdecak. Sadar kalau Axel sudah dalam mode manja dan ingin diperhatikan! Sepertinya Aura memiliki dua putra jika seperti ini!“Baiklah, jadi kamu mau apa?” tanya Aura mengalah.Axel tersenyum lebar dan berbaring di pangkuan Aura yang sedang berselonjor nyaman di atas ranjang. Aura membelai rambut Axel seperti sedang membelai rambut si kecil. Axel menikmati sentuhan Aura dan mengeluh pelan,“Aku ingin bermanja-manja denganmu! Akhir-akhir ini pekerjaanku dan pekerjaanmu sama sibuknya dan aku merasa frekuensi kebersamaan kita berkurang banyak. Aku ingin menebusnya!” aku Axel.“Baiklah, tidak masalah.”Mereka asyik berbincang hingg
Read more
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status