Semua Bab Dipinang Dosen Tampan: Bab 71 - Bab 80
123 Bab
S2: Jangan Hubungi Aku lagi
Waktu sudah menunjuk angka tujuh malam. Sudah hampir sepuluh jam lamanya Sandra berdiam diri di kamar sembari memikirkan ucapan perempuan yang sudah menjadi perebut suaminya itu. Hanya satu yang jadi pikirannya. Apakah Gerald juga merasakan yang sama saat bercinta dengannya? Seperti patung manekin yang bernyawa, tidak berhasrat hanya untuk mengeluarkan puncaknya. Dengan tangan memeluk kedua lututnya, pikiran Sandra terus melayang pada ucapan menohok Gery dan juga Natasha. “Sandra!” Gery menghampiri perempuan itu. “Eeuh! Iya, Mas?” Ia segera bangun dari duduknya dan berdiri di depan lelaki itu. “Kamu sedang apa? Sudah masak atau belum? Aku lapar!” “Mas. Bukankah sudah ada Natasha yang bisa membuat hidup kamu seperti ini. Kenapa masih mengikatku? Bukankah pernikahan kita sudah tidak ada lagi yang harus dipertahankan?” Sandra meminta penjelasan kepada suaminya itu. “Bayar dulu utangmu, dan aku akan menceraikan kamu.” Sorot mata tajam itu membuat Sandra merinding mendengarnya. “Di
Baca selengkapnya
S2: Nggak Usah Lebay!
Gerald menatap wajah Sandra dengan tatapan tajam hingga membuat bahu perempuan itu meringkuk dengan kepala menunduk. Ia berani mengatakan hal itu kepada Gerald, tapi ada rasa takut juga yang menghantuinya. “Apa kamu bilang? Jangan hubungi kamu lagi? Semudah itu, kamu berucap kayak gitu ke aku setelah semua yang sudah kita lewati seperti tidak ada halangan untuk melakukannya.” Gerald mencengkeram bahu perempuan itu dengan suara cukup menekan. Sandra kemudian memberanikan diri untuk menatap Gerald yang tengah mengeluarkan kemarahannya. "Lalu, kamu pikir hubungan kita akan berjalan dengan baik?” tanyanya lemas. “Ya. Aku yang akan berjuang, Sandra. Kamu cukup jalani saja. Aku yang sudah memilih kamu untuk menjadi pasanganku. Itu artinya, aku sudah tahu konsekuensinya, apa yang harus aku lalui. Kamu takut pada Gery, itu wajar. Tapi, nggak perlu takut juga sama Papa. Dia urusan aku, bukan urusan kamu!” Gerald menegaskan sekali lagi kepada Sandra. Dengan cara apa pun, dia akan terus meya
Baca selengkapnya
S2: Dahsyat!
Bukannya menjawab, Gerald malah tertawa mendengar permintaan dari perempuan itu. Ia kemudian melahap dimsum yang dia pesan. “Gerald, kenapa nggak jawab?” tanya Sandra kemudian. Gerald kemudian melirik Sandra sembari menyunggingkan senyumnya. “Maunya, aku jawab bagaimana?” “Yaa ... tentu saja, mau menolongku.” Sandra berucap dengan pelan seraya menyeruput minumnya. Gerald terkekeh pelan sembarui geleng-geleng kepala. “Gampang!” ucapnya enteng. Sandra kemudian menolehkan kepalanya dengan cepat kepada Gerald. “Serius? Kapan, Gerald?” tanyanya antusias. Gerald menatap Sandra dengan tangan menangkup wajahnya. “Challing aja, kalau si Gery udah nggak ada di rumah.” Sandra lantas menerbitkan senyumnya dengan lebar. “Terima kasih, Gerald. Aku akan kasih tahu kamu kalau Gery tidak ada di rumah. Sekali lagi terima kasih, Gerald.” Lelaki itu kembali menerbitkan senyumnya seraya mengusapi pucuk kepala Sandra dengan lembut. “Buat kamu, apa sih yang nggak.” Gerald terkekeh pelan. “Hanya sat
Baca selengkapnya
S2: Nggak Segila itu
Sandra mengerutkan dahinya kala melihat Gerald mengambil sebotol wine di dalam lemarinya. “Kamu mau mabuk? Ini udah jam dua pagi, lho.” Gerald kemudian membuka tutup botol itu dengan menghiraukan ucapan Sandra yang tengah duduk sembari menyandarkan tubuhnya di sandaran tempat tidur. “Emang kenapa?” tanyanya setelah meneguk wine tersebut tanpa dia tuangkan ke dalam gelas. “Katanya ada jadwal kuliah pagi. Kenapa malah mabuk? Apa yang buat kamu minum-minum, heum?” tanyanya kemudian. Gerald menelan saliva dengan mata sayunya menatap sang kekasih. “Lagi pengen minum aja. Jam sembilan, tidur jam empat pun bisa bangun lebih pagi dari perkiraan kamu. Kalau mau tidur, tidur aja. Nggak usah nunggu aku. Aku belum ngantuk.” Sandra kembali menatap Gerald yang tengah duduk di sampingnya seraya menyandarkan punggungnya. Masih dalam keadaan telanjang dada, hanya mengenakan boxer miliknya. Sementara Sandra masih dalam keadaan polos tak berpakaian. “Aku minta, boleh?” Gerald terkekeh pelan. “Ngg
Baca selengkapnya
S2: Tidak bisa jadi Milik Saya
“Gerald!” Suara perempuan memanggil Gerald yang tengah duduk di kantin dengan Joseph. Tak ingin menoleh, ia tahu suara siapa yang memanggilnya. Tak lain adalah Cynthia. “Ngapa, Cynthia?” Joseph yang menyapa perempuan itu. “Gue nggak lagi ngomong sama elo. Kedatangan gue ke sini karena ada urusan sama ... ekhem! Calon suami.” Joseph tertawa, meledek perempuan itu. “Calon suami? Punya cita-cita jangan ketinggian, Cyn. Kalau nggak kegapai, terus jatoh, sakitnya sampai ke ulu hati. Aneh lo! Baru dapat restu dari Om Jason aja udah bangga!” cibirnya kemudian. “Apaan sih, lo! Nggak usah ikut campur urusan gue lo, ya!” sengalnya kemudian.Gerald kemudian menatap datar perempuan itu. “Apa yang dikatakan Joseph emang bener. Punya cita-cita, jangan ketinggian. Papa kan, yang restuin elo? Nikah saja sono ... sama bokap gue. Kalau pengen nyawa elo hilang di tangan nyokap gue!” ucapnya kemudian menatap dengan sangat datar perempuan itu. “Gerald! Papa kamu udah bilang, kalau tunangan kita akan
Baca selengkapnya
S2: Terkontaminasi Rayuan Maut Gerald
Sudah selesai memasang CCTV di ruang tengah, Gerald akhirnya menghela napasnya dengan panjang kemudian duduk di atas sofa ruang tengah tersebut. Sengaja ia matikan terlebih dahulu karena ada hal yang ingin dia lakukan di sana. “Udah selesai, Seph. Elo boleh pulang!” ucapnya seraya mengusir sahabatnya itu. “Mau ngapain lo, di sini? Ini mah bukan mergokin si Gery, tapi kalian!” sengal Joseph kemudian. “Berisik lo! Udah sono, pulang. Lagian Gery nggak akan pulang juga malam ini. CCTV masih dalam keadaan mati. Terserah gue lah, mau ngapain juga di sini.” Joseph lantas memutar bola matanya. Ia pun mengambil tasnya dan keluar dari rumah tersebut. Tidak ingin mengganggu apa yang akan mereka lakukan di sana. Tiiinnn!! Suara klakson dengan rem mendadak membuat Joseph panik tak karuan. Hampir saja menabrak perempuan yang hendak menyeberang di depannya itu. “Maura! Woy! Kalau mau nyebrang lihat-lihat dulu! Gila apa lo!” sengalnya lantaran terkejut dengan kehadiran Maura di sana. Maura me
Baca selengkapnya
S2: Ingin Memperbaiki Semuanya
“Ckk!” Gery berdecak pelan seraya mengambil mangkuk yang dipecahkan oleh Sandra. “M—Mas Gery ... sudah pulang?” tanyanya dengan suara sedikit panik. Jantungnya bahkan sudah berdebar dengan sangat kencang setelah melihat kehadiran suaminya itu. Gery kemudian membuang mangkuk itu dan menyapu bagian-bagian pecahan kecil yang tidak terlihat. Lalu menghela napasnya seraya menatap Sandra dengan kepala ia miringkan. “Lapar?” tanya Gery kemudian. Sandra menganggukkan kepalanya. “I—iya, Mas. Lapar. Aku mau masak mie dulu. Kamu mau?” tawarnya kemudian. Gery menggeleng pelan. Ia melangkahkan kakinya mendekati Sandra yang tengah berdiri di dekat kabinet. Kemudian menyentuh bagian dadanya yang terekspos. Terlihat bagian pink itu. Ia kemudian menyentuhnya dengan menjepit pucuk itu seraya menatap Sandra lekat. “M—Mas ... kamu mau ngapain?” ucapnya ketakutan. Sungguh, ia tidak ingin malam itu harus bercinta dengan Gery. Pria itu semakin mendekat. Menciumi ceruk leher jenjang milik istrinya itu
Baca selengkapnya
Mungkin ada Rasa Cinta
Sandra menatap kosong ke arah depan. Memikirkan ucapan aneh Gery yang tidak pernah ia sangka akan berbicara seperti itu kepadanya. Saat ini, daripada mendengar ucapan seperti itu, lebih baik mendengar kata-kata hinaan. Bahkan perempuan itu tidak mengiyakan permintaan suaminya itu sebab tidak tahu apakah dirinya siap kembali padanya, atau bertahan dengan Gerald yang sudah berhasil membuatnya berpaling bahkan sangat mencintai lelaki itu.“Profesor. Ada undangan rapatlusa, di aula kampus.” Santi memberikan undangan rapat kepada Sandra. “Bahas apa ya, Bu?” tanyanya kemudian membaca undangan tersebut. “Sebentar lagi kan, wisuda angkatan ke-30 untuk program S1, Prof.” “Aah, iya. Maaf, Bu. Saya lupa. Baiklah kalau begitu. Terima kasih infonya ya, Bu.” “Sama-sama, Prof. Sebentar lagi jam masuk di kelas Teknik A di program S2.” Sandra menganggukkan kepalanya seraya menerbitkan senyumnya kepada perempuan itu. “Iya, Bu.” Sudah jam dua siang. Tapi, dia belum juga bertemu dengan Gerald. Ke
Baca selengkapnya
Hatinya sedang Kacau
Satu bulan sudah hubungan terlarang itu berjalan. Setelah kejadian di malam itu, Gerald tidak pernah lagi berpikir negatif kepada Sandra. Bisa dibilang, Sandra sudah menenangkan Gerald bahwa dirinya hanya mencintai lelaki itu. Tidak ada lagi yang lain, sekalipun suaminya. “Ekhem!” Sandra merasa kerongkongannya tidak enak, bahkan perutnya pun bergejolak. Ia kemudian berlari ke toilet karena perutnya yang sudah tak tahan ingin mengeluarkan sesuatu di bawah sana. Keluarlah isian di dalam perut perempuan itu setelah sedari tadi dia tahan. Karena sudah tidak tahan, Sandra pun mengeluarkanya. “Kenapa akhir-akhir ini aku sering merasakan mual-mual?” ucapnya dengan lemas. Ia kemudian mengambil ponselnya di saku celananya. Melihat kalender di dalam ponsel tersebut. Tubuhnya merasa lemas karena sudah satu bulan ini dia telat datang bulan. “Lalu, aku harus bahagia, atau apa?” Sandra bergumam pelan. “Tes aja dulu deh. Belum tentu sedang hamil,” ucapnya kemudian keluar dari toilet. Bersamaan
Baca selengkapnya
Hamil?
Waktu sudah menunjuk angka tujuh pagi. Sandra kembali mengalami morning sickness hingga membuatnya harus membuka matanya dan berlari menuju kamar mandi. Ia kemudian memuntahkan cairan kuning pekat yang membuatnya semakin yakin bila dirinya tengah mengandung. Sandra mengusap wajahnya kemudian menatap dirinya di depan pantulan cermin lalu menghela napasnya dengan pelan. “Lima tahun yang lalu, aku memutuskan untuk menjaganya karena tidak pernah berniat menjadi istrinya Gery. Akhirnya berhasil. Sampai aku bertemu dengan Gerald, aku tidak pernah hamil anaknya Gery. “Kejadian di malam itu, mengantarkanku pada titik masalah yang entah bisa atau tidak, kami melewatinya. Bagaimana caraku memberi tahu kepada Gery? Semakin hari, perutku pasti akan membesar.” Sandra menundukkan kepalanya kemudian mengusapi perut ratanya itu. Ia kemudian mengambil alat tes kehamilan yang sudah dia beli kemarin malam bersama Gerald. Lalu, kembali masuk ke dalam toilet untuk melakukan tes kehamilan. Apakah bena
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status