*Temui aku besok, di penthouse-ku. Tidak ada penolakan. Jika kau menolak, maka aku akan menjemput paksa dirimu.* Sebuah pesan dari Elan, membuat tubuh Ella menegang dengan raut wajah yang terkejut. Tangan Ella meremas ponselnya dengan penuh kegelisahan dan rasa takut yang menyelimutinya.Ya, Ella baru saja mendapatkan pesan masuk dari Elan. Namun, sungguh, wanita itu sama sekali tak mengira kalau Elan akan mencoba memberikan ancaman rendahan seperti ini padanya.Ella mulai gelisah. Mondar-mandir tak menentu. Jam dinding menunjukkan pukul sembilan malam. Beruntung, Christian belum pulang. Kalau saja, Christian sudah pulang, pasti Ella akan dicurigai oleh Christian.“Apa yang harus aku lakukan sekarang?” Tangan kiri Ella mulai meremas-remas rambutnya penuh kegelisahan.Ella menarik napas dalam-dalam, dan mengembuskan perlahan. Berkali-kali dia berusaha untuk mencari solusi, tapi ternyata malah nihil. Ella tak mampu berpikir jernih.“Tidak, tidak. Aku tidak akan menemuinya,” gumam Ella
Read more