"Ha? Siapa Anda sok-sokan melarang-larang saya? Anda bukan atasan saya lagi, bukan keluarga saya, bukan apa-apa saya!"Pandangan mereka saling beradu cukup lama. Meskipun Vina agak takut, dia tak ingin menghindari tatapan Rangga."Lakukan saja apa yang aku katakan," ujar Rangga dengan nada suara yang sangat menekan. Rangga menjadi marah karena Vina tak segera mengindahkan ucapannya dan justru berbalik membentaknya."Lepaskan saya! Julian sudah menunggu terlalu lama!" pekik Vina seraya mengentak kedua tangan sambil bernapas terengah-engah. Matanya terbuka semakin lebar yang diarahkan kepada Rangga.Mereka terdiam cukup lama dengan posisi yang masih sama. Hingga akhirnya, Rangga melepaskan tangannya."Jangan menyesal," ucap Rangga dingin, lalu berjalan menuju kamar bermain, menyenggol bahu Vina sedikit kasar.Dari kamar bermain, Rangga masih bisa melihat kepergian Vina. Raut kemarahan Vina saat berhadapan dengan Rangga tadi, berubah ketika berbicara dengan Julian. "Bodoh," gumam Rangga.
Read more