Home / Fantasi / Pengantin Raja Naga / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Pengantin Raja Naga: Chapter 41 - Chapter 50

105 Chapters

Bab 40. Penyebab Kematian Nyonya Besar.

Tak jauh dari Feng Huang dan Jinlong, di tempat Li Qui tengah berbicara dengan Ibunya. Li Qui sama sekali tidak memperhatikan semua ucapan Ibunya. Namun ia membuka mulutnya ketika ia tidak lagi mendengar suara Ibunya. "Apakah Ibu yang telah mengirimkan kabar pada Tetua Shu tentang kematian Nenek?" tanyanya pada Ibunya tanpa mengalihkan pandangannya dari Feng Huang, terutama pria yang berada di samping Feng Huang saat ini. Karena pria itu telah menarik perhatiannya. Dan ia tentu saja tidak akan semudah itu percaya pada bualan Saudari tirinya yang mengatakan bahwa pria itu adalah siluman. "Sebaiknya kita bicarakan masalah ini di kamar Ibu!" ajak Li Mei, di saat yang sama ia memberi isyarat pada Li Qi yang sedang melangkah ke arahnya agar putranya itu menemani Ayahnya untuk menyambut para pelayat. Sepeninggal putranya dan suaminya, Li Mei langsung menarik tangan Li Qui dan membawa putrinya itu menuju kamarnya. Bahkan ia juga memerintahkan pada Yin untuk berjaga di depan kamar selama ia
last updateLast Updated : 2023-08-10
Read more

Bab 41. Memeriksa Jenazah Nyonya Besar Yu.

waktu hampir menginjak siang hari, pelayat terakhir baru saja meninggalkan kediaman Yu. Kini yang tersisa hanyalah anggota keluarga Yu, Shu Haocun, Feng Huang, Jinlong, dan Chun saja yang akan melakukan ritual terakhir kepada peti Nyonya Besar Yu yang akan segera ditutup. Tanda tanya besar terlukis di wajah Feng Huang, Jinlong, maupun Chun dan Shu Haocun ketika Yu Zhuting dan Li Mei tampak terburu-buru ingin menutup peti Nyonya Besar Yu dan mengurus penguburannya. Dan kebingungan itu disampaikan oleh Shu Haocun melalui perkataannya sesaat setelah ritual anggota keluarga dilakukan. "Matahari belum berada di atas kepala, mayat Nyonya Besar Yu bahkan masih wangi. Lalu mengapa kalian ingin menguburkannya secepat ini?!" protesnya sambil menatap Yu Zhuting dan juga Li Mei yang sedang meminta para pelayan kediaman untuk menutup peti mati Nyonya Besar Yu. Mendengar ucapan Shu Haocun itu, Yu Zhuting diam-diam bertukar pandang dengan Li Mei. Ketika ia melihat anggukan Li Mei... Ia pun menata
last updateLast Updated : 2023-08-11
Read more

Bab 42. Di Pemakaman.

Setelah menemukan bukti penyebab kematian Nyonya Besar Yu, baik Feng Huang, Jinlong, maupun Shu Haocun sengaja berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Mereka bahkan meninggalkan ruangan tempat jenazah berada dengan tetap memasang wajah biasa di hadapan Yu Zhuting dan Li Mei yang melanjutkan prosesi pemakaman Nyonya Besar Yu siang itu juga. Sebelum peti mati diberangkatkan menuju tempat pemakaman, kereta yang membawa peti jenazah Nyonya Besar Yu mendadak dihadang oleh Kaisar Gao dan kedua Jenderalnya yang baru saja tiba. "Apa yang terjadi? Bukankah ini masih siang?!" tanya Kaisar Gao dingin sembari melirik peti mati dari atas kuda. "Apakah itu peti Nyonya Besar Yu?"Li Mei dan Yu Zhuting yang mendengar pertanyaan itu melongok dari jendela kereta, di saat mereka mengetahui bahwa Kaisar Gao berada di depan kereta pembawa peti jenazah... Mereka pun tergesa-gesa turun untuk menyambut Penguasa Benua Zhejiang itu. Di sisi lain, Feng Huang dan Chun memperhatikan hal itu dari jendela kereta ter
last updateLast Updated : 2023-08-13
Read more

Bab 43. Pertemuan Kedua Dengan Kaisar Gao.

Sesaat Yu Zhuting tersentak, sekujur tubuhnya seakan membeku setelah ia mendengar ucapan Paman Lei. Walaupun ia telah mengetahui kemampuan Paman Lei, tetapi ia tidak pernah menduga kalau Paman Lei juga akan mengetahui penyebab kematian seseorang dari Dewa. "Baik-baiklah membawa peti itu!" teriak Paman Lei kepada para pelayan yang sedang menggotong peti jenazah Nyonya Besar Yu. Teriakan Paman Lei itu menyentakkan Yu Zhuting dari kebisuannya dan membuatnya mengangkat wajahnya untuk kembali menatap Paman Lei yang tengah sibuk memberi intruksi kepada para pelayan pembawa peti agar menurunkan peti secara perlahan-lahan ke dalam lubang yang telah ia gali. "Tuan Yu, mundurlah sedikit agar tidak terkena tanah."Yu Zhuting mematuhi permintaan itu, tidak hanya mundur beberapa langkah ke belakang... Ia justru melangkahkan kakinya ke arah Li Mei yang sedang melangkah ke arahnya. "Bagaimana pemakamannya?" tanya Li Mei. "Lancar," sahut Yu Zhuting sembari melirik Paman Lei dengan wajah canggung
last updateLast Updated : 2023-08-15
Read more

Bab 44. Kunjungan Dewa Tanah Dan Dewa Kematian.

Setelah perseteruan kecil, akhirnya pemakaman Nyonya Besar Yu pun dilakukan dengan penuh khidmat. Semua yang menghadiri seolah enggan berbicara di saat peti jenazah Nyonya Besar Yu ditimbun dengan tanah. Begitu juga dengan Feng Huang yang beberapa saat lalu ingin sekali menghukum Kaisar Gao atas ucapan Penguasa Benua Zhejiang itu terhadap Shu Haocun ketika ia memilih untuk mengacuhkan sapaan Kaisar Gao padanya. Beberapa saat sebelum pemakaman, tanpa mengacuhkan Kaisar Gao yang baru saja menyapanya, Feng Huang melangkahkan kakinya melewati Penguasa Benua Zhejiang itu begitu saja. Namun langkahnya terhenti ketika Kaisar Gao tiba-tiba membahas tentang keributan yang terjadi di kala dia akan mengantarkan korban persembahan kepada Dewa Naga Penguasa Laut Xishi. "Di hari persembahan kepada Dewa Naga, pasukan pengawal persembahan yang aku pimpin telah diserang oleh sekelompok orang yang berpakaian serba hitam. Kalau melihat dari jurus yang mereka gunakan...""Mereka adalah para pembunuh ba
last updateLast Updated : 2023-08-16
Read more

Bab 45. Rahasia Dewa.

Di sudut timur pemakaman, di bawah batang-batang bambu yang tumbuh subur di area ini. Kedatangan Feng Huang dan Jinlong disambut oleh Dewa Tanah dan Dewa Kematian dengan membungkukkan tubuhnya di hadapan kedua Penguasa Alam Langit itu. "Salam, Yang Mulia dan juga Permaisuri Langit." Ucap kedua Dewa, "Berdirilah!" titah Jinlong. Sementara Feng Huang hanya menganggukkan kepalanya. "Apa yang kalian lakukan di sini? Mengapa menampakkan diri di pemakaman?" tanyanya cemas sembari melemparkan pandangannya ke arah Kaisar Gao dan kedua Jenderalnya. Karena jarak yang cukup jauh dan terlindung rimbunnya bilah bambu… Feng Huang pun bisa bernafas sedikit lega ketika ia melihat kedua Jenderal Kaisar Gao tidak lagi menatap ke arahnya. Kedua Jenderal itu hanya menoleh ke sana dan kemari seolah telah kehilangan dirinya. "Permaisuri Langit jangan cemas, di setiap bilah bambu ini ada pembatas yang sengaja hamba pasang. Jadi mata manusia biasa tidak akan bisa melihat keberadaan kita di sini," tukas
last updateLast Updated : 2023-08-17
Read more

Bab 46. Menyusun Rencana Pembalasan.

Di dalam perjalanan pulang menuju Sekte Burung Api, Feng Huang lebih banyak berdiam diri sambil menatap ke luar jendela kereta. Keinginannya untuk bertanya pada Shu Haocun seakan sirna berganti dengan kesedihan yang baru ia rasakan. Selama ini, sebanyak apapun Jinlong telah membuatnya kecewa… Ia selalu bisa menahan semua kesedihannya itu. Tetapi tidak hari ini, kepergian Nyonya Besar Yu entah mengapa meninggalkan duka yang cukup besar di dalam hatinya. "Bukankah ini terlalu terlambat untuk bersedih, Feng sayang?" celetuk Jinlong yang telah memperhatikan wajah istrinya itu sejak kereta meninggalkan pemakaman. Selama beberapa saat sama sekali tidak ada jawaban dari Feng Huang, karena Feng Huang terlalu sibuk menahan dan terus menahan agar air matanya tidak keluar. "Kamu terlalu dingin!" cetus Jinlong lagi. Feng Huang hanya mendengus, ia juga mengatupkan kedua bibirnya dengan rapat. Sebab ia yakin, jika ia sampai membuka mulutnya untuk menjawab ucapan suaminya itu, suaranya pasti aka
last updateLast Updated : 2023-08-18
Read more

Bab 47. Kultivasi Feng Huang Tertutup?

Malam hari di Sekte Burung Api, Feng Huang dan Jinlong yang tengah berdiri di pinggir kolam teratai asik menatap ke tengah kolam. Memperhatikan bunga-bunga teratai yang sedang berkembang dengan subur di kolam tersebut. "Pasti sekarang Alam Langit terlihat indah sekali," gumam Feng Huang. Jinlong mengangguk setuju, "Maukah kamu melihatnya bersamaku?" "Melihat Alam Langit?" Feng Huang sontak berpaling, ia menengadah menatap Jinlong. "Benar." Jinlong kembali menganggukkan kepalanya. Diam-diam ia melirik wajah Feng Huang. Betapa ia sangat merindukan istri kecilnya ini, ia rindu menyentuh Feng Huang. Ia rindu desahan yang terlontar dari bibir mungil istrinya ini. Bahkan ia juga merindukan semua yang pernah ia jalani bersama Feng Huang selama ribuan tahun di Alam Langit. "Pohon peach milikmu… Mungkin juga sedang berbunga sekarang," lanjut Jinlong lagi. "Ah." Feng Huang mendesah sebal, namun ia mengulas senyum di bibirnya yang berwarna peachy. Membayangkan betapa indahnya pohon peach m
last updateLast Updated : 2023-08-20
Read more

Bab 48. Pembuka Segel.

Di dalam ruang kerja Shu Haocun, saat ini Shu Haocun tengah termenung di depan meja kerjanya. Beberapa gulungan dari bambu tampak tersusun rapi di sudut kiri dan kanan meja. Namun pikiran Shu Haocun entah berada di mana, tatapan matanya kosong menatap ke tengah-tengah meja. . Brakk!! Shu Haocun hampir saja terjatuh dari kursi yang ia duduki ketika pukulan keras dari luar ruang kerjanya menghancurkan pintu ruangan hingga berkeping-keping. Serpihan pecahan pintu berserakan di lantai, dan pria yang baru saja menghancurkan pintu tersebut masuk dengan wajahnya yang dingin sembari menyeret Feng Huang bersamanya. "Hei, kakek! Katakan padaku apa yang telah putrimu lakukan pada istriku?!!"Kening Shu Haocun berkernyit mendengar pertanyaan itu, ia bahkan mengalihkan pandangannya pada Feng Huang yang kebetulan juga sedang menatapnya. "Ada apa? Mengapa Raja Naga datang dalam keadaan marah?" tanyanya tak mengerti, namun pertanyaan ini bukan ia lontarkan pada Jinlong yang telah menghancurkan pi
last updateLast Updated : 2023-08-21
Read more

Bab 49. Aku Akan Berubah!

Pagi hari, suara kicau riang burung-burung terdengar di samping jendela kamar di saat Feng Huang membuka matanya. Namun untuk mengangkat tubuhnya yang teramat letih untuk duduk di atas dipan pasca melakukan kulltivasi berpasangan dengan Jinlong semalam... Ia sedikit kesulitan untuk melakukannya. "Mmm..." Feng Huang menggigit bibirnya demi menahan rasa sakit yang seakan meremukkan semua tulang di tubuhnya, namun ia tetap mencoba untuk mengangkat tubuhnya agar bisa duduk di atas dipan. Sesaat gerakannya terhenti kala matanya melihat lengan kekar Jinlong sedang melingkar di pinggangnya. Ketika melihat lengan suaminya itu ia lalu mengalihkan pandangannya ke arah wajah Jinlong yang sedang tidur menyamping menghadapnya. "Dia..."Semalam masih jelas membekas di dalam ingatan Feng Huang kalau sebenarnya ia tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membuka penyegel yang Shu Xiuying pasang di dalam tubuhnya demi menahan kemampuannya. Karena di saat Jinlong memasukinya... Simbol naga emas yang a
last updateLast Updated : 2023-08-23
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status