Semua Bab Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi: Bab 61 - Bab 70

84 Bab

61. Ingatan Amelia

Amelia tidak bisa menemukan bukti pernikahan Arsa dan wanita itu. Ia sangat frustasi saat ini. Sidang kedua percerainnya akan digelar lusa. Hakim ternyata tidak mempercayai bukti jika hanya berdasarkan oleh foto. Arsa pasti sudah melenyapkan semua bukti itu.Setelah mengantarkan kedua anak kembarnya berangkat sekolah tadi, Amelia memutuskan untuk pulang dahulu. Hari ini tubuhnya kurang sehat karena cuaca yang tidak menentu. Tidak hanya itu, ibu tiga anak itu juga kelelahan pasca pindah rumah. Meski tidak banyak barang yang dibawa, tetapi lumanyan membuatnya kelelahan."Kamu tidak akan menang melawan Arsa di pengadilan." Suara seorang wanita yang tak lain adalah Ratna membuat Amelia terkejut.Amelia menoleh ke arah sosok wanita yang sebentar lagi akan menjadi mantan mertuanya itu. Ratna berdiri dengan sombong seperti biasanya. Ia merasa bisa mengintimidasi menantu yang dianggapnya tidak tahu diri itu. Ratna kesal dengan kejadian beberapa hari yang lalu di rumah Arsa."Lalu?" tanya Amel
Baca selengkapnya

62. Kebodohan Prita

Perlahan Amelia mengambil undangan itu. Ia terkejut membaca undangan itu. Tertera nama Prita Yuliana Santoso akan menikah dengan Ardiansyah Darmanto. Otak Amelia berpikir dengan keras saat ini. Apakah Prita dan Arsa sudah bercerai?Amelia tidak habis pikir dengan cara yang ditempuh oleh Prita. Lantas, apakah Arsa sudah tahu? Bagaimana reaksinya jika mengetahui hal ini? Apakah mereka baik-baik saja atau sedang merencanakan sebuah hal.Perlu kita ketahui, Amelia sangat tahu dan paham jika Arsa sangat mencintai Prita. Tidak terbayang jika sosok laki-laki itu mengetahui undangan ini. Amelia sangat penasaran dengan reaksi Arsa. Lucukah? Atau sebaliknya.Sementara itu, Prita sibuk mengurus perlengkapan menikah. Ia dinyatakan masih gadis karena pihak kantor tidak mengetahui perihal pernikahan Prita. Sontak semua teman kerja Prita sangat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh wanita itu."Ini serius?" tanya Mita saat Prita meminta tanda tangan kepada atasannya itu."Iya. Saya akan menikah se
Baca selengkapnya

63. Bukti Cek In

Prita dan Arsa terkejut saat melihat ada sosok Dandi di belakang mereka. Dandi tersenyum sinis menatap kedua pasangan tidak jelas itu. Otak Dandi langsung berpikir cerdas; kedua pasangan mesum di depannya itu sedang membuat rencana. Rencana yang pastinya bukan sekadar rencana biasa saja."Kalian terkejut? Ayolah, ubah mimik wajah kalian yang menjijikkan itu." Dandi menghina Prita dan Arsa dengan wajah sombongnya.Deru napas penuh amarah keluar begitu saja dari Arsa. Adik lettingnya itu sangat kurang ajar. Dua kali mereka kedapatan bersama di hotel. Pertama dulu Fajar yang memergoki mereka."Pak Fajar pernah memergoki kalian bukan? Beliau bisa kalian berikan alasan cerdas versi kalian berdua. Sayang, tidak dengan aku. Aku menemukan bukti kalian berdua cek in dalam satu kamar sejak kemarin malam." Dandi tertawa lepas setelah mengatakan hal itu. "Maka, dengan ini bersiaplah akan kehancuran kalian berdua. Oh, ya, Pak Arsa, hari Senin sidang perceraian Anda dengan Nyonya Amelia," lanjut Da
Baca selengkapnya

64. Masa Lalu yang Kelam

"Nenek baik-baik saja?" tanya Sashi yang melihat wajah tak biasa dari Bu Dibyo saat ini.Amelia pun merasa ada yang berubah pada wajah Bu Dibyo. Wanita paruh baya itu melupakan sesuatu. Sanggul yang biasa dipakainya tidak dipasang. Ia justru mengurai rambut panjangnya yang masih tampak hitam."Nenek baik-baik saja. Ini maaf, baru habis semir rambut jadi ga sanggulan," kata Bu Dibyo berusaha tenang saat ini."Tapi, Nenek kelihatan masih muda," kata Sashi yang saat ini mendekat ke arah Bu Dibyo."Hehehe, namanya juga habis semiran rambut. Jadi, rambutnya hitam kaya kamu ini," kata Bu Dibyo sambil berusaha menggelung rambutnya itu.Apa yang dilakukan oleh Bu Dibyo tidak lepas dari pandangan Amelia. Ia merasa ada yang lain dengan sosok itu. Sosok itu mendadak datang dalam hidupnya dan membantu menyelesaikan semua masalah. Mendadak Amelia merasa ketakutan saat ini."Siapa kamu sebenarnya?" tanya Amelia dengan menahan rasa takut dalam hatinya.Bu Dibyo dan Sashi menoleh dan melihat tubuh Am
Baca selengkapnya

65. Bukti Datang Tepat Pada Waktunya

Bu Dibyo lantas memeluk putri sulungnya itu. Mita, atasan Prita adalah putri sulung wanita yang kini menggunakan seragam dari kepolisian. Amelia merasa tidak asing dengan wanita yang wajahnya sedikit mirip dengan Bu Dibyo itu. Pernah melihat, tetapi di mana?"Ini Mita, dia anakku sulung dan satu-satunya. Mita ini adalah atasan Prita. Dia yang akan membantumu jika diperlukan nanti," kata Bu Dibyo membuat Amelia melongo karena terkejut. "Saya Mita. Saya sudah tahu apa yang menimpa kamu. Hanya saja, Prita itu sangat licin. Banyak petinggi kepolisian yang ada di belakang dia. Saya berupaya membuat orang-orang yang melindunginya itu sadar. Sulit. Saya paham itu, tapi salah satu petinggi sudah mundur. Dia tidak mau terkena kasus narkoba dan sedang gencar kasusnya." Mita mengatakan hal ini dengan tegas. "Andai Prita tertangkap, maka nama suami kamu juga akan disebutkan," lanjutnya membuat Amelia mengembuskan napas dengan kasar."Saya tidak masalah. Fokusku hanya ingin lepas dari laki-laki i
Baca selengkapnya

66. Bukti Cek In

Ratna menatap sengit ke arah wanita muda yang ada di depannya itu. Ia merasa tidak mengenal wanita itu. Lantas mengapa berada di pihak Amelia? Ratna mulia curiga pada calon mantan menantunya."Tidak usah banyak kepo dengan saya. Tidak baik untuk kesehatan kamu. Mana tahu setelah ini kamu tepar," hina wanita itu setelahnya meninggalkan Ratna yang kini berada di puncak amarah.Ratna mengejar wanita yang saat ini hendak masuk ke mobil. Bukan karena takut dikejar oleh Ratna. Wanita itu hanya ingin melihat reaksi dari wanita sombong itu yang tak lain adalah Ratna. Lucu!"Pak ke kantor," kata si wanita itu yang tak lain adalah Maya yang sedang menyamar.Sopir Mita paham dengan perintah sang bos. Sesuai rencana dengan Bu Dibyo, Mita akan selalu datang ke persidangan. Ia akan mengacaukan segala sesuatu tentang Arsa dan Ratna. Menarik dan menggemaskan melihat reaksi keduanya.Jam kerja Mita hari ini masuk pukul sepuluh siang. Tidak ada kewajiban apel pagi. Saat jam istirahat ia gunakan untuk m
Baca selengkapnya

67. Ratna Mulai Curiga

Ratna menatap tajam Subianto yang seolah membela Arsyila yang terang-terangan kurang ajar. Sikap Arsyila tidak mencerminkan sosok anak yang menghormati orang tuanya. Ia sudah seperti orang lain ketika bersama Ratna. Subianto tidak peduli dengan tatapan tajam sang istri."Kamu membenarkan sikap anak kesayangan kamu yang tidak tahu sopan santun itu?!" Ratna membentak Subianto karena amarahnya sudah tidak bisa dibendung lagi."Bukan membela. Sila tetap sopan dan santun pada orang yang memang dihormatinya. Cek dirimu, masih pantaskah dihormati." Subianto lantas mengambil kunci mobil setelah mengatakan hal itu pada Ratna.Astaga! Tidak ada satu pun orang yang berpihak pada Ratna. Dia dianggap musuh saat ini. Subianto saja pergi tidak berpamitan sama sekali. Ratna merasa frustasi dan butuh teman untuk mengeluarkan semua unek-uneknya.Ratna menghubungi Salina saat ini. Hanya wanita itu yang paham akan dirinya. Salina juga tidak pernah menghakimi semua sikap Ratna. Wanita yang kini berbadan d
Baca selengkapnya

68. Rencana Ratna

Prita menatap atasannya dengan tatapan penuh kebencian. Mita benar-benar seperti monster tak kasat mata. Menjadi atasan sekaligus rival bagi Prita. Lucu, mengapa baru disadari oleh Prita."Bagaimana bisa kamu atau Arsa menemukan hotel itu? Kalian berdua sangat lucu. Lantas bagaimana dengan pengajuan pernikahan kamu yang sudah disetujui atasan?" Mita tersenyum sinis pada Prita yang kini diam. "Oh, ya, aku memaksa atasan agar setuju. Hasilnya? Kamu dan Arsa justru terjebak," bisik Mita tepat disamping Prita.Prita membalalakkan mata lebar. Terkejut, marah, juga merasa bodoh kini ada dalam otaknya. Ia sama sekalo tidak menyadari hal itu. Benar dugaannya selama ini, ada yang diam-diam memata-matai kehidupannya.Lantas, mengapa Mita sangat senang dengan kehancuran Prita? Hal itu yang sama sekali tidak dipahami oleh wanita simpanan Arsa itu. Dada Prita kembang kempis menahan amarahnya itu.Mita meninggalkan ruang kerja Prita bersama dengan yang lainnya. Rekan kerja Prita menatap sinis pada
Baca selengkapnya

69. Rencana Pertama

Arsyila : "Maaf, Pa, untuk masalah ini, aku tidak ikut campur dulu. Aku punya banyak urusan dan masalah. Aku ingin menyelesaikannya satu per satu. Tapi, aku janji akan ikut memantau Mama.Balasan putri sulung Subianto membuat terhenyak. Apakah rumah tangga Arsyila sedang tidak baik-baik saja? Atau ada masalah lain dan Ratna menjadi penyebabnya? Subianto tidak pandai menganalisa tentang masalah orang terdekatnya.Subianto menyadari jika memang beberapa waktu ini ada yang berubah dari Arsyila. Putri sulungnya itu jarang sekali datang ke rumah ini. Ada saja alasan yang dibuat agar tidak datang. Jika Subianto hendak datang berkunjung pun selalu ada saja alasan."Apa kamu memikirkan sesuatu?" tanya Ratna membuat Subianto terjengit karena kaget.Gerak-gerik Subianto tak lepas dari pantauan Ratna. Wanita itu tersenyum sinis dan memastikan ada yang aneh dengan sang suami. Subianto langsung menghapus pesan dari Arsyila. Ia tidak ingin ada yang membaca pesan itu."Kamu kenapa mendadak seperti s
Baca selengkapnya

70. Acara Ulang Tahun

Fajar menatap kedua pasangan mesum itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Tidak ada yang bisa lepas dari Fajar. Apalagi saat ini atasan Prita dan juga Arsa itu sedang bersama dengan banyak rekan kerja mereka yang lainnya. Prita menatap semua rekan kerjanya, ada satu orang yang membuatnya curiga."Anda tadi cek out atas nama siapa?" tanya Fajar pada Arsa karena tidak mendapatkan jawaban dari suami kakak kelasnya saat SMA dulu.Arsa saat ini sangat gugup dan juga takut. Borok dan kebusukan mereka terbongkar begitu saja. Rasanya tidak mungkin membuat alasan. Jebakan ini rupanya baru disadari kedua pasangan jahat itu."Kenapa tidak bisa menjawab? Ayolah! Kalian biasa bersuara dengan lantang. Semua pertanyaan biasa kalian jawab seperti orang yang tidak pernah melakukan dosa. Jadi, tidak salah bukan jika saya mengabulkan gugatan cerai dari Amelia Putri?" Pertanyaan Fajar sukses menjatuhkan harga diri mereka berdua. "Bukti sudah di depan mata dan inilah yang aku cari selama ini. Dulu, kali
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status