Semua Bab Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi: Bab 51 - Bab 60

84 Bab

51. Akta Nikah

Prita harus menjalani rangkaian pemeriksaan perihal kesehatan mental dan juga jiwa. Sebuah pukulan telak yang saat ini diterima oleh Prita. Ia merasa ada yang salah dalam hidupnya beberapa hari ini. Kecurigaannya tetap pada Sultan yang mendadak hilang kabar saat ini. "Bu, boleh saya memakai ponsel saya?" tanya Prita pada sosok wanita berpangkat jenderal bintang satu yang juga seorang dokter spesialis jiwa itu."Boleh saja. Silakan." Dokter Anggita mengizinkan Prita menghubungi seseorang. Helaan napas lega tampak jelas pada wajah Prita saat ini. Ia akan menghubungi sosok polisi berpangkat bintang tiga itu--Joko. Bantuan laki-laki berusia empat puluh dua tahun itu sangat diperlukan oleh wanita yang saat ini sedang menjalani konsultasi kesehatan mental dan jiwa. Prita akan memberikan pelajaran pada Mita sang atasan.Prita : "Siang, Om, aku rupanya butuh bantuan. Mita Yasinta, atasanku mengirimkanku pada dokter Anggita. Panjang ceritanya."Pesan itu sudah dikirimkan oleh Prita. Hanya ce
Baca selengkapnya

52. Jebakan Untuk Prita

Seluruh tubuh Arsa gemetar saat ini. Arsyila kini berada di depan sang adik. Wajah suami Amelia tampak pucat pasi saat ini. Rahasianya terbongkar kali ini. "Jadi, rupanya ini benar adanya?" Arsyila merebut akta nikah milik sang adik. "Kamu!" tuding Arsyila dengan wajah geram pada Arsa. "Mbak, a-aku bisa jelaskan," kata Arsa yang seolah tidak masalah jika menikah lagi. "Apa yang mau kamu jelaskan. Akta nikah ini sudah membuktikan semua. Aku paham sekarang, kenapa Amelia memilih menyerah. Rupanya, anak kebanggaan Mama dan Papa telah menyakitinya. Ya, dan aku baru sadar sekarang. Luar biasa sekali kamu menyembunyikan semua ini dari kami," sindir Arsyila tajam pada sang adik. Arsyila langsung keluar dari kamar sang adik. Ia geram bukan kepalang. Sebenarnya tujuan datang ke rumah ini adalah untuk bertanya di mana Amelia dirawat saat ini. Akan tetapi, justru kejutan yang luar biasa ia dapatkan. Arsyila melihat semua anak Amelia sudah berada di kamar. Hatinya sakit saat melihat ketiga k
Baca selengkapnya

53. Penyelidikan

Prita terperanjat kaget karena melihat kehadiran sosok laki-laki yang tidak dikenalnya sama sekali. Ia lantas mematikan panggilan dari atasannya. Prita saat ini berdiri dengan posisi sangat waspada. Tidak menutup kemungkinan jika laki-laki di depannya akan berbuat jahat. "Siapa kamu?" tanya Prita sambil menatap tajam ke arah laki-laki asing itu. "Ngapain sih, kamu kaya gitu? Kita bahkan sudah melewati malam bersama." Laki-laki itu mengoceh tidak jelas dan membuat Prita terkejut. "A-apa maksud kamu?" Prita saat ini sangat gugup karena mendengar ucapan laki-laki asing yang ada di kamarnya dan hanya menggunakan handuk. Prita mendadak diam dan mengingat kejadian semalam. Rasanya tidak mungkin karena semalam ia merasa berada di rumah sakit. Ia juga ingat jika semalam ada yang menyerangnya. Setelah itu Prita tidak ingat apa pun. "Kenapa? Bukankah kamu sangat gila berhubungan intim hingga suami orang pun kamu mau?!" Laki-laki asing itu membentak Prita dan membuat wanita simpanan Arsa itu
Baca selengkapnya

54. Amelia Pulang Ke Rumah

Arsa menatap tajam ke arah Dandi. Sosok yang ditatap pun sadar jika yang mencuri dengar obrolan mereka. Dandi tetap santai saja dan justru melambaikan tangan kepada Arsa. Ia tetap mengobrol dengan sosok yang menghubunginya. "Tidak ada masalah. Nanti paketannya bisa dikirim ke kantor aja. Kalo di rumah, susah nanti. Rumah sering kosong. Istri aku masuk shift pagi di rumah sakit." Astaga! Arsa merasa salah sasaran saat ini. Ia mengira jika Dandi sedang menghubungi seseorang. Arsa pun tampak lega setelah tahu bukan orang dari kepolisian yang dihubungi Dandi. Ia merasa telah dijebak saat ini. Dandi menutup ponselnya dengan setelah selesai berbincang. Ia mendekati Arsa yang saat ini masih saja berdiri. Sesi tanya jawab sudah berakhir sejak tadi. Arsa seperti orang yang sedang kebingungan saat ini. "Ada yang bisa aku bantu?" tanya Dandi kepada juniornya itu. "Enggak ada. Aku hanya merasa ...." Arsa mengembuskan napas berat, menunjukkan jika kini masalahnya sangat berat. Dandi paham jik
Baca selengkapnya

55. Ratna De-Javu

Arsyila tampak sangat heran dengan pertanyaan sang adik yang seolah tidak suka jika papa mereka ada di rumah ini. Padahal sejak pagi sang papa berada di rumah ini. Astaga! Rupanya Arsa ketakutan saat ini. "Kenapa kalo Papa di sini? Kamu takut?" Arsyila mengatakannya dengan nada sangat ketus. "Lagian Mama, tidak bisa diandalkan sama sekali. Saat menantunya sedang kesulitan justru sibuk dengan arisan. Hal yang sama sekali tidak penting," kata Arsyila dan membuat Arsa mengembuskan napas dengan kasar. Amelia lantas menuntun anaknya. Aron tampak sangat merindukan sang mama. Anak itu tampak tidak mau lepas dari Amelia. Sayang, ibu tiga anak itu belum bisa menggendong anak bungsunya. Ada rasa nyeri yang masih tersisa di dalam perutnya. "Nak, kamu jangan banyak gerak dulu. Selama masa pemulihan, biar Syila tetap di sini. Malam baru pulang dijemput Agung," kata Subianto dengan lembut pada Amelia. "Iya, Pa. Maafkan aku, merepotkan banyak orang." Amelia merasa tidak enak hati. Mereka seolah
Baca selengkapnya

56. Sidang Pertama

Arsa menatap penyidik yang tak lain adalah Dandi. Tidak tahu alasan dan tujuan sosok itu datang ke rumah Arsa pagi ini. Mereka tidak ada jadwal penyelidikan di kantor. Hanya beberapa waktu yang lalu saja. Hingga hari ini, Arsa sama sekali tidak tahu kabar Prita. Kabar yang berembus, wanita itu sedang diperiksa kesehatan jiwa dan mentalnya. Arsa tidak paham mengapa sampai seperti ini. Bagi Arsa, Prita baik-baik saja. "Apa maksud kamu?" tanya Arsa yang saat ini tidak menggunakan pakaian dinasnya. "Foto inj bisa dikirim ke pengadilan agama. Sebagai bukti adanya KDRT dalam rumah tangga kalian. Kamu tahu? Ini bisa mempercepat proses perceraian kalian. Artinya, istri kamu tidak perlu repot mencari pengacara." Dandi berkata dengan pongah saat ini. Dandi seolah sedang menertawakan jatuhnya hidup Arsa. Ia mempunyai dendam kesumat pada Arsa. Dulu mereka bersaing untuk mendapatkan Prita. Astaga! Persaingan seperti apa di antara mereka berdua. "Kalian kalo mau ribut silakan. Saya mau datang
Baca selengkapnya

57. Ratna Mulai Ikut Campur

Dandi kali ini datang ke pengadilan agama. Ia sebenarnya ingin melihat bagaimana sidang rivalnya dulu. Kehancuran sudah ada di depan mata saat ini. Lucu, dendam itu seolah masih ada di hati sosok junior Arsa. Prita hingga saat ini tidak mau menerima cintanya. "Kenapa kamu ikut campur masalah rumah tanggaku?!" Arsa tanpa sadar justru membentak Dandi di depan banyak orang. "Oh ... aku ingat, kamu masih kesal karena berulangkali ditolak oleh Prita, bukan?" tanya Arsa dengan senyum sinis. "Kesal? Tidak. Aku justru bahagia saat ini. Dia itu wanita kotor. Memangnya kamu yakin, hanya denganmu dia berhubungan. Ada laki-laki lain yang selalu bersamanya. Kamu pasti tidak tahu bukan Mas Arsa Subianto? Baru-baru ini, Prita tertangkap basah sedang bersama laki-laki lain di rumahnya. Semua bukti dipegang oleh Bu Mita," lanjut Dandi sambil tersenyum penuh kemenangan saat ini. Arsa mundur beberapa langkah saat ini karena ucapan Dandi luar biasa mengejutkan. Rasanya sangat mustahil karena mereka su
Baca selengkapnya

58. Amelia Berniat Meninggalkan Rumah

Amelia datang bersama dengan kedua anak kembarnya dan si bungsu. Arsyila tidak bisa mengantarkan karena sedang tidak enak badan. Ada masalah yang juga sedang menimpa Arsyila saat ini. Hanya saja kakak perempuan Arsa itu belum mau mengatakannya."Apa maksud kamu?!" Arsya membentak wanita yang telah melahirkan ketiga anaknya itu."Maksud aku, sudah siap kalian berdua mendekam di penjara? Amggota kepolisian pasti sangat bersemangat menyelidikinya. Ya, mau gimana lagi, karma pasti akan datang bukan?" tanya Amelia dengan wajah santai.Saat ini ada kedua orang tua Arsa. Rasanya tidak mungkin menghajar wanita tidak tahu diri itu sekarang. Arsa pasti akan mendapatkan masalah dari sang papa. Bisa saja laki-laki paruh baya itu justru melaporkan kepada polisi. Tindak kekerasan dalam rumah tangga. "Tidak perlu menjelaskan. Kamu sudah dewasa. Pasti paham dengan apa yang aku maksud. Jangan mendadak menjadi orang bodoh seperti ini." Amelia sekarang tidak takut lagi kepada Arsa dan Ratna."Kamu!" Ar
Baca selengkapnya

59. Kesepakatan

Prita menyalami Tuan Permana yang wajahnya tampak sangar saat ini. Ia berusaha tidak canggung pada sosok pengusaha kelas kakap itu. Prita mulai berani berakting saat ini. Sultan muak dengan cara yang digunakan oleh Prita."Ya, saya Prita Yuliana Santoso," kata Prita dengan wajah seolah adalah wanita baik-baik."Oh, sudah dewasa kamu. Terakhir saya lihat kamu saat kamu masih SD dulu, setelah itu kamu sekolah di luar kota," kata Permana yang mengingat masa kecil Prita."Iya, Om. Saya di Semarang sampai selesai pendidikan Akpol beberapa tahun yang lalu. Kebetulan setelah lulus saya ditugaskan di kota ini. Jadi, bisa ketemu Mas Sultan setiap saat," kata Prita sambil menatap takjub ke arah Sultan yang kini memilih diam.Ardi tampak cemas saat Sultan melirik dengan tajam. Lirikan itu penuh makna dan amarah. Sejak beberapa waktu, Sultan memang mencurigai Ardi. Entahlah, hanya firasat atau memang kebetulan dan saat ini benar-benar terjadi."Kalian ada hubungan?" tanya Permana yang memang sang
Baca selengkapnya

60. Kesepakatan

Prita menyalami Tuan Permana yang wajahnya tampak sangar saat ini. Ia berusaha tidak canggung pada sosok pengusaha kelas kakap itu. Prita mulai berani berakting saat ini. Sultan muak dengan cara yang digunakan oleh Prita."Ya, saya Prita Yuliana Santoso," kata Prita dengan wajah seolah adalah wanita baik-baik."Oh, sudah dewasa kamu. Terakhir saya lihat kamu saat kamu masih SD dulu, setelah itu kamu sekolah di luar kota," kata Permana yang mengingat masa kecil Prita."Iya, Om. Saya di Semarang sampai selesai pendidikan Akpol beberapa tahun yang lalu. Kebetulan setelah lulus saya ditugaskan di kota ini. Jadi, bisa ketemu Mas Sultan setiap saat," kata Prita sambil menatap takjub ke arah Sultan yang kini memilih diam.Ardi tampak cemas saat Sultan melirik dengan tajam. Lirikan itu penuh makna dan amarah. Sejak beberapa waktu, Sultan memang mencurigai Ardi. Entahlah, hanya firasat atau memang kebetulan dan saat ini benar-benar terjadi."Kalian ada hubungan?" tanya Permana yang memang sang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status