Bab 44 Wisuda Tok,tok. "Masuk!" "Maaf, Pak. Saya mahasiswa yang mau diuji minggu depan. Saya bermaksud menyerahkan berkas ujian." Deg, "Kenapa mendadak jantungku berdebar. Zen, apa aku sudah tidak waras. Di mana-mana selalu melintas bayangmu." "Hmm, letakkan saja di meja," ucapnya datar dan singkat. Ning terkesiap mendengarnya. Ia hanya bisa menatap punggung laki-laki dengan rambut di kuncir. Topinya pun masih setia bertengger di kepala. "Sepertinya Bapak sedang sibuk, apa ada yang perlu dibantu?" "Tidak," timpalnya. "Baik, saya permisi dulu." Gegas Ning keluar dari ruangan yang membuatnya tidak nyaman. Aura dingin terlihat dari sikap dosen baru berpenampilan gaul itu. Terlihat dosen itu justru sibuk menata buku di almari karena baru memindahkan barang-barang. Ning sebenarnya ingin menawarkan bantuan, tetapi malah ditolak mentah-mentah. "Hufh, menyebalkan." Ning menggerutu sambil menghentakkan kaki. "Kamu kenapa, Han?" "Ckk, nggak papa, Pak. Pak Hilmi kenapa milih dosen b
Last Updated : 2023-07-06 Read more