Semua Bab Memaksa Jadi Madu Akan Kubuat Kau Seperti Babu: Bab 21 - Bab 30

44 Bab

Hancur Karena Ulah Sendiri

POV AuthorJantung Luna hampir copot, untuk yang mendengar ia bicara itu Siti bukan Elea. Jika Elea yang mendengar bisa bahaya.“Dasar babu kepo!” sungut Luna lalu memungut ponselnya.“Situ juga babu, kok menghina?”“Lanjutkan! Aku mau ke toilet.” Tanpa mendengar jawaban Siti, Luna melengos pergi.Siti geleng-geleng kepala, “Wajib dicurigai ini. Jangan sampai Non El dicelakai oleh nenek sihir itu.”Elea memang tidak meminta Siti untuk mengawasi pergerakan Luna hanya mendampingi saja tapi jika ada hal yang mencurigakan seperti ini sudah seharusnya Siti waspada. Tidak tega jika harus melihat majikannya kembali adi korban Luna.Takut lupa jika dinanti-nanti, Siti langsung memberitahu Elea.“Terima kasih infonya. Sekarang kamu bisa kembali.” Elea tersenyum pada Siti.“Sama-sama, Non. Saya permisi.”Pencurian dokumen tidak ada dalam rencananya dan David. Ya, keduanya mendapatkan keuntungan dengan mengerjai Luna. Elea merasa puas dan David bisa lepas dari masalah yang dibuatnya dengan bantu
Baca selengkapnya

Derita Tiada Akhir

POV Author“Aku tidak salah apa-apa, kenapa harus bawa-bawa polisi segala?” Luna menggelengkan kepala tidak terima.“Kau memang tidak bersalah tapi berniat untuk melakukan kesalahan. Merencanakan sebuah pembunuhan. Kau ingin meracuni aku bukan?”“Ini tidak seperti apa yang kau pikirkan.” Luna terus saja membela diri, tidak ingin sampai disalahkan karena jika semua itu terjadi bisa saja David malah lepas tangan. Itu akan sangat merugikan bagi Luna.“Benarkah? Apa aku harus percaya kata-katamu?”“Aku bersedia melakukan apapun jadi tolong percaya padaku.”Elea menyeringai, “Terakhir kali kau juga mengatakan itu padaku dan untuk kedua kalinya berkhianat dariku, apa kau akan melakukan untuk kali ketiga?”“Aku lelah mengurus hal yang tidak penting seperti ini. Cukup selama beberapa bulan ini kau sudah menjadi babu di rumahku, aku tidak akan menyimpan dendam untukmu jadi kau boleh pergi.”“Apa?” Luna terperangah, ia benar-benar akan diusir dan rencananya gagal total.“Perlu kuulangi lagi ata
Baca selengkapnya

Penderitaan Lain

POV AuthorDalam keadaan darurat seperti ini, saat tidak ada yang bisa dimintai tolong biasanya hanya Elea yang menjadi tujuan Luna tapi kali ini jelas itu tidak akan mungkin. Luna tidak mau menjatuhkan harga dirinya dengan datang pada Elea dan meminta bantuan. Ia akan berusaha sendiri mencari pekerjaan, ia bukan orang bodoh yang tidak bisa bekerja. Hanya saja Luna lebih suka memanfaatkan uang orang lain. Ada gunanya juga memiliki keterampilan disaat genting seperti ini.“Aku harus dapat pekerjaan sebelum uangku benar-benar habis,” gumam Luna.Ia akan menggunakan koneksi untuk mencari pekerjaan. Luna memiliki banyak kenalan yang bekerja di perusahaan-perusahaan besar, banyak dari mereka adalah lelaki yang pernah bersamanya.“Namamu di blacklist dari kantor ini, Luna.”Mata Luna membulat sempurna mendengar perkataan salah satu temannya.“Apa? Jangan bercanda, Romi!” Luna menatap Romi dengan serius.Baru Romi yang ditemui Luna karena berpikir ia akan mudah bekerja di tempat Romi.“Untuk
Baca selengkapnya

Penebus Kesalahan

POV AuthorDafri hanya bisa melihat rumah penuh kenangan itu dari kejauhan. Ia sangat merindukan Elea namun tidak berani untuk datang langsung. Jika Elea tidak mengizinkan maka Dafri tidak akan melakukannya.Ia merasa sudah mendapatkan balasan dari apa yang sudah diperbuat. Luna yang menjadi alasannya mendua dari Elea ternyata menipunya, sekarang Dafri tidak akan lagi berhubungan dengan Luna. Awalnya mereka berhubungan karena masalah anak tapi ternyata anak yang dikandung Luna bukankah anak Dafri, jadi Dafri tidak memiliki alasan menjalin komunikasi apapun dengan Luna.Senyum di bibir lelaki itu tersungging saat melihat Elea keluar. Betapa bahagianya ia meski hanya melihat Elea dari jauh. Tidak ingin mengusik Elea, Dafri tetap berada di tempatnya. Hanya mengikuti Elea berjalan dari seberang. Tidak menyangka jika akan melihat Elea secara langsung. Rasa rindunya bisa sedikit terobati.“Aku bersyukur kamu terlihat baik-baik saja,” gumam Dafri.Pandangan Dafri beralih pada perut Elea yang
Baca selengkapnya

Kesempatan Kedua

POV Author“Sebenarnya Dafri sudah mengakui semuanya. Dia menelpon Papa dan mengatakan apa yang telah dia lakukan.”Tubuh Elea menegang. Selama ini ia berusaha untuk menutupi tapi ternyata Dafri sendiri yang mengatakan semuanya pada Pak Hartanto tanpa sepengetahuan Elea. Elea berpikir jika Dafri tidak akan berani melakukan itu karena sudah pasti ia tidak akan mendapatkan maaf dari mertuanya bahkan bisa jadi hidupnya akan dibuat lebih sengsara.“Mas Dafri … mengatakannya?”“Ya.”“Apa dia meminta Papa untuk membujukku?”“Tidak. Dia menghubungi Papa untuk mengaku kesalahannya dan minta maaf, tidak mengatakan hal lain lagi.”Dafri menghubungi mertuanya bukan karena ingin dibantu agar bisa kembali pada Elea tapi ia memang ingin meminta maaf dan menyesali semuanya. Bahkan siap menerima apapun hukuman yang akan diberikan padanya.Selama ini Pak hartanto menahan diri untuk tidak bicara pada Elea, bahkan ia memaksakan diri untuk pulang karena ingin melihat langsung kondisi Elea. Orang tua mana
Baca selengkapnya

Berakhir Bahagia

POV AuthorBerbulan-bulan Dafri terbaring tak berdaya. Elea tidak akan pernah melepaskan Luna yang sudah membuat banyak masalah.Tidak pernah sekalipun Elea absen untuk berada di sisi suaminya. Bahkan saat usia kandungannya sudah tua dan masuk bulannya, Elea masih mengunjungi Dafri. “Mas, sebentar lagi anak kita lahir. Cepatlah bangun, aku ingin kamu menemaniku saat melahirkan nanti.”Setiap saat Elea selalu mengajak suaminya itu bicara meski percuma karena tidak ada respon apapun. Namun berbeda dengan sebelumnya yang sulit menahan desakan air mata.Sekarang Elea sudah bisa mengendalikan dirinya karena terlalu sering menangis akan berdampak buruk pada kandungannya.“Nanti setelah sehat, kamu juga harus pergi ke gym. Kamu tahu sendiri bukan kalau aku tidak suka lelaki dengan perut buncit.”Dengan telaten Elea membersihkan tubuh suaminya. Selama bisa melakukannya sendiri ia akan melarang orang lain untuk melakukan tugasnya itu.“El sudah makan belum?” Bu Lia datang membawakan kotak maka
Baca selengkapnya

(S2) Luka Lama

Karena terburu-buru, orang yang baru saja akan masuk dan keluar secara bersamaan dari cafe itu harus bertubrukan.“Maaf, saya tidak sengaja.” Dafri membantu memunguti buku wanita itu yang berserakan.“Iya, tidak apa-apa. Saya yang salah, Pak.”“Vera! Ayo cepat.”Wanita itu dipanggil oleh temannya yang sudah berada di dalam mobil dan dengan langkah cepat meninggalkan Dafri yang masih membeku.Melihat sosok Vera membuat lelaki itu sama sekali tidak bisa mengalihkan pandangannya. Pertemuan pertama namun sosok itu berhasil menyita perhatian Dafri apalagi saat melihat sorot matanya yang mirip dengan Elea.“Papa. Awas ya berani lihat-lihat kakak cantik!”Dafri tersentak mendengar suara cempreng bocah lima tahun yang sekarang melotot padanya. Bodyguard kecil yang selalu mengikuti kemanapun Dafri pergi bahkan Vano menolak untuk sekolah hanya karena ingin mengikuti sang ayah.“Siapa juga yang lihat, Papa tidak sengaja. Ayo masuk.” Dafri menggandeng tangan putranya masuk ke dalam cafe.Hati Dafr
Baca selengkapnya

(S2) Kejadian Yang Sama

“Aku tidak ridho kamu keluar satu langkah saja dari rumah ini! Aku masih suamimu, dosa kalau kamu tidak mengikuti perintahku!” Harya memperingati. Vera menyeringai. “Anda sudah kehilangan hak untuk melarang saya setelan anda membawa dia ke rumah ini sebagai madu. Oh ya, tadi anda bicara soal dosa? Apa anda pikir menyakiti hati istri tidak dosa tapi sudahlah dosa itu anda tanggung sendiri. Mulai detik ini tidak ada hubungan apapun lagi diantara kita.” Harya mencekal pergelangan tangan Vera. “Sampai kapanpun aku tidak akan melepaskanmu, Vera!” “Mas, sudah biarkan saja dulu Vera menenangkan hatinya. Aku yakin Vera tidak akan mau juga berpisah denganmu dan menjadi janda.” Ia bicara seperti sangat peduli padahal ia sangat bahagia melihat Vera keluar dari rumah ini dan nantinya ia yang akan berkuasa, tidak hanya menguasai Harya namun juga harta lelaki itu. “Dengar, Pak Harya Prasetya? Istri tersayang anda itu meminta anda membiarkan saya pergi tapi ingat satu hal jika saya tidak akan per
Baca selengkapnya

(S2) Wanita Kuat

Vera tidak pulang ke rumah orang tuanya, ia belum siap. Meski tinggal bersama bukan dengan orang tua kandungnya, namun Vera sangat menyayangi mereka yang merawat Vera dari bayi sampai dewasa.Untuk malam ini Vera memilih untuk tidur di penginapan sementara waktu, meski beberapa tahun ke belakang ia hanya seorang ibu rumah tangga namun sebelum menikah Vera bekerja dan memiliki tabungan.Ia harus menyiapkan diri untuk menjadi seorang janda, biaya yang akan dibutuhkannya besar untuk melahirkan nanti. Meski memiliki tabungan namun Vera tidak mungkin mengandalkan itu selamanya."Aku harus mencari pekerjaan secepatnya. Pendidikanku tidak sia-sia, saat seperti inilah mandiri dibutuhkan. Semangat Vera, hidupmu berharga. Buktikan pada dunia kau tidak lemah setelah dihancurkan." Vera menyemangati dirinya sendiri. Ia tidak akan mengemis untuk diberikan semangat dari orang lain.Vera menatap semua berkas miliknya yang akan digunakan untuk melamar pekerjaan. Saat pulang tadi ja menyempatkan untuk m
Baca selengkapnya

(S2) Akan Menghabisi Pelakor

"Hm … anu, Bu."Bu Fitri mengernyit heran. "Anu apa?""Ini 'kan sudah malam, nanti saja ibu datang ke rumah. Lagi pula Vera juga pasti sudah istirahat, semenjak hamil dia jadi mudah kelelahan."Entah berapa kebohongan yang nantinya akan tercipta jika Harya terus menutupi semuanya."Baiklah, besok ibu akan ke rumah kalian. Ibu tidak sabar bertemu dengan Vera."Binar bahagia terlihat jelas di wajah keriputnya membuat hati Harya teriris. Ia harus membohongi ibunya demi menutupi apa yang sedang terjadi, tidak berpikir esok seperti apa. Harya saja tidak bisa menghubungi Vera, bagaimana ia bisa membujuk istrinya itu.Semuanya semakin kacau dan rumit karena kebohongan yang dibuat oleh Harya sendiri."I–ya, Bu.""Kamu sudah makan belum? Tadi ibu masak telur balado kesukaan Vera. Sekalian kamu bawa pulang buat dia ya." Bu Fitri beranjak ke dapur untuk menyiapkan telur balado untuk menantunya.Harya menjambak rambutnya frustasi. Ia menghela nafas kasar, rasanya berat sekali menjalani semua ini.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status