"Hm … anu, Bu."Bu Fitri mengernyit heran. "Anu apa?""Ini 'kan sudah malam, nanti saja ibu datang ke rumah. Lagi pula Vera juga pasti sudah istirahat, semenjak hamil dia jadi mudah kelelahan."Entah berapa kebohongan yang nantinya akan tercipta jika Harya terus menutupi semuanya."Baiklah, besok ibu akan ke rumah kalian. Ibu tidak sabar bertemu dengan Vera."Binar bahagia terlihat jelas di wajah keriputnya membuat hati Harya teriris. Ia harus membohongi ibunya demi menutupi apa yang sedang terjadi, tidak berpikir esok seperti apa. Harya saja tidak bisa menghubungi Vera, bagaimana ia bisa membujuk istrinya itu.Semuanya semakin kacau dan rumit karena kebohongan yang dibuat oleh Harya sendiri."I–ya, Bu.""Kamu sudah makan belum? Tadi ibu masak telur balado kesukaan Vera. Sekalian kamu bawa pulang buat dia ya." Bu Fitri beranjak ke dapur untuk menyiapkan telur balado untuk menantunya.Harya menjambak rambutnya frustasi. Ia menghela nafas kasar, rasanya berat sekali menjalani semua ini.
Baca selengkapnya