Niken menelan ludahnya dengan susah payah, ia termakan omongannya sendiri. Beginilah jika bermuka dua, ia menyulitkan hidupnya sendiri."Rasakan! Siapa suruh ingin kau bersandiwara, aku pun akan ikut permainanmu." Hanin membatin, ia tidak akan semudah itu membiarkan Niken lepas.Jika langsung ke inti membuatnya menderita rasanya tidak akan seru, lebih baik membuatnya menderita secara perlahan dan akhirnya ia akan frustasi sendiri."Kenapa melamun, Mbak? Atau Mbak sudah mau pulang? Pulang saja, biar rumah aku yang jaga. Kebetulan aku juga ingin bertemu dengan Bang Harya dan Mbak Vera untuk membicarakan rencana bulan madu kedua mereka."Mata Niken langsung membulat mendengar itu. "Bu–lan madu kedua?""Iya. Kenapa Mbak sepertinya kaget begitu?"Niken langsung menormalkan ekspresi wajahnya dan menggelengkan kepala. "Ti–dak, hanya saja rasanya aneh bicara bulan madu. Mereka bukan pasangan yang baru menikah.""Kenapa aneh, wajar mereka pergi bulan madu. Sekalian merayakan kehamilan Mbak Ver
Read more