"Pelan saja makannya," ucap dokter Daniel. Aku hanya cengengesan."Lapar, Dok. Tak biasa dirias kayak tadi. Kalau kelamaan bisa pingsan di salon.""Hahaha ... Mom, kok gak selera makan?" Tanya dokter Daniel."Mommy sudah terbiasa makan masakan Annisa, enak banget, Niel.""Iya, kah? Gak sia-sia Daniel ajak kerjasama, lumayan Mommy bisa bernostalgia di desa Kakek.""Iya, tak menyangka Mommy betah disana, Niel. Hidup di kampung terasa lebih damai.""Wow, sejak kapan Mommyku berubah seperti ini. Surprise banget, hebat kamu Annisa bisa mengubah Mommyku yang gila shoping ini." Aku hanya tersenyum datar, bukan apa-apa aku merasa seperti ditipu oleh mereka. Memanfaatkan amnesia yang kumiliki."Maafkan ibu, ya, Nak. Ibu hanya ikut permainan Daniel. Jadi kalau mau marah sama Daniel jangan sama ibu. Ibu juga korban dari rencana dia." Bu Ratih memicingkan matanya ke anaknya untuk bertanggung jawab atas ti
Read more