“Assalamu'alaikum, Kak." Langsung, dong diterima panggilan itu sama Nisha. Siapa tahu penting mengingat Bahri tengah bepergian sama ayah kandungnya ini.“Nis, ini Bahri poop," lapor Firdaus terdengar gusar.Nisha mengernyitkan keningnya. “Iya. Terus?” Bukannya hal yang wajar buang air besar bagi manusia, terutama batita seperti Bahri? Kenapa harus gelisah?“Gimana, nih?” tanya Firdaus. Kali ini terdengar lebih panik.“Ya, diganti dong popoknya.”“Ana ngga nitipin popok tadi.""Bukannya Ana nitipin tas, ya? Isinya lengkap disitu?""Cuma baju doang, ngga ada popoknya."“Ya, sudah beli aja. Yang sachet juga banyak, kok di warung-warung, Kak,” jawab Nisha masih tenang. Toh ini bukan masalah besar. Banyak pemecahan masalahnya, kok. Jangan panik kayak mau diserang bom atom gitu, deh.“Gantinya gimana?” Tuh, Firdaus masih aja panik luar biasa.“Ya begitu. Masak harus didikte, sih, Kak? Kakak pernah,
Last Updated : 2023-07-06 Read more