Semua Bab Suamiku Doyan Selingkuh: Bab 11 - Bab 20

98 Bab

#11. Sang Mantan

Nisha terduduk di kursinya. Setelah mengeluarkan nada tinggi begitu, perasaannya memang sedikit lega, tapi malah jadi ngga enak sama teman-teman satu kantornya.Fadhil yang duduk bersebelahan dengannya sudah menyuruh Mbak Ade kembali ke mejanya. Nisha itu jarang sekali menunjukkan wajah kusut seperti ini, jadi Fadhil memilih untuk menjauhkan semua orang darinya. Biarkan Nisha untuk tenang terlebih dahulu.Seraya menghela napas panjang, Nisha melirik ke arah ponselnya yang bergetar. Sebuah notifikasi muncul di layar. Pesan dari Elza, ada namanya di sana.Nisha pun membuka pesan itu. Keningnya mengernyit. Beberapa buah foto yang dikirimkan oleh Elza sontak membuat jantungnya berdegup kencang.‘Aku ketemu, nih sosmednya Bella. Nih mukanya. Ternyata dia udah nikah, lho. Punya anak laki-laki masih seumuran Bahri kayaknya, sih.’Nisha pun membuka foto pertama. Deretan foto selfie Bella. Salah satunya berada di dalam mobil. Dari bantalan kursi, Nisha bisa mengenali mobil siapa itu. Tentu sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-21
Baca selengkapnya

#12. Bukan Mengadu

“Nis, hari ini temenin Mama ke acara peresmian ya.” Suara terakhir dari Firdaus pagi ini ketika menelepon Nisha. Bukan menanyakan keadaan anak-anak apalagi Nisha, tapi malah memberikan tugas. Dikiranya Nisha itu ngga ada kerjaan apa.Tidak ada bosan-bosannya Salma meminta tolong pada menantunya, yang selalu siap kapan saja. Barusan dia menelepon Firdaus. Anak kandungnya itu bilang kalau sedang sibuk sekali, jadi ngga sempat menemani Mama-nya ini. Salma polos aja, sih mengira anaknya itu memang sibuk bekerja, padahal sedang asyik berselingkuh dengan Bella.“Ajak Nisha aja, lah, Ma. Nanti aku telepon dia, suruh antar Mama,” cetus Firdaus sekaligus menolak beberapa saat lalu.Bukan sekali dua kali, sih. Memang ngga pernah malah Firdaus menemani Salma sejak beristrikan Nisha. Selalu istrinya itu yang disuruhnya pergi. Sebenarnya Salma sudah menduga akan jawaban Firdaus itu.Lah, memangnya Salma tak punya anak lain lagi yang menemani? Kok ketergantungan melulu sama menantunya, yang kalau d
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-21
Baca selengkapnya

#13. Jika Berada Pada Situasi Yang Sama

Di tahun 2005 pernikahan Nisha dan Firdaus belum satu tahun berjalan. Saat itu Nisha tengah hamil anak pertama mereka, Pratama. Kebetulan baru satu bulan menikah dia langsung hamil. Hal inilah yang dijadikan bahan bully-an beberapa teman sekolahnya, kalau dia hamil duluan sebelum melangsungkan pernikahan.Perutnya membuncit saat mengambil ijazah. Jelas saja menjadi tanda tanya bagi beberapa orang. Nisha berusaha tutup kuping akan semua itu.Namun, nahas. Sang bayi harus pergi terlebih dahulu sebelum sempat menghirup udara selain di rahim ibunya. Baru berumur tujuh bulan, janin malang itu terpaksa dikeluarkan.Malangnya, malah gosip buruk kian beredar. Pasti sudah sembilan bulan, memang sudah waktunya melahirkan, pikir para pemilik lidah setajam silet itu. Itu bayi paling sengaja digugurin, begitulah selentingan yang beredar.Nisha sedih. Bukan hanya karena gosip itu saja, yang membuatnya enggan ke luar rumah, tapi juga kehilangan sang bayi yang seharusnya sudah berada dalam dekapannya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-22
Baca selengkapnya

#14. Bekas Wanita Lain

Malam sudah sangat larut saat Firdaus membuka pintu kamar. Walaupun keadaan kamar tidak terlalu terang, namun masih dapat dilihatnya kedua anak mereka tertidur di sisi Nisha. Karena tinggal bersama orang tua, dua bocah kecil itu masih satu kamar dengan mereka.Kepala Firdaus sedikit pusing. Dia baru pulang nge-DJ, tidak lupa menegak segelas-dua gelas minuman alkohol.Malam itu, Bella tidak diajaknya ikut serta karena sedang malas saja membawa kekasihnya itu. Yang ada nanti malah berantem. Belakangan ini ujung-ujungnya ribut kalau bertemu Bella.Bella menuntut waktu lebih bersama Firdaus, sementara lelaki itu masih ingin pulang. Bagaimanapun dia merasakan rindu pada Nisha, walaupun sedikit.Melihat Nisha berbaring hanya mengenakan daster seperti ini, terus diperhatikan wajah istrinya itu, timbullah keinginan untuk memeluknya di benak Firdaus. Mungkin sudah hampir tiga bulan ia tak menafkahi batin istrinya itu karena tengah terlena akan kemolekan Bella.Setelah dilihat-lihat, walaupun
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-23
Baca selengkapnya

#15. Ke Mana Perginya Menantuku?

“Fa, Mama-mu mana? Suruh makan dulu, gih,” tanya sekaligus perintah dari Mariya. Tangannya sibuk menata piring lauk-pauk di atas meja. Setelah ini dia siap pergi, Firdaus biasanya agak sungkan kalau harus makan bersama mertuanya ini.Shareefa yang baru menginjak kelas lima sekolah dasar, tapi gayanya yang acuh tak acuh sekilas membuatnya terlihat lebih dewasa. “Di kamar, Mak. Lagi siap-siap,” jawabnya hanya melepaskan sekilas tatapan dari televisi.O, iya. Shareefa dan Bahri tidak memanggil kedua orang tua Nisha ini sebagai nenek atau kakek, tapi Emak dan Bapak—seperti Nisha dan Ana memanggil mereka. Sudah kebiasaan dari kecil.“Panggil, lah. Suruh sarapan dulu sebelum berangkat ke kantor,” ujar Emak. Muka boleh judes tapi hatinya lembut sekali.Meskipun tengah asyik menonton televisi, Shareefa tetap menuruti perintah Mariya. Kaki jenjangnya melangkah menuju kamar Nisha.“Ma,” panggilnya saat melihat punggung Mama-nya. “Disuruh Emak sarapan,” lapor Efa lagi.Nisha berbalik. Ternyata d
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-24
Baca selengkapnya

#16. Hari Pernikahan

10 tahun yang lalu,Mariya tersenyum tipis memerhatikan anak sulungnya. Sementara itu, dalam gendongannya Diana alias Ana baru berumur dua tahun saat itu. Tidak pernah melepaskan pelukannya sedetik pun. Karena rumah dalam keadaan sangat ramai, jadi ia merasa takut jika jauh dari ibunya.Jenisha penyuka warna biru, mulai dari pakaian, tas, sepatu, hingga cat kamar dan printilan kecil. Bahkan, di hari pernikahannya, tanpa ragu ia pun mengenakan kebaya biru. Make-up tidak terlalu tebal serta monoton. Pada dasarnya dia sudah cantik, jadi make-up tipis ini pas sekali untuknya. Terlihat natural.Begitu pula dengan Makhmud, yang takjub akan kecantikan anak gadisnya itu. Belum puas sebenarnya ia menjalani tugasnya sebagai seorang ayah.Akan tetapi, kedatangan keluarga Bakhtiar dua bulan yang lalu membuatnya tidak bisa berkutik.Jenisha saja sampai kaget sekali melihat kehadiran kekasihnya diikuti oleh orang tua kandung serta keluarga besarnya. Dia sama sekali tak menyangka Firdaus bisa seber
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-25
Baca selengkapnya

#17. Pelakor Tak Tahu Malu

"Nis."Nisha yang baru mau keluar kamar tersentak di tempat. Sosok Mariya di ruang tamu mengagetkannya. Nisha tidak tahu sejak kapan ibu kandungnya itu duduk di sana. Dia kira Mariya sudah pergi ke pasar."Ada apa, Mak?" tanya Nisha seraya melanjutkan langkahnya meletakkan sepatu di depan pintu rumah."Firdaus ada nelpon?"Nisha menggeleng."Jangan telpon-telpon dia. Jaga harga dirimu, Nis.""Tapi, perhiasan itu, Mak?""Biarin aja. Uangnya ngga bakalan berkah. Mak bisa, kok ganti berkali-kali lipat dari yang dia ambil."Nisha menunduk. Dia merasa bersalah karena tidak memerhatikan Firdaus saat berkemas. Padahal, semua itu adalah haknya anak-anak, terutama Efa. "Apa aku kasih tahu Baba sama Mama aja, ya, Mak?"Mariya berdiri. "Ngga usah. Jangan sampai kita kayak orang ngemis ke mereka." Kemudian, dia berjalan menuju kamarnya. Sepertinya sudah puas mengeluarkan semua uneg yang mengganjal di dadanya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-26
Baca selengkapnya

#18. Di Antara Dua Pilihan

Mata Nisha mengerjap seraya menatap Efa. Otaknya bekerja keras mencari alasan yang tepat."Mahasiswa, Fa. Iya, mahasiswa. Ada yang mau ngurus wisuda, tapi bahannya masih kurang," jawab Nisha sambil menganggukkan kepalanya. Efa menatap langsung mata Nisha selang dua detik. Setelah yakin kalau Nisha ngga berbohong, dia kembali larut menonton televisi.Selagi Efa memalingkan muka, Nisha menghembus napas pelan, lega. 'Salah banget aku save nomor ini tadi. Seharusnya ngga usah, buat apa juga nomor itu cewek di save.' Nisha pun langsung menyentuh layar touchscreen ponselnya. Niatnya menyimpan nomor itu supaya tahu kalau Bella yang menelepon, jadi ngga usah diangkat. Sebenarnya ngga penting banget, lah nomor Bella ini.‘Apa diblokir aja, ya? Ini sudah sampai ke tahap ngeselin banget, sih. Nelponin tanpa henti dari tadi.’ Dia pun memutuskan untuk memblokir nomor itu. Demi ketenangan hidupnya.Akan tetapi, lagi-lagi Jenisha salah mendug
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-27
Baca selengkapnya

#19. Manusia Bodoh

“Kenapa datang, sih, Nis?!” sergah Elza emosi. Dia tak bisa membayangkan bagaimana sahabatnya ini menghadapi dua orang paling hina itu seorang diri. Dia ngga habis pikir, kok, mau-maunya, sih Nisha meladeni mereka.Sore ini Nisha meminta waktu Elza untuk bertemu. Sahabatnya itu masih dalam masa cuti melahirkan, jadi masih sempat untuk diajaknya jalan.“Kenapa ngga minta temenin aku, sih, Nis?!” tanya Elza masih kesal. Toh dia juga sering pergi bertiga sama Firdaus. Suami sahabatnya itu juga sudah terbiasa dengan kehadirannya.Nisha melirik bayi perempuan yang baru berumur empat puluh hari dipangkuan Elza. ‘Ya, ngga mungkinlah aku mengajakmu, terus ninggalin si kecil. Punya temen kok aneh-aneh aja pikirannya,’ dumelnya dalam hati.Terburu-buru Elza menyeruput ice coffee latte. Mulutnya sudah tidak sabaran mau protes ini dan itu, namun di lain sisi tenggorokannya terasa kering.Nisha menunggu kata-kata apa saja yang akan dimuntahkan oleh sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-28
Baca selengkapnya

#20. (Bukan) Pelakor

Mobil mungil bewarna silver berhenti di depan lorong buntu. Jalan lorong itu hanya dipergunakan untuk pemilik rumah keluar masuk. Satu mobil ini saja pas-pasan muatnya.Tak terasa Bella sudah sampai di rumah. Padahal, perjalanan dari mall menuju rumahnya ini cukup jauh. Semua karena hatinya tengah berbunga-bunga. Pipinya tak henti bersemu kemerahan tiap kali teringat Firdaus memilihnya daripada istri sahnya itu.‘Hm, awas saja kalau gue dianggap sebagai pelakor. Sorry banget, nih, ya! Suami dia sendiri yang lebih memilih gue, bukan karena gue paksa, lho. Makanya, kalau punya suami itu dijaga baik-baik. Cih!’ omel benak Bella membayangkan jikalau ada sumpah serapah yang keluar dari mulut Nisha. Untungnya, sih ngga.“Sayang,” panggil Firdaus pelan. Dia memerhatikan Bella memunggunginya sedari tadi. Jangan-jangan wanita itu marah karena kata-katanya yang ngga mau bercerai dari Nisha. Bella menoleh. Terpampang wajah datar tanpa ekspresi. “Ya?”
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status