"Tuhan, jika kebersamaan ini hanya mimpi, aku tidak ingin terbangun selamanya," gumam Hans sambil menatap wajah cantik yang masih terlelap di hadapannya.Dia berkali-kali terjaga, khawatir Eva akan menjauh dari tubuhnya. Rasa kantuk yang sempat mendera, entah ke mana rimbanya. Berjam-jam Hans memusatkan perhatiannya kepada wajah Evalia Ayu Lesmana yang benar-benar ayu itu, menikmati setiap jengkalnya seolah tak ada waktu esok maupun lusa.Dalam diam, Hans berkali-kali tersenyum. Dia hampir tidak pernah sakit selama ini, tapi entah kenapa pagi tadi merasa mual yang teramat sangat sampai membuatnya muntah. Meski merasa tidak nyaman pada awalnya, tapi dia justru bersyukur setelahnya.Eva menjadi orang pertama yang paling memedulikannya, menungguinya tanpa lepas perhatian sedetik pun darinya. Wanita itu bersikap lebih lembut, melunak dan tak mengarahkan tatapan sengit seperti sebelum-sebelumnya. Entah karena iba, atau yang lainnya. Tetap saja, Hans bahagia karena Eva bersedia menyuapinya s
Read more