Home / Fantasi / Pedang Penguasa Kegelapan / Chapter 421 - Chapter 430

All Chapters of Pedang Penguasa Kegelapan : Chapter 421 - Chapter 430

462 Chapters

Umpan Dimakan Ikan

Tetua Lu Bai dan tetua Tu Jui berjalan-jalan di sekitar kota itu, dan mereka terus berjalan hingga mereka sampai di ujung kota. "Keluarlah, sampai kapan kau akan sembunyi?" teriak tetua Lu Bai.Tidak hanya berteriak keras, tetua Lu Bai juga melepaskan aura membunuh dan itu cukup untuk memaksa orang yang awasi mereka keluar. "Hahaah, aku tak menduga kalau kalian masih mampu merasakan hawa keberadaan diriku!" kata orang itu dan keluar dari balik sebuah rumah. Whusssssssss!!Tetua Tu Jui langsung bergerak, dan berniat untuk menyerang orang yang awasi mereka itu. "Tahan tetua Tu Jui!" teriak tetua Lu Bai hingga serangan tetua Tu Jui tertahan tepat di hadapan orang itu. "Kenapa ketua menahan diriku?" tanya tetua Tu Jui."Aku penasaran alasan orang ini awasi kita, jika dia tak memberikan jawaban yang memuaskan, baru kau bunuh dia!" kata tetua Lu Bai.Namun, orang yang ada di hadapan mereka malah tersenyum, dan tak sedikit pun ragu pada kemampuan yang ia miliki, dia yakin mampu hadapi k
last updateLast Updated : 2024-07-26
Read more

Kekuatan Tetua Shishui

Tetua Lu Bai dan tetua Tu Jui berdiri saat ketua Mata Iblis muncul, orang yang tak adalah tetua Shishui.Tubuh tetua Lu Bai bergetar sata merasakan aura dari tubuh tetua Shishui, sungguh ia tak percaya kalau ada orang sekuat tetua Shishui di Kekaisaran Tang."Maaf sudah membuat kalian menunggu!" kata tetua Shishui dan menurunkan aura membunuh yang ia lepaskan. Tetua Lu Bai yang awalnya cukup yakin akan memiliki posisi yang penting di Mata Iblis, merasa kalau harapan itu mungkin akan gagal. "Aku sengaja mengundang kalian berdua untuk bicara denganku, aku yakin, tetua Ja Un tidak melakukan apapun pada kalian berdua, bukan?" kata tetua Shishui."Dia tak akan mampu melakukan apapun pada kami!" kata tetua Tu Jui."Hahahah, aku merasakan kekuatan kalian cukup tinggi, namun aku tak yakin kalau kalian akan mampu menyulitkan tetua Ja Un!" kata tetua Shishui."Kau meremehkan kekuatan kami!" kata tetua Tu Jui."Hahahah! Aku bukan merendahkan kekuatan kalian, namun itu kenyataan yang harus kali
last updateLast Updated : 2024-07-27
Read more

Terlalu Kuat Untuk Dihadapi

"Jangan halangi aku!" teriak tetua Tu Jui pada tetua Ja Un.Tetua Tu Jui bisa melihat kalau tetua Lu Bai tidak akan memiliki kesempatan untuk menang melawan tetua Shishui.Hal itu karena sudah belasan jurus berlalu, tetua Lu Bai tidak mampu menekan tetua Shishui, padahal tetua Lu Bai sudah gunakan pedang naga emas, senjata andalan miliknya."Biarkan saja tetua Shishui bersenang-senang, untuk apa kita ganggu mereka, sebaiknya hadapi saja diriku!" kata tetua Ja Un."Jika kau sungguh inginkan kematian, baik, akan aku berikan yang kau inginkan itu!" teriak tetua Tu Jui.Hiatttttt!!Bammmmmmm!!Tetua Tu Jui dan tetua Ja Un langsung beradu tenaga dalam, dan hasilnya, tetua Tu Jui terdorong ke belakang. "Kurang ajar!" maki tetua Tu Jui.Haaaaaaaaaaa!!Tetua Tu Jui buru-buru menyerang, karena tidak terima kalah di tangan tetua Ja Un.Namun, sekuat apapun ia berusaha, tetua Ja Un mampu memprediksi semua serangan Tetua Tu Jui."Ayolah, apakah kau sungguh hanya memiliki kekuatan sebesar itu? Ak
last updateLast Updated : 2024-07-28
Read more

Pindah Tangan

Tetua Lu Bai melesat kabur, namun pada saat ia akan pergi semakin jauh, dia menyadari kalau tetua Tu Jui tidak ada di belakangnya. Tetua Lu Bai langsung hentikan langkahnya, dan balik badan melihat ke belakang. "Tetua Tu Jui!" kata tetua Lu Bai tidak percaya kalau tetua Tu Jui sudah tak mampu bergerak lagi. "Pergilah, ketua! Aku tidak apa-apa!" teriak tetua Tu Jui. Plakkkkkk!! Kaki tetua Ja Un tendang kepala tetua Tu Jui, hingga membuat tetua Tu Jui terlempar ke dinding markas Mata Iblis. "Pergilah, maka aku pastikan kalau rekanmu ini akan tewas di tanganku!" teriak tetua Shishui. Tetua Lu Bai menatap ke arah tetua Tu Jui, orang yang selama bertahun-tahun ini selalu setia mendampingi dirinya. "Pergilah ketua!" teriak tetua Tu Jui. Tetua Tu Jui melihat ada keraguan pada diri tetua Lu Bai, hingga ia ingin membuat keraguan itu hilang. "Menyerahlah, buang senjatamu! Jika tidak, maka pergilah!" kata tetua Shishui. Tetua Lu Bai membuang napas yang sangat dalam, dan
last updateLast Updated : 2024-07-29
Read more

Kota Wutang

Meskipun hari telah mendekati malam, Lin Jiang tetap memilih untuk tinggalkan sekte pedang tunggal, karena ia sudah tak dianggap ada di sekte itu. "Kota ini sungguh besar," kata Lin Jiang memuji kota Wutang. Lin Jiang memegang tali kekang kudanya, dan berjalan-jalan di kota Wutang, dan akan mencari tempat menginap yang akan melepaskan rasa lelahnya setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh. Hingga akhirnya, Lin Jiang menemukan sebuah penginapan yang cocok, dan ia langsung menyewa sebuah kamar. Tidak hanya itu, Lin Jiang juga meminta agar kudanya dijaga, dan diberikan makan, itu untuk menjaga agar kudanya tetap bugar, karena petualangan di kekaisaran Tang mungkin akan cukup panjang. "Tubuh ini butuh istirahat," kata Lin Jiang dan rebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.Rasanya sangat nyaman, dan Lin Jiang melepaskan napas lega, karena ia telah berhasil tiba di kekaisaran Tang. Cukup lama Lin Jiang berbaring dan melepaskan rasa lelahnya, pada akhirnya perut Lin Jiang meminta un
last updateLast Updated : 2024-07-30
Read more

Keinginan Tuan Dui

Lin Jiang cukup paham kalau sindiran tuan Dui tertuju pada dirinya, namun Lin Jiang tetua duduk dengan tenang. "Tetua Ding, katakan padanya dengan baik-baik," kata tuan Dui pada pengawalnya. "Baik, tuan Dui!" kata tetua Ding dan mendekat ke arah Lin Jiang. Tetua Ding berdiri di samping Lin Jiang, dan ia menujukkan sikap yang cukup hormat. "Kawan, apakah kau bisa pindah? Ada hal yang harus kami bicarakan!" kata tetua Ding dengan nada yang cukup sopan. Namun, cuma nada suara yang sopan, tapi jika dibawa ke sikap dan sopan santun, jelas itu sesuatu yang tak bisa diterima. "Aku sudah duduk di meja ini, kenapa aku harus pindah?" tanya Lin Jiang. "Ada hal yang harus kami bicarakan, dan ini cukup penting!" kata tetua Ding. "Hahah! Jika yang ingin kalian bicarakan sangat penting, kenapa kalian tidak mencari tempat yang sepi, dan aman? Kenapa harus di sini?" kata Lin Jiang. "Aku mohon kerendahan hati tuan!" kata tetua Ding. "Tidak, aku tidak akan pindah dari sini. Jika
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

Mendekati Lin Jiang

Lin Jiang yang duduk tepat di tengah rumah makan itu, awalnya tidak perduli akan pembicaraan mereka yang ada di sudut rumah makan, namun saat mereka mulai membicarakan tentang Mata Iblis, Lin Jiang sedikit tertarik akan cerita mereka. Diam-diam, Lin Jiang memasang telinganya, dan mencuri pembicaraan ke empat orang yang ada di sana selain dirinya. "Kami sungguh meminta bantuan pada kalian agar kami bisa masuk dan bertemu dengan Patriak Wang!" kata tuan Dui."Bagaimana menurutmu adik Qiao?" tanya Gun Pai."Masalah ini memang akan menjalar ke sekte matahari emas, kak! Tapi kita tidak mungkin menuju sekte pedang tunggal tanpa perintah dari Patriak," kata Qiau Yun."Kalau tidak, adik bawa saja mereka ke sekte pedang tunggal, aku akan temui Patriak, dan katakan semuanya!" kata Gun Pai."Hhmmm! Itu juga bisa kak!" kata Qiau Yun."Kalau begitu, malam ini juga aku akan kembali ke sekte matahari emas, dan sampaikan hal ini pada Patriak!" kata Gun Pai."Iya, kak!" kata Quai Yun.Kesepatakan an
last updateLast Updated : 2024-08-01
Read more

Markas Cabang Selatan

Di sebuah hutan yang ada di pinggiran kota Wutang, sekitar lima puluh orang dengan pakaian hitam berkumpul di dalam hutan itu. Mereka semua menatap ke arah kota Wutang yang masih berjarak ribuan meter dari tempat mereka berada saat ini. Mereka adalah anggota Mata Iblis yang berada di wilayah Utara kekaisaran Tang, dan mereka merupakan bagian dari markas cabang bagian utara Mata Iblis. Markas mereka sebenarnya cukup jauh dari kota Wutang, namun mereka mendapatkan tugas untuk menyelidiki keadaan di kota itu, dan karena itulah, lima puluh orang itu berada di dalam hutan itu. Tidak berapa lama, tiga orang datang dari arah kota Wutang, dan mereka berlari cukup cepat. "Kenapa cuma tiga orang yang kembali?" tanya pemimpin rombongan itu. Saat ketiga orang itu tiba di dalam hutan, mereka sama-sama berlutut pada pemimpin mereka. "Tetua Pi, salah satu anggota kami tewas," kata mereka. Wajah tetua Pi berubah karena ucapan anggotanya itu, seolah ia tak suka akan laporan itu.
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

Menemui Patriak Wang

Saat pagi hari datang, nona Qiau Yun menunggu di rumah makan, dan tak berapa lama, tetua Ding dan tuan Dui datang menemui gadis itu."Apakah kalian sudah siap menemui Patriak Wang?" tanya Qiau Yun."Iya, kami sudah siap," kata Tuan Dui. "Baik, mari kita temui Patriak sekte pedang tunggal itu," ajak Qiau Yun.Saat mereka akan keluar, mereka berpapasan dengan Lin Jiang, yang mana wajah dingin Lin Jiang sungguh membuat Qiau Yun penasaran pada anak muda itu."Selamat pagi," ucap gadis itu. Lin Jiang hanya angguk kepala, tanpa membalas ucapan gadis itu. "Sungguh pemuda yang dingin," gumam Qiau Yun dan pergi bersama tuan Dui dan tetua Ding. "Sepertinya nona tertarik pada anak muda itu? Apakah nona mau aku membantu?" kata tetua Ding. "Aku tidak butuh," kata Quai Yun yang kesal karena sikap Lin Jiang.Ketiganya terus berjalan, hingga mereka memasuki sekte pedang tunggal, dan Qiau Yun menujukkan lencana dari sekte matahari emas, dan murid sekte langsung mengenal tanda pengenal gadis itu.
last updateLast Updated : 2024-08-03
Read more

Sekte Matahari Emas

Di Utara kota Wutang, berdiri sebuah sekte besar, yang mana sekte itu mampu menyaingi pengaruh sekte pedang tunggal di selatan kekaisaran Tang. Sekte itu adalah Sekte Matahari Emas, dan saat ini sekte itu dipimpin oleh Patriak Suhei.Sekte itu cukup besar, dan memiliki nama yang terkenal di hampir seluruh wilayah kota Wutang. Selama puluhan tahun berdiri, baru di masa ini, sekte itu mulai naik ke puncak, dan kemungkinan akan terus naik, jika tidak ada masalah besar yang menimpa sekte itu. Sekte itu berjarak satu hari dari kota Wutang, itu pun jika ditempuh dengan naik kuda, jarak yang sebenarnya tak terlalu jauh bagi mereka yang memiliki kemampuan yang tinggi. Di saat keadaan cukup tenang, seekor kuda hitam masuk ke dalam pekarangan sekte itu, dan penunggang kuda itu langsung turun dan berlari cepat menuju bangunan Sekte Matahari Emas.Penunggang kuda itu adalah Gun Pai, rekan dari Qiau Yun yang saat ini berada di kota Wutang. "Patriak Suhei!" kata Gun Pai memberikan hormat pada
last updateLast Updated : 2024-08-04
Read more
PREV
1
...
4142434445
...
47
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status