Di Utara kota Wutang, berdiri sebuah sekte besar, yang mana sekte itu mampu menyaingi pengaruh sekte pedang tunggal di selatan kekaisaran Tang. Sekte itu adalah Sekte Matahari Emas, dan saat ini sekte itu dipimpin oleh Patriak Suhei.Sekte itu cukup besar, dan memiliki nama yang terkenal di hampir seluruh wilayah kota Wutang. Selama puluhan tahun berdiri, baru di masa ini, sekte itu mulai naik ke puncak, dan kemungkinan akan terus naik, jika tidak ada masalah besar yang menimpa sekte itu. Sekte itu berjarak satu hari dari kota Wutang, itu pun jika ditempuh dengan naik kuda, jarak yang sebenarnya tak terlalu jauh bagi mereka yang memiliki kemampuan yang tinggi. Di saat keadaan cukup tenang, seekor kuda hitam masuk ke dalam pekarangan sekte itu, dan penunggang kuda itu langsung turun dan berlari cepat menuju bangunan Sekte Matahari Emas.Penunggang kuda itu adalah Gun Pai, rekan dari Qiau Yun yang saat ini berada di kota Wutang. "Patriak Suhei!" kata Gun Pai memberikan hormat pada
Tetua Pi kembali ke kota Wutang, dan anak buahnya mengatakan kalau tuan Dui dan tetua Ding sudah masuk ke dalam Sekte Pedang Tunggal."Apa yang akan kita lakukan, tetua Pi?" tanya salah satu anak buahnya. "Kita hanya akan mengawasi untuk saat ini, itu perintah dari ketua wilayah," jawab tetua Pi.Saat mereka bicara, pada saat itu pula, Qiau Yun, keluar dari Sekte Pedang Tunggal, dan gadis itu sendirian."Tetua Pi, gadis itu yang membawa Tuan Dui, dan Tetua Ding masuk ke dalam Sekte Pedang Tunggal," kata salah satu anak buah tetua Pi. Tetua Pi melihat dari jauh, dan ia tahu mengenal pakaian yang dikenakan oleh Qiau Yun."Gadis itu berasal dari Sekte Matahari Emas, kita harus ringkus dia! Aku yakin, itu akan melemahkan Sekte Matahari Emas," kata Tetua Pi."Berikan tugas itu pada kami, Tetua Pi!" Kata Rong Pu, salah satu pendekar kuat yang dimiliki oleh Tetua Pi. "Baik, tugas ini aku serahkan pada kalian, tapi ingat, tugas ini harus dilakukan dengan baik, jangan sampai ada keributan!"
Rong Pu, bersama lima anggota Mata Iblis, terus mengawasi Qiau Yun, hingga mereka melihat gadis itu keluar dengan seorang pemuda yang cukup tampan. "Rong Pu, itu gadis yang harus kita ringkus!" kata salah satu rekan Rong Pu."Aku bisa melihatnya, apa kalian pikir mataku buta?" kata Rong Pu.Namun, perhatian Rong Pu sesungguhnya bukan pada Qiau Yun, tapi pada pemuda yang ada di dekatnya. "Siapa pemuda itu?" gumam Rong Pu."Untuk apa kita pikirkan siapa anak muda itu? Kita hanya harus ringkus gadis itu, Rong Pu!""Dasar bodoh! Jika dia memiliki kemampuan, maka rencana untuk menangkap gadis akan gagal!" kata Rong Pu.Lima rekan Rong Pu, angguk kepala, karena mereka merasa apa yang dikatakan oleh Rong Pu benar adanya. "Jadi bagaimana ini?" "Begini saja, kalian berlima alihkan perhatian pemuda itu, aku akan menculik gadis itu!" kata Rong Pu."Baik, akan kami lakukan!" kata salah satu anggota Rong Pu.Rong Pu dan lima rekannya memilih untuk berpencar, yang mana Rong Pu memisahkan diri d
"Sialan!" ucap Lin Jiang dan memburu orang yang menangkap Qiau Yun ke arah keramaian kota Wutang.Namun, karena wilayah itu sangat ramai, Lin Jiang langsung kehilangan jejak orang itu."Pasti ini berhubungan dengan orang-orang tadi!" kata Lin Jiang.Huppppp!!Lin Jiang melayang naik ke atas, dan melesat ke arah perginya lima rekan dari Rong Pu yang kabur setelah dikalahkan oleh Qiau Yun.Whusssssssss!!Lin Jiang melesat lagi, dan mendarat tepat di hadapan ke lima orang itu. "Hei kau. Untuk apa kau kemari?" kata mereka. Bagi mereka, Lin Jiang hanya pemuda lemah karena tadi saat pertarungan, Lin Jiang memilih untuk membiarkan Qiau Yun yang melawan mereka. "Aku tidak akan bicara banyak, jadi jawab saja dengan jujur! Siapa kalian? Apa maksud kalian menangkap rekanku?" tanya Lin Jiang."Kami tidak tahu apa maksudmu?" kata mereka. "Aku akan bicara sekali lagi, jika kalian masih menutup mulut jangan salahkan jika ada yang tewas dari kalian!" kata Lin Jiang."Cih, kau pikir kau siapa?"Wh
Sebelum malam hari, Lin Jiang telah menemukan posisi dari penginapan Bunga, dan Lin Jiang langsung masuk ke dalam penginapan itu. Mata Lin Jiang mengawasi ke segala arah, dan untuk mendapatkan dimana posisi Qiau Yun, Lin Jiang memilih untuk duduk dan makan di lantai dasar penginapan itu. "Jangan kalian kira akan mudah membawa rekanku!" ucap Lin Jiang.Baru saja Lin Jiang duduk, seorang pelayan datang, dan meminta agar Lin Jiang sebutkan pesanannya. "Siapkan saja bagiku makanan terbaik di rumah makan ini!" kata Lin Jiang."Akan disiapkan tuan muda!" Sambil menunggu makanan, Lin Jiang terus mengawasi dan memperhatikan keadaan di sekitarnya.Hingga akhirnya, Lin Jiang melihat seorang lelaki dengan pakaian hitam turun dari lantai atas, dan Lin Jiang langsung tahu kalau orang itu gunakan pakaian yang sama seperti lima orang yang Lin Jiang bunuh."Sepertinya memang ada di sini!" gumam Lin Jiang. Hingga saat pelayan datang antarkan pesanan Lin Jiang, pemuda itu memilih untuk menahan pel
Rong Pu bingung akan ucapan Lin Jiang, karena ia sama sekali tidak mengenal Lin Jiang.Saat anak buahnya Tetua Pi bertarung melawan Qiau Yun, Rong Pu berada di sisi lain, hingga ia tak dapat mengenal wajah Lin Jiang."Apa maksudmu, anak muda?" tanya Rong Pu dan berjalan ke hadapan Lin Jiang."Dimana gadis yang kau lakukan tadi?" tanya Lin Jiang.Wajah Rong Pu berubah, kini ia sadar kalau Lin Jiang adalah rekan gadis yang baru saja dia culik. "Dia tidak ada di sini!" kata Rong Pu dan langsung menujukkan sikap yang waspada. "Aku tidak akan bertanya berkali-kali, sebaiknya kembalikan gadis itu padaku, kalau tidak kau akan menyesal!" kata Lin Jiang."Menyesal? Hahaha! Apakah kau tidak salah bicara anak muda? Apakah kau tidak sadar dengan siapa kau bicara saat ini?" kata Rong Pu."Aku tidak ingin ada keributan di sini, jadi sebaiknya berpikir cerdas lah, karena kau dan rekanmu bisa celaka!" kata Lin Jiang."Otak orang ini bermasalah, aku yakin dia sedang mabuk!" kata Rong Pu.Bammmmmmm!!
Qiau Yun sungguh sangat bersyukur karena bantuan dari Lin Jiang yang ia dapatkan."Bagaimana? Apakah kau baik-baik saja?" tanya Lin Jiang pasa gadis itu. "Aku masih baik-baik saja, belum terjadi apa-apa padaku!" jawab gadis itu. "Baguslah!""Kau sepertinya mengkhawatirkan diriku, Lin Jiang!" kata Qiau Yun."Hahahaha! Jangan salah sangka, aku membantumu karena kita berjalan bersama, mungkin jika tidak, aku tidak perduli akan apa yang terjadi padamu?" kata Lin Jiang.Wajah Qiau Yun langsung ditekuk karena perkataan Lin Jiang, karena baginya ucapan itu tak masuk akal. "Siapa mereka? Apakah kau mengenal mereka?" tanya Lin Jiang."Sepertinya tidak! Namun aku pun tidak tahu, mungkin saja mereka yang ingin membuat masalah denganku!" kata Qiau Yun."Apakah itu berhubungan dengan pembicaraan kalian dengan dua orang yang menjumpai kalian semalam?" "Maksudmu mereka itu anggota Mata Iblis?""Aku hanya menduga saja!""Itu bisa saja!" kata Qiau Yun."Jika kelompok Mata Iblis itu sungguh kuat, s
Wan Suhei tersenyum saat kakeknya, yaitu Patriak Suhei meninggalkan Sekte Matahari Emas, karena ia kini merasa bebas untuk meninggalkan sekte itu tanpa ada yang menahan dirinya. Wan Suhei memang sangat baik di mata Patriak Suhei, namun ketua Sekte Matahari Emas itu tidak tahu kalau cucunya itu sering mangkir dari latihan, apalagi saat ia tak ada di sekte itu. Seperti saat ini, baru saja Patriak Suhei meninggalkan Sekte Matahari Emas, pemuda berusia tujuh belas tahun itu sudah berjalan ke belakang Sekte Matahari Emas. Pemuda itu tersenyum karena kali ini tidak akan ada yang akan hentikan dia untuk berjalan-jalan ke hutan, dan jika sempat dia pasti akan menuju ke desa-desa yang ada di sekitar sekte itu. Wan Suhei bukan pemuda yang nakal, hanya saja, pemuda itu sangat ingin tahu semua yang ada di sekitar Sekte Matahari Emas.Huppppp!!Dengan satu lompatan yang tinggi, Wan Suhei melompati pagar belakang Sekte Matahari Emas, dan setelah itu berlari menuju ke arah hutan. "Akhirnya kebe
Kedua Patriak yang melihat kuda Lin Jiang, memilih untuk mendekati ruangan terbuka dimana anak muda itu berada. "Lin Jiang!" kata Patriak Suhei tak percaya kalau yang berada di dalam ruangan terbuka itu memang adalah Lin Jiang."Patriak!" kata Lin Jiang dan tunjukkan rasa hormatnya pada lelaki itu. "Kenapa kau di sini?" "Aku sedang menunggu kedatanganmu, Patriak!""Kenapa kau tidak langsung masuk ke dalam Sekte?""Hahahaha! Aku bukan orang penting, jadi aku tidak bisa masuk!" jawab Lin Jiang.Wajah Patriak Suhei merah karena kata-kata Lin Jiang, dan itu jelas kata-kata yang cukup menyindir bagi ketua besar Sekte Matahari Emas itu. "Apakah mereka yang melarangmu untuk masuk, Lin Jiang?" tanya Patriak Suhei sambil menunjuk ke arah murid sekte yang berjaga di gerbang masuk. "Mereka hanya melakukan tugasnya, dan bukankah memang seperti itu cara kerja dunia persilatan?" kata Lin Jiang.Patriak Suhei hanya bisa menghal napas, dan pada akhirnya mengajak Lin Jiang untuk masuk ke dalam Se
Patriak Suhei hanya bisa menghela napas yang panjang saat Patriak Wang katakan tujuan dan juga sampaikan alasan dia ke Sekte Matahari Emas itu. "Bagaimana Patriak Suhei? Apakah kau bersedia membantu Sekte Pedang Tunggal?" tanya Patriak Wang."Bagaimana bisa aku menolak keinginan dan permintaanmu itu, Patriak Wang? Yang terjadi di Sekte Pedang Tunggal juga karena diriku! Jika aku tidak egois, mungkin Sekte Pedang Tunggal tidak akan sehancur seperti ini!" kata Patriak Suhei."Jika Patriak Suhei sungguh bersedia membantu, maka aku sungguh sangat berterima kasih!" kata Patriak Wang."Tunggulah beberapa hari di sini! Aku akan memutuskan hal ini, aku akan adakan rapat dengan semua petinggi Sekte ini, dan memastikan kalau akan ada yang akan ke Sekte Pedang Tunggal, termasuk diriku!" kata Patriak Suhei."Baik, aku akan tunggu sampai ada keputusan dari kalian!" kata Patriak Wang."Kalau begitu, ikuti aku! Akan bawa kau menuju kamarmu, dan selama kau berada di sini, murid sekte ini akan melaya
Tiga hari dalam perjalanan, Qiau Yun dan Wan Suhei pun tiba di Sekte Matahari Emas, dan Patriak Wang langsung sambut kepulangan cucunya itu. "Lin Jiang sungguh penuhi janji yang dia katakan padaku!" kata Patriak Suhei."Tidak hanya itu kakek, Lin Jiang juga mengalahkan Ketua Bar Ha!" kata Wan Suhei."Benarkah itu? Sungguh pemuda yang luar biasa!" kata Patriak Suhei."Hhmmm! Seharusnya kita menjalin hubungan yang baik dengan dia, bukannya membuat masalah dengan dia!" kata Tetua Li."Masih ada waktu untuk memperbaiki semua ini, Tetua Li! Aku yakin, kita masih akan bertemu dengan pemuda itu!" kata Patriak Suhei.Saat mereka bicara, salah satu murid datang, dan melaporkan kedatangan seseorang ke Sekte itu, seseorang yang membuat wajah Patriak Suhei tak percaya. "Dia sungguh datang kemari?" kata Patriak Suhei."Iya, Patriak! Dan saat ini dia sudah menunggu di ruangan tunggu!""Aku akan segera temui dia!" kata Patriak Suhei.Patriak dari Sekte Matahari Emas itu buru-buru berjalan, untuk s
Satu hari berlalu, sejak penyerang Mata Iblis ke Sekte Pedang Tunggal, dan itu memang membuat Sekte itu kehilangan banyak anggotanya. Hal itu pastinya juga memberi pengaruh pada Sekte Pedang Tunggal, dan kedudukan mereka di dunia persilatan, pastinya akan jatuh. Mereka yang memiliki posisi tertinggi, dipastikan akan jatuh dan tak lagi memegang posisi di wilayah selatan kekaisaran Tang itu.Hal itu disadari dengan jelas oleh Patriak Wang, namun semuanya telah terjadi, dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. "Mungkin satu-satunya cara agar Sekte ini bisa tetap bertahan hanya dengan menjalin hubungan baik dengan Sekte Matahari Emas, hanya itu satu-satunya cara!" kata Patriak Wang.Meskipun Patriak Wang sangat marah pada Patriak Suhei, namun ia tak memiliki cara lain, karena jika dia masih tetap bersikap seperti ini, maka Sekte yang dia pimpin itu akan berada di ambang kehancuran."Tidak ada cara lain!" ucap Patriak Wang dengan nada suara yang pelan. ***Sementara itu, Patriak Suhei ya
Pada akhirnya, pertarungan di Sekte Pedang Tunggal benar-benar berakhir, yang mana lebih dari tiga ratus anggota Mata Iblis itu tewas.Tidak hanya anggota mereka, namun ada beberapa Tetua Mata Iblis yang tewas, dan juga ketua dari Mata Iblis cabang selatan itu juga tewas karena dibunuh Lin Jiang.Namun, bukan berarti tidak ada korban dari pihak Sekte Pedang Tunggal, bahkan jumlah korban yang paling banyak berasal dari sekte itu. Hal itu karena, keterlambatan Lin Jiang datang, dan juga karena anggota mata iblis tidak memilih lawan untuk dibunuh. Hampir tiga perempat murid dan anggota Sekte Pedang Tunggal yang tewas, dan yang tersisa dari sekte itu tak kurang dari seratusan murid saja. Kedatangan Qiau Yun dan Wan Suhei tidak banyak membantu, karena memang kemampuan keduanya tidak terlalu kuat, meskipun demikian, kehadiran keduanya bersama Lin Jiang, itu membuat Patriak Wang hargai mereka. "Kalian berasal dari Sekte Matahari Emas, bukan?" kata Patriak Wang."Iya, kami memang berasal
"Harimau Emas!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Cahaya kuning emas keluar dari cincin ruang di tangan Lin Jiang, dan cahaya itu merupakan cahaya yang berasal dari pedah harimau emas. Hiatttttt!!Dengan satu ayunan yang cepat, Lin Jiang menebas pedang itu, dan satu serangan balik itu membunuh lima tetua Mata Iblis cabang selatan, dan tewas dengan tubuh yang terpotong jadi dua. Huppppp!!Dan setelah itu, Lin Jiang melompat, dan melesat memburu Ketua Bar Ha yang sudah meninggalkan Sekte Pedang Tunggal, untuk kabur karena sadar akan kemampuan Lin Jiang."Kau tidak akan bisa kemana-mana, ketua Bar Ha!" kata Lin Jiang setelah Lin Jiang memotong jalan Ketua Bar Ha."Tidak mungkin!" kata Ketua Bar Ha.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu sudah kerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, hanya untuk kabur dari Sekte Pedang Tunggal, namun nyatanya Lin Jiang mampu mengejar dirinya. "Bukankah sudah aku katakan, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, maka kau akan mati!" kata
"Tidak! Ini tidak mungkin! Tidak ada pendekar semuda dia yang mencapai tingkatan itu!" kata Ketua Bar Ha tak percaya akan kemampuan Lin Jiang.Ketua Bar Ha bahkan sampai menjambak rambutnya yang karena tak percaya akan kemampuan Lin Jiang."Seperti kataku tadi, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, saat itu pula kau akan mati!" kata Lin Jiang. "Tidak! Ini tidak benar!" kata Ketua Bar.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu awalnya menduga kalau semuanya akan mudah. Apa lagi saat Patriak Suhei sudah tidak ada di kota Wutang, maka sudah tidak akan ada yang bisa melawan dirinya, namun nyatanya ada satu pemuda yang memiliki kekuatan seperti monster dan ia tak mungkin memiliki kesempatan untuk menang melawan monster itu. "Tetua Ma! Bantu aku!" teriak Ketua Bar Ha.Tetua Ma yang bertarung dengan beberapa guru Sekte Pedang Tunggal kaget karena teriakan dari ketua Bar Ha.Haaaaaaaaaaa!!Tetua Ma melepaskan tenaga dalamnya, dan setelah itu melesat ke arah Ketua Bar Ha."Siapa yang memb
Ketua Bar Ha memandang sinis pada Lin Jiang, bahkan tatapan ketua cabang selatan Mata Iblis itu jelas merendahkan kemampuan Lin Jiang."Bocah, jangan sia-siakan kekuatan yang kau miliki dengan melawanku, sebaiknya kau bunuh diri saja! Karena jika aku yang membunuhmu, maka kau pasti akan mati dengan cara yang paling menyakitkan!" kata Ketua Bar Ha."Hahaha! Semenyakitkan apa mati di tanganmu?" kata Lin Jiang masih dengan sangat tenang. "Kalau begitu, aku akan tunjukkan padamu!"Hiatttttt!!Ketua Bar Ha maju dengan cepat, dan arahkan satu pukulan kuat, bak sebuah pukulan godam ke kepala Lin Jiang."Aku tahan!" teriak Lin Jiang.Bammmmmmm!!Pukulan keduanya beradu kuat, dan Ketua Bar Ha sungguh kaget karena Lin Jiang mampu bertahan dari serangan dia lepaskan. "Menarik! Sangat menarik! Aku tak menyangka di usia muda kau sudah mencapai pendekar surgawi!" kata Ketua Bar Ha."Benarkah kau tertarik?" kata Lin Jiang.Ketua Bar Ha masih tersenyum karena ia masih yakin kalau Lin Jiang tidak mu
"Ayo cepatlah, keadaan di kota Wirang sepertinya sangat buruk!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei yang berjalan di dekatnya. "Aap maksudmu, tuan Lin Jiang?" tanya Wan Suhei."Tidak usah banyak tanya! Percepat langkah kakimu!" kata Lin Jiang.Wan Suhei tidak memiliki pilihan, dan ikuti langkah cepat Lin Jiang untuk secepatnya tiba di kota Wutang.Hingga saat siang hari, barulah mereka tiba di kota Wutang, dan Lin Jiang merasakan firasat yang buruk karna hal itu. Asap terlihat membumbung tinggi dari tengah kota itu, dan itu yang membuat Lin Jiang merasa kalau sudah terjadi pertarungan, dan itu yang tak diinginkan oleh Lin Jiang."Cepatlah!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei.Lin Jiang membawa pemuda itu ke rumah makan, dan segera temui Qiau Yun. "Tuan muda Suhei!" kata Qiau Yun sambut kedatangan kedua orang itu. "Tidak ada waktu lagi, kalian tetap di sini! Aku ada urusan!" kata Lin Jiang.Namun, tangan Qiau Yun menangkap pergelangan tangan Lin Jiang, dan itu menahan gerakan anak muda itu.