Rong Pu bingung akan ucapan Lin Jiang, karena ia sama sekali tidak mengenal Lin Jiang.Saat anak buahnya Tetua Pi bertarung melawan Qiau Yun, Rong Pu berada di sisi lain, hingga ia tak dapat mengenal wajah Lin Jiang."Apa maksudmu, anak muda?" tanya Rong Pu dan berjalan ke hadapan Lin Jiang."Dimana gadis yang kau lakukan tadi?" tanya Lin Jiang.Wajah Rong Pu berubah, kini ia sadar kalau Lin Jiang adalah rekan gadis yang baru saja dia culik. "Dia tidak ada di sini!" kata Rong Pu dan langsung menujukkan sikap yang waspada. "Aku tidak akan bertanya berkali-kali, sebaiknya kembalikan gadis itu padaku, kalau tidak kau akan menyesal!" kata Lin Jiang."Menyesal? Hahaha! Apakah kau tidak salah bicara anak muda? Apakah kau tidak sadar dengan siapa kau bicara saat ini?" kata Rong Pu."Aku tidak ingin ada keributan di sini, jadi sebaiknya berpikir cerdas lah, karena kau dan rekanmu bisa celaka!" kata Lin Jiang."Otak orang ini bermasalah, aku yakin dia sedang mabuk!" kata Rong Pu.Bammmmmmm!!
Qiau Yun sungguh sangat bersyukur karena bantuan dari Lin Jiang yang ia dapatkan."Bagaimana? Apakah kau baik-baik saja?" tanya Lin Jiang pasa gadis itu. "Aku masih baik-baik saja, belum terjadi apa-apa padaku!" jawab gadis itu. "Baguslah!""Kau sepertinya mengkhawatirkan diriku, Lin Jiang!" kata Qiau Yun."Hahahaha! Jangan salah sangka, aku membantumu karena kita berjalan bersama, mungkin jika tidak, aku tidak perduli akan apa yang terjadi padamu?" kata Lin Jiang.Wajah Qiau Yun langsung ditekuk karena perkataan Lin Jiang, karena baginya ucapan itu tak masuk akal. "Siapa mereka? Apakah kau mengenal mereka?" tanya Lin Jiang."Sepertinya tidak! Namun aku pun tidak tahu, mungkin saja mereka yang ingin membuat masalah denganku!" kata Qiau Yun."Apakah itu berhubungan dengan pembicaraan kalian dengan dua orang yang menjumpai kalian semalam?" "Maksudmu mereka itu anggota Mata Iblis?""Aku hanya menduga saja!""Itu bisa saja!" kata Qiau Yun."Jika kelompok Mata Iblis itu sungguh kuat, s
Wan Suhei tersenyum saat kakeknya, yaitu Patriak Suhei meninggalkan Sekte Matahari Emas, karena ia kini merasa bebas untuk meninggalkan sekte itu tanpa ada yang menahan dirinya. Wan Suhei memang sangat baik di mata Patriak Suhei, namun ketua Sekte Matahari Emas itu tidak tahu kalau cucunya itu sering mangkir dari latihan, apalagi saat ia tak ada di sekte itu. Seperti saat ini, baru saja Patriak Suhei meninggalkan Sekte Matahari Emas, pemuda berusia tujuh belas tahun itu sudah berjalan ke belakang Sekte Matahari Emas. Pemuda itu tersenyum karena kali ini tidak akan ada yang akan hentikan dia untuk berjalan-jalan ke hutan, dan jika sempat dia pasti akan menuju ke desa-desa yang ada di sekitar sekte itu. Wan Suhei bukan pemuda yang nakal, hanya saja, pemuda itu sangat ingin tahu semua yang ada di sekitar Sekte Matahari Emas.Huppppp!!Dengan satu lompatan yang tinggi, Wan Suhei melompati pagar belakang Sekte Matahari Emas, dan setelah itu berlari menuju ke arah hutan. "Akhirnya kebe
Haaaaaaaaaaa!Wan Suhei melepaskan tenaga dalam yang ia miliki, dan arahkan aura membunuh pada Tetua Ma, dan itu untuk menekan lelaki tua itu. Namun, Tetua Ma terlihat sangat tenang, bahkan sedikit pun ia tak terpengaruh pada aura membunuh yang dilepaskan oleh Wan Suhei pada dirinya. "Tidak mungkin!" kata Wan Suhei.Pemuda itu merasakan kalau aura membunuh yang ia lepaskan perlahan-lahan mulai memudar dan hilang dengan sendirinya. Tidak hanya itu, Wan Suhei juga tak lagi merasakan tenaga dalam yang ia miliki, seolah semua tenaga dalam yang ia miliki hilang tak berbekas."Minuman yang baru kau minum itu sudah aku bubuhi racun, selama tujuh hari ke depan kau tidak akan bisa gunakan tenaga dalam yang kau miliki!" kata Tetua Ma."Apa yang kau inginkan dariku?" teriak Wan Suhei."Darimu? Hahaah! Tidak ada yang aku butuhkan dari pemuda lemah sepertimu, namun kami membutuhkan kerja sama dari kakekmu!""Kakekku tidak akan bekerja sama dengan golongan hitam!" teriak Wan Suhei."Mari kita li
Di dalam kamar, Qiau Yun menceritakan apa yang telah terjadi, dan alasannya berada di dalam kamar Lin Jiang."Jadi ada yang menculik dirimu, dan karena itu kau berada di dalam kamar anak muda itu?" kata Tetua Li."Iya, Tetua Li!" jawab Qiau Yun."Kau baik-baik saja, kan, adik Qiau?" tanya Gun Pai."Iya, aku baik-baik saja. Jika Lin Jiang tidak ada, mungkin aku sudah tidak baik-baik saja!" kata Gadis itu. Gun Pai terlihat cemburu lagi, karena ia tak suka karena Qiau Yun memuji Lin Jiang."Apa mungkin ini rencana anak muda itu?" kata Gun Pai."Apa maksudmu, Gun Pai?" tanya Tetua Li."Tetua Li, bisa saja anak muda itu ingin mendekati adik Qiau, dan ia melakukan rencana itu!" kata Gun Pai."Jaga bicaramu, Lin Jiang tidak seperti itu!" kata Qiau Yun memilih untuk membela Lin Jiang."Kenapa kau selalu saja membela anak muda itu, Qiau Yun?" tanya Gun Pai.Pemuda itu sungguh cemburu, bahkan ia tak lagi menyebut adik Qiau pada Qiau Yun karena rasa cemburu itu. "Aku hanya mengatakan apa yang
Lin Jiang hanya terkekeh saat mendengar tantangan dari Gun Pai yang cemburu pada dirinya. Brakkkkkkk!!Gun Pai menghantam meja dengan kedua tangannya karena ia tak terima pada sikap Lin Jiang yang tertawa pada dirinya. "Apa ada yang lucu?" bentak Gun Pai."Gun Pai, kau ini sudah tua, namun aku tak menyangka kalau kau akan secemburu itu!" kata Lin Jiang."Ini harga diriku sebagai seorang lelaki!" teriak Gun Pai."Harga diri itu tidak harus bertarung Gun Pai, bertarung hanya akan menimbulkan dendam yang tak ada habisnya!" "Jangan mengguruiku, Lin Jiang! Aku ini lebih tua dari pada dirimu, jadi aku lebih tahu dari pada dirimu!""Iya, itu betul! Namun sikapmu sangat kekanak-kanakan, Gun Pai!" kata Lin Jiang masih tenang dan tak tanggapi tantangan Gun Pai.Lin Jiang ingin menjawab, namun pada saat itulah Tetua Li muncul dan dia ikut duduk di meja Lin Jiang."Dalam hormat, Tetua!" kata Lin Jiang sopan dan menujukkan rasa hormat pada salah satu ketua di Sekte Matahari Emas."Kau masih mud
Haaaaaaaaaaa!!Gun Pai tanpa ragu melepaskan seluruh tenaga dalam yang ia miliki, dan ia tersenyum karena bangga pada kemampuan yang ia miliki. "Aku datang!" teriak Gun Pai.Lin Jiang sedikit pun tidak anggap serangan Gun Pai akan memberikan bahaya pada dirinya, dan Lin Jiang masih tenang meskipun Gun Pai sudah bergerak ke arahnya.Hiatttttt!!Dengan satu teriakan yang keras, Gun Pai mengayunkan satu pukulan dengan tenaga dalam yang besar ke wajah Lin Jiang.Bammmmmmm!!Namun, semua mata kaget karena pukulan Gun Pai tertahan tepat di depan wajah Lin Jiang."Penghalang yang kuat!" desis Patriak Suhei tidak percaya kalau Lin Jiang memiliki penghalang sekuat itu."Apa hanya ini kemampuan yang kau miliki? Cih, kemampuan seujung kuku sudah sombongnya sekuat dewa!" kata Lin Jiang pada Gun Pai.Haaaaaaaaaaa!!Bammmmmmm!!Dan tanpa perduli akan perbedaan kekuatan antara mereka berdua, Lin Jiang hantam dada Gun Pai hingga terlempar jauh. "Gun Pai!" teriak Patriak Suhei dan menangkap tubuh Gu
"Ini tidak bisa diterima!" teriak Tetua Li saat mereka sampai di kamar Patriak Suhei.Salah satu ketua di Sekte Matahari Emas itu sungguh marah karena sikap dari Lin Jiang yang sudah memberikan luka parah pada Gun Pai."Sebaiknya kau tenang dulu, Tetua Li, kita harus obati lebih dahulu Gun Pai!" kata Patriak Suhei."Tapi Patriak, kata Lin Jiang hanya dia yang mampu obati, kak Gun Pai!" kata Qiau Yun."Memangnya dia siapa? Apa dia pikir dia tabib dewa?" kata Patriak Suhei gusar karena ucapan Qiau Yun."Jangan bicara lagi, Qiau Yun!" kata Tetua Li saat melihat gadis itu akan bicara. "Baik, maafkan aku!" kata gadis itu. "Qiau Yun, sebaiknya kau ikut dengan Tetua Li, kalian cari bahan obat yang ada di toko obat di kota ini!""Baik, Patriak!" kata Qiau Yun.Bersama dengan Tetua Li, Qiau Yun keluar dari kamar Patriak Suhei, dan turun ke lantai bawah penginapan itu. Saat mereka sampai di bawah, Lin Jiang masih duduk dengan santai seolah-olah sedang tidak terjadi apa-apa.Tetua Li yang mas
Kedua Patriak yang melihat kuda Lin Jiang, memilih untuk mendekati ruangan terbuka dimana anak muda itu berada. "Lin Jiang!" kata Patriak Suhei tak percaya kalau yang berada di dalam ruangan terbuka itu memang adalah Lin Jiang."Patriak!" kata Lin Jiang dan tunjukkan rasa hormatnya pada lelaki itu. "Kenapa kau di sini?" "Aku sedang menunggu kedatanganmu, Patriak!""Kenapa kau tidak langsung masuk ke dalam Sekte?""Hahahaha! Aku bukan orang penting, jadi aku tidak bisa masuk!" jawab Lin Jiang.Wajah Patriak Suhei merah karena kata-kata Lin Jiang, dan itu jelas kata-kata yang cukup menyindir bagi ketua besar Sekte Matahari Emas itu. "Apakah mereka yang melarangmu untuk masuk, Lin Jiang?" tanya Patriak Suhei sambil menunjuk ke arah murid sekte yang berjaga di gerbang masuk. "Mereka hanya melakukan tugasnya, dan bukankah memang seperti itu cara kerja dunia persilatan?" kata Lin Jiang.Patriak Suhei hanya bisa menghal napas, dan pada akhirnya mengajak Lin Jiang untuk masuk ke dalam Se
Patriak Suhei hanya bisa menghela napas yang panjang saat Patriak Wang katakan tujuan dan juga sampaikan alasan dia ke Sekte Matahari Emas itu. "Bagaimana Patriak Suhei? Apakah kau bersedia membantu Sekte Pedang Tunggal?" tanya Patriak Wang."Bagaimana bisa aku menolak keinginan dan permintaanmu itu, Patriak Wang? Yang terjadi di Sekte Pedang Tunggal juga karena diriku! Jika aku tidak egois, mungkin Sekte Pedang Tunggal tidak akan sehancur seperti ini!" kata Patriak Suhei."Jika Patriak Suhei sungguh bersedia membantu, maka aku sungguh sangat berterima kasih!" kata Patriak Wang."Tunggulah beberapa hari di sini! Aku akan memutuskan hal ini, aku akan adakan rapat dengan semua petinggi Sekte ini, dan memastikan kalau akan ada yang akan ke Sekte Pedang Tunggal, termasuk diriku!" kata Patriak Suhei."Baik, aku akan tunggu sampai ada keputusan dari kalian!" kata Patriak Wang."Kalau begitu, ikuti aku! Akan bawa kau menuju kamarmu, dan selama kau berada di sini, murid sekte ini akan melaya
Tiga hari dalam perjalanan, Qiau Yun dan Wan Suhei pun tiba di Sekte Matahari Emas, dan Patriak Wang langsung sambut kepulangan cucunya itu. "Lin Jiang sungguh penuhi janji yang dia katakan padaku!" kata Patriak Suhei."Tidak hanya itu kakek, Lin Jiang juga mengalahkan Ketua Bar Ha!" kata Wan Suhei."Benarkah itu? Sungguh pemuda yang luar biasa!" kata Patriak Suhei."Hhmmm! Seharusnya kita menjalin hubungan yang baik dengan dia, bukannya membuat masalah dengan dia!" kata Tetua Li."Masih ada waktu untuk memperbaiki semua ini, Tetua Li! Aku yakin, kita masih akan bertemu dengan pemuda itu!" kata Patriak Suhei.Saat mereka bicara, salah satu murid datang, dan melaporkan kedatangan seseorang ke Sekte itu, seseorang yang membuat wajah Patriak Suhei tak percaya. "Dia sungguh datang kemari?" kata Patriak Suhei."Iya, Patriak! Dan saat ini dia sudah menunggu di ruangan tunggu!""Aku akan segera temui dia!" kata Patriak Suhei.Patriak dari Sekte Matahari Emas itu buru-buru berjalan, untuk s
Satu hari berlalu, sejak penyerang Mata Iblis ke Sekte Pedang Tunggal, dan itu memang membuat Sekte itu kehilangan banyak anggotanya. Hal itu pastinya juga memberi pengaruh pada Sekte Pedang Tunggal, dan kedudukan mereka di dunia persilatan, pastinya akan jatuh. Mereka yang memiliki posisi tertinggi, dipastikan akan jatuh dan tak lagi memegang posisi di wilayah selatan kekaisaran Tang itu.Hal itu disadari dengan jelas oleh Patriak Wang, namun semuanya telah terjadi, dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. "Mungkin satu-satunya cara agar Sekte ini bisa tetap bertahan hanya dengan menjalin hubungan baik dengan Sekte Matahari Emas, hanya itu satu-satunya cara!" kata Patriak Wang.Meskipun Patriak Wang sangat marah pada Patriak Suhei, namun ia tak memiliki cara lain, karena jika dia masih tetap bersikap seperti ini, maka Sekte yang dia pimpin itu akan berada di ambang kehancuran."Tidak ada cara lain!" ucap Patriak Wang dengan nada suara yang pelan. ***Sementara itu, Patriak Suhei ya
Pada akhirnya, pertarungan di Sekte Pedang Tunggal benar-benar berakhir, yang mana lebih dari tiga ratus anggota Mata Iblis itu tewas.Tidak hanya anggota mereka, namun ada beberapa Tetua Mata Iblis yang tewas, dan juga ketua dari Mata Iblis cabang selatan itu juga tewas karena dibunuh Lin Jiang.Namun, bukan berarti tidak ada korban dari pihak Sekte Pedang Tunggal, bahkan jumlah korban yang paling banyak berasal dari sekte itu. Hal itu karena, keterlambatan Lin Jiang datang, dan juga karena anggota mata iblis tidak memilih lawan untuk dibunuh. Hampir tiga perempat murid dan anggota Sekte Pedang Tunggal yang tewas, dan yang tersisa dari sekte itu tak kurang dari seratusan murid saja. Kedatangan Qiau Yun dan Wan Suhei tidak banyak membantu, karena memang kemampuan keduanya tidak terlalu kuat, meskipun demikian, kehadiran keduanya bersama Lin Jiang, itu membuat Patriak Wang hargai mereka. "Kalian berasal dari Sekte Matahari Emas, bukan?" kata Patriak Wang."Iya, kami memang berasal
"Harimau Emas!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Cahaya kuning emas keluar dari cincin ruang di tangan Lin Jiang, dan cahaya itu merupakan cahaya yang berasal dari pedah harimau emas. Hiatttttt!!Dengan satu ayunan yang cepat, Lin Jiang menebas pedang itu, dan satu serangan balik itu membunuh lima tetua Mata Iblis cabang selatan, dan tewas dengan tubuh yang terpotong jadi dua. Huppppp!!Dan setelah itu, Lin Jiang melompat, dan melesat memburu Ketua Bar Ha yang sudah meninggalkan Sekte Pedang Tunggal, untuk kabur karena sadar akan kemampuan Lin Jiang."Kau tidak akan bisa kemana-mana, ketua Bar Ha!" kata Lin Jiang setelah Lin Jiang memotong jalan Ketua Bar Ha."Tidak mungkin!" kata Ketua Bar Ha.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu sudah kerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, hanya untuk kabur dari Sekte Pedang Tunggal, namun nyatanya Lin Jiang mampu mengejar dirinya. "Bukankah sudah aku katakan, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, maka kau akan mati!" kata
"Tidak! Ini tidak mungkin! Tidak ada pendekar semuda dia yang mencapai tingkatan itu!" kata Ketua Bar Ha tak percaya akan kemampuan Lin Jiang.Ketua Bar Ha bahkan sampai menjambak rambutnya yang karena tak percaya akan kemampuan Lin Jiang."Seperti kataku tadi, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, saat itu pula kau akan mati!" kata Lin Jiang. "Tidak! Ini tidak benar!" kata Ketua Bar.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu awalnya menduga kalau semuanya akan mudah. Apa lagi saat Patriak Suhei sudah tidak ada di kota Wutang, maka sudah tidak akan ada yang bisa melawan dirinya, namun nyatanya ada satu pemuda yang memiliki kekuatan seperti monster dan ia tak mungkin memiliki kesempatan untuk menang melawan monster itu. "Tetua Ma! Bantu aku!" teriak Ketua Bar Ha.Tetua Ma yang bertarung dengan beberapa guru Sekte Pedang Tunggal kaget karena teriakan dari ketua Bar Ha.Haaaaaaaaaaa!!Tetua Ma melepaskan tenaga dalamnya, dan setelah itu melesat ke arah Ketua Bar Ha."Siapa yang memb
Ketua Bar Ha memandang sinis pada Lin Jiang, bahkan tatapan ketua cabang selatan Mata Iblis itu jelas merendahkan kemampuan Lin Jiang."Bocah, jangan sia-siakan kekuatan yang kau miliki dengan melawanku, sebaiknya kau bunuh diri saja! Karena jika aku yang membunuhmu, maka kau pasti akan mati dengan cara yang paling menyakitkan!" kata Ketua Bar Ha."Hahaha! Semenyakitkan apa mati di tanganmu?" kata Lin Jiang masih dengan sangat tenang. "Kalau begitu, aku akan tunjukkan padamu!"Hiatttttt!!Ketua Bar Ha maju dengan cepat, dan arahkan satu pukulan kuat, bak sebuah pukulan godam ke kepala Lin Jiang."Aku tahan!" teriak Lin Jiang.Bammmmmmm!!Pukulan keduanya beradu kuat, dan Ketua Bar Ha sungguh kaget karena Lin Jiang mampu bertahan dari serangan dia lepaskan. "Menarik! Sangat menarik! Aku tak menyangka di usia muda kau sudah mencapai pendekar surgawi!" kata Ketua Bar Ha."Benarkah kau tertarik?" kata Lin Jiang.Ketua Bar Ha masih tersenyum karena ia masih yakin kalau Lin Jiang tidak mu
"Ayo cepatlah, keadaan di kota Wirang sepertinya sangat buruk!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei yang berjalan di dekatnya. "Aap maksudmu, tuan Lin Jiang?" tanya Wan Suhei."Tidak usah banyak tanya! Percepat langkah kakimu!" kata Lin Jiang.Wan Suhei tidak memiliki pilihan, dan ikuti langkah cepat Lin Jiang untuk secepatnya tiba di kota Wutang.Hingga saat siang hari, barulah mereka tiba di kota Wutang, dan Lin Jiang merasakan firasat yang buruk karna hal itu. Asap terlihat membumbung tinggi dari tengah kota itu, dan itu yang membuat Lin Jiang merasa kalau sudah terjadi pertarungan, dan itu yang tak diinginkan oleh Lin Jiang."Cepatlah!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei.Lin Jiang membawa pemuda itu ke rumah makan, dan segera temui Qiau Yun. "Tuan muda Suhei!" kata Qiau Yun sambut kedatangan kedua orang itu. "Tidak ada waktu lagi, kalian tetap di sini! Aku ada urusan!" kata Lin Jiang.Namun, tangan Qiau Yun menangkap pergelangan tangan Lin Jiang, dan itu menahan gerakan anak muda itu.