"Ini tidak bisa diterima!" teriak Tetua Li saat mereka sampai di kamar Patriak Suhei.Salah satu ketua di Sekte Matahari Emas itu sungguh marah karena sikap dari Lin Jiang yang sudah memberikan luka parah pada Gun Pai."Sebaiknya kau tenang dulu, Tetua Li, kita harus obati lebih dahulu Gun Pai!" kata Patriak Suhei."Tapi Patriak, kata Lin Jiang hanya dia yang mampu obati, kak Gun Pai!" kata Qiau Yun."Memangnya dia siapa? Apa dia pikir dia tabib dewa?" kata Patriak Suhei gusar karena ucapan Qiau Yun."Jangan bicara lagi, Qiau Yun!" kata Tetua Li saat melihat gadis itu akan bicara. "Baik, maafkan aku!" kata gadis itu. "Qiau Yun, sebaiknya kau ikut dengan Tetua Li, kalian cari bahan obat yang ada di toko obat di kota ini!""Baik, Patriak!" kata Qiau Yun.Bersama dengan Tetua Li, Qiau Yun keluar dari kamar Patriak Suhei, dan turun ke lantai bawah penginapan itu. Saat mereka sampai di bawah, Lin Jiang masih duduk dengan santai seolah-olah sedang tidak terjadi apa-apa.Tetua Li yang mas
Di kamar Patriak Suhei. Gun Pai balik badan karena ia merasa malu untuk melihat wajah Qiau Yun, gadis yang diam-diam dia sukai. Pemuda itu sungguh malu karena kekalahan yang ia alami melawan Lin Jiang, pemuda yang usianya berada dibawahnya. "Kenapa kau palingkan wajahmu dariku, kak Gun Pai?" tanya Qiau Yun. "Tidak, aku hanya merasa kalau posisi seperti ini lebih nyaman!" jawab Gun Pai beralasan. "Kalau seperti ini, sebaiknya aku pergi saja!" kata Qiau Yun dan bangkit untuk pergi. "Tunggu! Jangan pergi!'Qiau Yun menarik napasnya, dan kembali duduk di lantai ruangan itu. "Maafkan aku, adik Qiau Yun! Karena diriku, mungkin nama sepasang bulan putih akan hilang!" kata Gun Pai."Tidak usah pikirkan soal itu, saat ini kau hanya harus sembuh!""Lukaku sangat parah, apakah mungkin aku sembuh?" "Mungkin saja, namun ada hal yang harus kau tahu, kak Gun Pai!""Apa itu?""Lin Jiang mengatakan hanya dia yang mampu mengobati luka dalam yang kau derita!""Hanya dia? Sungguh sombong anak mud
Dengan membawa Wan Suhei di pundaknya, Tetua Ma membawa pemuda itu menuju ke arah sebuah hutan yang merupakan area tempat persembunyian bagi Mata iblis di wilayah selatan itu. Area itu tidak terlalu jauh dari kota Wutang, dan di sana ketua cabang Mata Iblis di selatan itu, ketua Bar Ha sudah nenunggu kemunculan Tetua Ma. "Aku kembali, ketua!" kata Tetua Ma dan tunjukkan hasil kerjanya. "Bagus, letakkan bocah itu di sana, dan kita akan menuju ke kota Wutang, sudah saatnya kota itu kita kuasai!" kata Ketua Bar Ha."Baik, ketua!'Ketua Bar Ha menugaskan tiga orang untuk menjaga Wan Suhei, dan ia bersama dengan Tetua Ma, dan ratusan anggota Mata Iblis wilayah selatan menuju ke arah kota Wutang.Sebelum sore, ketua Bar Ha telah tiba di kota itu, dan langsung disambut oleh Tetua Pi."Bagaimana keadaan di kota ini, Tetua Pi?" tanya Ketua Bar Ha."Keadaan masih sedikit aman, ketua! Namun anak buahku melihat kalau Patriak Suhei dari Sekte Matahari Emas telah tiba di kota ini!" kata Tetua Pi
Amarah Tetua Li seketika itu langsung hilang karena kata-kata dari Patriak Suhei, hal yang tak ia duga sama sekali. "Masalah di sekte kita, apa maksud, Patriak?" tanya Tetua Li. "Aku pun belum tahu pasti, namun orang ini mengatakan sesuatu yang memaksa kita harus bicara dengan dia!" kata Patriak Suhei.Tetua Li melirik ke arah orang yang baru datang, orang yang berdiri di samping Patriak Sekte Matahari Emas itu. "Apakah kita bisa bicara di tempat yang tenang, Patriak Suhei?" tanya orang yang baru datang itu. "Katakan dimana tempat yang tenang itu?" tanya Patriak Suhei."Ikuti aku! Kita bicara diluar!" kata lelaki itu. Begitu ia mengatakan itu, lelaki yang baru datang itu berjalan keluar, dan Patriak Suhei bersama Tetua Li ikuti lelaki itu dari belakang. Lin Jiang merasa kalau ada yang tak beres, jadi diam-diam, Lin Jiang ikuti mereka dari belakang, hingga mereka bertiga sampai di ujung kota Wutang. Mereka berdiri tepat di bawah sebuah batang pohon yang cukup rimbun. Huppppp!!L
"Siapkan barang-barang kalian, malam ini juga kita tinggalkan kota ini!" kata Patriak Suhei pada Qiau Yun dan Gun Pai."Pergi?" kata Qiau Yun merasa bingung. "Iya, kita tidak lagi memiliki urusan di kota ini!""Tapi kenapa?" tanya Gadis itu ingin tahu alasan kepergian mereka. Qiau Yun sangat tahu, kalau kota Wutang saat ini membutuhkan bantuan dari semua orang, termasuk dari mereka. "Qiau Yun, ini sudah keputusan dari Patriak Suhei, jangan dibantah," kata Tetua Li mencoba menenangkan gadis itu. "Di perjalanan nanti akan aku ceritakan apa yang terjadi!" kata Patriak Suhei menambahkan kata-kata Tetua Li."Tidak, aku harus tahu alasan dari semua ini! Jika untuk pergi, untuk apa Patriak dan Tetua Li datang ke kota ini?" kata gadis itu memilih untuk tetap keras kepala."Ada masalah di Sekte Matahari Emas, dan itu lebih membutuhkan bantuan dari kita!" kata Tetua Li."Tapi kota ini juga membutuhkan bantuan dari kita, Tetua Li!" kata Qiau Yun.Patriak Suhei menarik napas yang sangat panja
Patriak Suhei melepaskan hampir seluruh tekanan yang ia miliki, dan semua tekanan itu dia arahkan pada Lin Jiang. Namun, sedikit pun Lin Jiang tidak terpengaruh pada tekanan Patriak Suhei itu dan tetap berjalan ke arah Ketua besar Sekte Matahari Emas itu."Bagaimana mungkin?" kata Patriak Suhei yang tak percaya kalau Lin Jiang mampu bertahan dan bahkan tak merasakan efek dari tekanan dan aura membunuh yang ia lepaskan itu. "Tidak ada gunanya kau menekan diriku dengan aura membunuhmu itu, Patriak! Aku memiliki aura membunuh jauh lebih besar dari yang kau miliki!" kata Lin Jiang dan berdiri tepat di hadapan empat orang yang akan meninggalkan kota Wutang itu. Tetua Li sampai menelan ludahnya karena ucapan Lin Jiang, karena dia sempat akan bertarung melawan anak muda itu. "Dari awal, aku tidak ingin membuat masalah dengan kalian, tapi kalian yang membuat masalah denganku!" kata Lin Jiang. "Langsung saja pada intinya, anak muda!" kata Patriak Suhei."Maaf jika aku ikut mendengarkan pe
Saat pagi hari, Tetua Ma mengawasi di ujung kota Wutang, dan dahinya berkerut karena orang-orang dari Sekte Matahari Emas belum juga tinggalkan kota itu. "Apa mereka tidak mendengarkan peringatan dari kami?" kata Tetua Ma.Karena hal itulah, Tetua Ma memilih untuk kembali mendatangi Patriak Suhei, dan ternyata lelaki itu sudah ditunggu oleh Patriak Suhei."Apa kau ingin cucumu mati, Patriak Suhei?" tanya Tetua Ma."Aku ingin melihat cucuku, apakah dia masih hidup atau tidak?" kata Patriak Suhei."Bukan saatnya bagimu untuk menawar, saat ini kau hanya harus ikuti apa yang kamu inginkan?" kata Tetua Ma."Kalian pasti anggap aku adalah satu ancaman, karena itulah kalian menyuruhku pergi. Jika kalian inginkan ancaman itu pergi, maka tunjukkan dimana cucuku, berada! Setelah itu aku akan tinggalkan kota ini!" kata Patriak Suhei."Baik, ikuti aku!" kata Tetua Ma. Lelaki itu merasa tidak memiliki pilihan, karena kata-kata Patriak Suhei itu benar adanya. Ketua Bar Ha sadar, dia mungkin akan
Qiau Yun terus menatap Lin Jiang yang duduk dengan tenang, padahal Lin Jiang sudah berjanji akan menyelamatkan Wan Suhei pada Patriak Suhei."Lin Jiang, kenapa kau belum melakukan janjimu pada, Patriak Suhei?" tanya Qiau Yun."Tidak, aku tidak akan melakukan itu sekarang!" tegas Lin Jiang."Kenapa?""Saat ini mereka pasti menambah orang yang melindungi dan menjaga Wan Suhei, jadi aku akan tunggu hingga penjagaan mereka sedikit melonggar!" jawab Lin Jiang.Qiau Yun angguk-angguk kepala karena perkataan Lin Jiang, dan menurutnya apa yang Lin Jiang katakan itu benar adanya. Hal itu sudah pasti dilakukan, karena kelompok Mata Iblis yakin Patriak Suhei akan menyelamatkan cucunya, jadi mereka menambah orang untuk memperkuat penjaga di dalam hutan. "Jadi kapan kau akan menyelamatkan Wan Suhei?" tanya Qiau Yun."Tunggu saja, aku pasti akan bebaskan dia!" kata Lin Jiang.Sementara itu, Tetua Ma masih berada di ujung kota, dan saat yakin kalau Patriak Suhei tidak akan datang lagi, barulah dia
Kedua Patriak yang melihat kuda Lin Jiang, memilih untuk mendekati ruangan terbuka dimana anak muda itu berada. "Lin Jiang!" kata Patriak Suhei tak percaya kalau yang berada di dalam ruangan terbuka itu memang adalah Lin Jiang."Patriak!" kata Lin Jiang dan tunjukkan rasa hormatnya pada lelaki itu. "Kenapa kau di sini?" "Aku sedang menunggu kedatanganmu, Patriak!""Kenapa kau tidak langsung masuk ke dalam Sekte?""Hahahaha! Aku bukan orang penting, jadi aku tidak bisa masuk!" jawab Lin Jiang.Wajah Patriak Suhei merah karena kata-kata Lin Jiang, dan itu jelas kata-kata yang cukup menyindir bagi ketua besar Sekte Matahari Emas itu. "Apakah mereka yang melarangmu untuk masuk, Lin Jiang?" tanya Patriak Suhei sambil menunjuk ke arah murid sekte yang berjaga di gerbang masuk. "Mereka hanya melakukan tugasnya, dan bukankah memang seperti itu cara kerja dunia persilatan?" kata Lin Jiang.Patriak Suhei hanya bisa menghal napas, dan pada akhirnya mengajak Lin Jiang untuk masuk ke dalam Se
Patriak Suhei hanya bisa menghela napas yang panjang saat Patriak Wang katakan tujuan dan juga sampaikan alasan dia ke Sekte Matahari Emas itu. "Bagaimana Patriak Suhei? Apakah kau bersedia membantu Sekte Pedang Tunggal?" tanya Patriak Wang."Bagaimana bisa aku menolak keinginan dan permintaanmu itu, Patriak Wang? Yang terjadi di Sekte Pedang Tunggal juga karena diriku! Jika aku tidak egois, mungkin Sekte Pedang Tunggal tidak akan sehancur seperti ini!" kata Patriak Suhei."Jika Patriak Suhei sungguh bersedia membantu, maka aku sungguh sangat berterima kasih!" kata Patriak Wang."Tunggulah beberapa hari di sini! Aku akan memutuskan hal ini, aku akan adakan rapat dengan semua petinggi Sekte ini, dan memastikan kalau akan ada yang akan ke Sekte Pedang Tunggal, termasuk diriku!" kata Patriak Suhei."Baik, aku akan tunggu sampai ada keputusan dari kalian!" kata Patriak Wang."Kalau begitu, ikuti aku! Akan bawa kau menuju kamarmu, dan selama kau berada di sini, murid sekte ini akan melaya
Tiga hari dalam perjalanan, Qiau Yun dan Wan Suhei pun tiba di Sekte Matahari Emas, dan Patriak Wang langsung sambut kepulangan cucunya itu. "Lin Jiang sungguh penuhi janji yang dia katakan padaku!" kata Patriak Suhei."Tidak hanya itu kakek, Lin Jiang juga mengalahkan Ketua Bar Ha!" kata Wan Suhei."Benarkah itu? Sungguh pemuda yang luar biasa!" kata Patriak Suhei."Hhmmm! Seharusnya kita menjalin hubungan yang baik dengan dia, bukannya membuat masalah dengan dia!" kata Tetua Li."Masih ada waktu untuk memperbaiki semua ini, Tetua Li! Aku yakin, kita masih akan bertemu dengan pemuda itu!" kata Patriak Suhei.Saat mereka bicara, salah satu murid datang, dan melaporkan kedatangan seseorang ke Sekte itu, seseorang yang membuat wajah Patriak Suhei tak percaya. "Dia sungguh datang kemari?" kata Patriak Suhei."Iya, Patriak! Dan saat ini dia sudah menunggu di ruangan tunggu!""Aku akan segera temui dia!" kata Patriak Suhei.Patriak dari Sekte Matahari Emas itu buru-buru berjalan, untuk s
Satu hari berlalu, sejak penyerang Mata Iblis ke Sekte Pedang Tunggal, dan itu memang membuat Sekte itu kehilangan banyak anggotanya. Hal itu pastinya juga memberi pengaruh pada Sekte Pedang Tunggal, dan kedudukan mereka di dunia persilatan, pastinya akan jatuh. Mereka yang memiliki posisi tertinggi, dipastikan akan jatuh dan tak lagi memegang posisi di wilayah selatan kekaisaran Tang itu.Hal itu disadari dengan jelas oleh Patriak Wang, namun semuanya telah terjadi, dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. "Mungkin satu-satunya cara agar Sekte ini bisa tetap bertahan hanya dengan menjalin hubungan baik dengan Sekte Matahari Emas, hanya itu satu-satunya cara!" kata Patriak Wang.Meskipun Patriak Wang sangat marah pada Patriak Suhei, namun ia tak memiliki cara lain, karena jika dia masih tetap bersikap seperti ini, maka Sekte yang dia pimpin itu akan berada di ambang kehancuran."Tidak ada cara lain!" ucap Patriak Wang dengan nada suara yang pelan. ***Sementara itu, Patriak Suhei ya
Pada akhirnya, pertarungan di Sekte Pedang Tunggal benar-benar berakhir, yang mana lebih dari tiga ratus anggota Mata Iblis itu tewas.Tidak hanya anggota mereka, namun ada beberapa Tetua Mata Iblis yang tewas, dan juga ketua dari Mata Iblis cabang selatan itu juga tewas karena dibunuh Lin Jiang.Namun, bukan berarti tidak ada korban dari pihak Sekte Pedang Tunggal, bahkan jumlah korban yang paling banyak berasal dari sekte itu. Hal itu karena, keterlambatan Lin Jiang datang, dan juga karena anggota mata iblis tidak memilih lawan untuk dibunuh. Hampir tiga perempat murid dan anggota Sekte Pedang Tunggal yang tewas, dan yang tersisa dari sekte itu tak kurang dari seratusan murid saja. Kedatangan Qiau Yun dan Wan Suhei tidak banyak membantu, karena memang kemampuan keduanya tidak terlalu kuat, meskipun demikian, kehadiran keduanya bersama Lin Jiang, itu membuat Patriak Wang hargai mereka. "Kalian berasal dari Sekte Matahari Emas, bukan?" kata Patriak Wang."Iya, kami memang berasal
"Harimau Emas!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Cahaya kuning emas keluar dari cincin ruang di tangan Lin Jiang, dan cahaya itu merupakan cahaya yang berasal dari pedah harimau emas. Hiatttttt!!Dengan satu ayunan yang cepat, Lin Jiang menebas pedang itu, dan satu serangan balik itu membunuh lima tetua Mata Iblis cabang selatan, dan tewas dengan tubuh yang terpotong jadi dua. Huppppp!!Dan setelah itu, Lin Jiang melompat, dan melesat memburu Ketua Bar Ha yang sudah meninggalkan Sekte Pedang Tunggal, untuk kabur karena sadar akan kemampuan Lin Jiang."Kau tidak akan bisa kemana-mana, ketua Bar Ha!" kata Lin Jiang setelah Lin Jiang memotong jalan Ketua Bar Ha."Tidak mungkin!" kata Ketua Bar Ha.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu sudah kerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, hanya untuk kabur dari Sekte Pedang Tunggal, namun nyatanya Lin Jiang mampu mengejar dirinya. "Bukankah sudah aku katakan, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, maka kau akan mati!" kata
"Tidak! Ini tidak mungkin! Tidak ada pendekar semuda dia yang mencapai tingkatan itu!" kata Ketua Bar Ha tak percaya akan kemampuan Lin Jiang.Ketua Bar Ha bahkan sampai menjambak rambutnya yang karena tak percaya akan kemampuan Lin Jiang."Seperti kataku tadi, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, saat itu pula kau akan mati!" kata Lin Jiang. "Tidak! Ini tidak benar!" kata Ketua Bar.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu awalnya menduga kalau semuanya akan mudah. Apa lagi saat Patriak Suhei sudah tidak ada di kota Wutang, maka sudah tidak akan ada yang bisa melawan dirinya, namun nyatanya ada satu pemuda yang memiliki kekuatan seperti monster dan ia tak mungkin memiliki kesempatan untuk menang melawan monster itu. "Tetua Ma! Bantu aku!" teriak Ketua Bar Ha.Tetua Ma yang bertarung dengan beberapa guru Sekte Pedang Tunggal kaget karena teriakan dari ketua Bar Ha.Haaaaaaaaaaa!!Tetua Ma melepaskan tenaga dalamnya, dan setelah itu melesat ke arah Ketua Bar Ha."Siapa yang memb
Ketua Bar Ha memandang sinis pada Lin Jiang, bahkan tatapan ketua cabang selatan Mata Iblis itu jelas merendahkan kemampuan Lin Jiang."Bocah, jangan sia-siakan kekuatan yang kau miliki dengan melawanku, sebaiknya kau bunuh diri saja! Karena jika aku yang membunuhmu, maka kau pasti akan mati dengan cara yang paling menyakitkan!" kata Ketua Bar Ha."Hahaha! Semenyakitkan apa mati di tanganmu?" kata Lin Jiang masih dengan sangat tenang. "Kalau begitu, aku akan tunjukkan padamu!"Hiatttttt!!Ketua Bar Ha maju dengan cepat, dan arahkan satu pukulan kuat, bak sebuah pukulan godam ke kepala Lin Jiang."Aku tahan!" teriak Lin Jiang.Bammmmmmm!!Pukulan keduanya beradu kuat, dan Ketua Bar Ha sungguh kaget karena Lin Jiang mampu bertahan dari serangan dia lepaskan. "Menarik! Sangat menarik! Aku tak menyangka di usia muda kau sudah mencapai pendekar surgawi!" kata Ketua Bar Ha."Benarkah kau tertarik?" kata Lin Jiang.Ketua Bar Ha masih tersenyum karena ia masih yakin kalau Lin Jiang tidak mu
"Ayo cepatlah, keadaan di kota Wirang sepertinya sangat buruk!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei yang berjalan di dekatnya. "Aap maksudmu, tuan Lin Jiang?" tanya Wan Suhei."Tidak usah banyak tanya! Percepat langkah kakimu!" kata Lin Jiang.Wan Suhei tidak memiliki pilihan, dan ikuti langkah cepat Lin Jiang untuk secepatnya tiba di kota Wutang.Hingga saat siang hari, barulah mereka tiba di kota Wutang, dan Lin Jiang merasakan firasat yang buruk karna hal itu. Asap terlihat membumbung tinggi dari tengah kota itu, dan itu yang membuat Lin Jiang merasa kalau sudah terjadi pertarungan, dan itu yang tak diinginkan oleh Lin Jiang."Cepatlah!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei.Lin Jiang membawa pemuda itu ke rumah makan, dan segera temui Qiau Yun. "Tuan muda Suhei!" kata Qiau Yun sambut kedatangan kedua orang itu. "Tidak ada waktu lagi, kalian tetap di sini! Aku ada urusan!" kata Lin Jiang.Namun, tangan Qiau Yun menangkap pergelangan tangan Lin Jiang, dan itu menahan gerakan anak muda itu.