Home / Romansa / Takdir Sang Perawan Tua / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Takdir Sang Perawan Tua: Chapter 61 - Chapter 70

101 Chapters

Bab 61 : Irwan ke LP

Tepat di hari kesepuluh, sejak peristiwa pembunuhan atas diri Zuraida, Irwan pun berpamitan pada Larasati istrinya, yang sejak beberapa hari terus berdoa agar sang suami tidak bisa menemukan keberadaan Elvira. “Sati, keputusanku sudah fix untuk mencari wanita itu,” ucap Irwan saat mereka berada di kamar. “Lalu, kalau udah ketemu, Mas mau menikahinya?” tanya Larasati menelan salivanya dan memandang tajam pada Irwan. “Waktu itu aku berjanji sama dia untuk mengambil anaknya, kalau dia hamil. Mungkin, aku akan memberikan dia kompensasi atas kehamilannya.” Terlihat raut wajah Larasati memancarkan kebahagiaan kala Irwan mengatakan hal yang ingin ia dengar. Dalam hatinya pun bergumam, ‘Syukurlah, suamiku tidak minta untuk menikahi pelacur itu.’ “Sati, gimana menurut pendapatmu?” tanya Irwan menyelidiki raut bahagia pada wajah Larasati. “Aku setuju! Uhm, aku rasa wanita seperti itu juga tidak akan mau direpotkan untuk mengurus anak. Aku yakin, dia akan menerima tawaran itu,” ungkap Laras
last updateLast Updated : 2023-09-09
Read more

Bab 62 : Penyesalan Irwan

Pertemuan antara Irwan dan Gilang terjadi kurang dari 5 menit. Terlihat lelaki tampan itu berdiri dan membalikkan tubuhnya ke pintu keluar tanpa berkata sepatah kata pun. Sampai akhirnya, Gilang berkata padanya. “Bos, jangan cari Elvira kalau hanya untuk mengambil anaknya,” ucap Gilang menatap punggung Irwan saat lelaki itu telah berada di pintu keluar. “Apa pedulimu?” tanya Irwan menoleh kearah Gilang. “Nikahi wanita itu bos. Setahu saya, hanya bos aja lelaki yang tidur dengannya. Tolong, sampaikan permohonan maaf saya pada Vira,” lirih ucap Gilang. Tanpa menjawab ucapan Gilang, lelaki tampan itu pun menarik gagang pintu dan keluar dari ruangan tersebut. Meninggalkan Gilang yang terduduk dengan tangan diborgol dan menangis sesenggukan kala teringat pada Elvira yang menghilang. “Udah selesai? Cepat amat.” Reza tersenyum samar pada sahabatnya yang hanya menganggukkan kepalanya dan mengajak keluar dari rumah tahanan tersebut. Lalu, mereka pun berjalan menuju tempat parkir. Kaca mat
last updateLast Updated : 2023-09-10
Read more

Bab 63 : Hasrat Irwan & Keberadaan Elvira

“Za! Antar aku ke Bandara aja. Sepertinya aku balik aja. Gimana cara aku mencari seseorang di kota Jakarta yang besar ini?” tanya Irwan, saat mobil tengah kembali jalan, usai mereka santap malam. “Kamu yakin mau balik sekarang? Apa nggak minta keterangan dari Gempita adiknya Gilang? Bukannya si Vira katanya lebih dekat dengan sama Gempita?” tanya Reza menatap wajah Irwan yang masih tampak murung. “Kayaknya sih, jawabannya sama aja. Soalnya kalau aku pikir, Vira itu tipe orang yang bisa memimpin. Maklum, mungkin karena anak nomor satu jadinya terbiasa membuat keputusan sendiri. Apalagi, menyangkut aib dan beberapa nama yang harus dia jaga. Kalaupun aku harus lapor dan minta bantuan polisi, korelasinya apa? Vira kan bukan apa-apanya aku, ” ungkap Irwan setelah berpikir sepanjang pertemuannya dengan Amelia. “Iya juga sih. Keluarganya juga nggak berani lapor orang hilang. Apalagi Vira dicari polisi agar semua kejahatan muncikari itu terungkap. Ya udah sekarang aku antar ke Bandara saja,
last updateLast Updated : 2023-09-11
Read more

Bab 64 : Elvira menghubungi Amelia

Satu bulan pun berlalu, Elvira yang kini menetap pada sebuah Apartemen di kawasan Darmo akhirnya memutuskan untuk menghubungi Amelia pada hari minggu pagi, setelah selama sebulan full ia memantau kasus Zuraida dan kasus tersebut akhirnya pun tenggelam oleh kasus-kasus lain yang bermunculan.Namun saat ia menghubungi Amelia, berulang kali sambungan teleponnya diputus oleh Amelia. Sesaat Elvira terdiam. Lalu, dengan tersenyum kecut wanita hamil itu, bergumam pada dirinya sendiri, “Pantas aja, teleponku nggak dijawab. Aku kan, pakai nomor baru.”Elvira yang kini tubuhnya semakin berisi karena kehamilannya yang telah berjalan 5 bulan, mengirimkan pesan pada adik bungsunya, usai beberapa kali panggilan teleponnya tidak jawab. Setidaknya hal itu akan membuat adiknya akan menghubungi dirinya.[Pesan keluar Elvira : Mel, ini Kak Vira. Angkat teleponnya]Sedetik kemudian, ponsel Elvira berdering. panggilan masuk dari Amelia membuat perasaan dan hati Elvira berkecamuk. Ada rasa rindu yang t
last updateLast Updated : 2023-09-13
Read more

Bab 65 : Irwan mulai mencari Vira

Usai menerima telepon dari Rifai, lelaki tampan itu langsung meninggalkan meja makan tanpa meneruskan makanannya. Larasati yang mendengar suaminya berbicara tentang Elvira, hatinya terasa seperti teriris sembilu. Ia tak menduga, kalau berita tentang Elvira yang disampaikan oleh seseorang atas perintah suaminya lewat telepon membuat Irwan meninggalkan makanannya.Padahal, sejak tak ada kabar tentang Elvira selama satu bulan, kehidupan rumah tangganya yang dalam masa pemulihan usai prahara yang cukup lama, Irwan tampak berusaha memperbaiki kerenggangan hubungan mereka. Hal itu terbukti saat mereka melakukan hubungan intim, Irwan tidak menyebut nama Elvira lagi, walaupun, baru dalam satu minggu terakhir. Dan hal ini jelas akan mengganggu hubungan mereka lagi. “Mas, makannya dihabiskan,” pinta Larasati. Namun, Irwan sama sekali tidak memedulikan ucapan istrinya sedikit pun. Hingga membuat Larasati meninggalkan sarapannya mengikuti langkah Irwan menuju ruang kerjanya “Mas, ada masalah ap
last updateLast Updated : 2023-09-14
Read more

Bab 66 : Saling Ungkit

Irwan yang mengetahui nama panjang dari Elvira pun, tersenyum manis dan membayangkan wanita cantik itu akan menjadi istri keduanya. Lalu, Irwan pun menghubungi kembali Bram, saudara sepupunya dengan memberikan nama panjang Elvira dan foto dari wanita cantik tersebut.“Gila cantik banget. Uhm, ngomong-ngomong namanya familiar banget. Kayaknya aku pernah denger ini nama. Model yaa?” tanya Bram yang sepintas lalu pernah membaca nama panjang Elvira pada sebuah berita.“Model? Kagaklah ... kalau model pasti dia nggak mau hamil dulu. Paling Happy Fun aja. Nama orang cantik memang cepet diingat. Sama seperti Mbak Nita, pasti orang cepet inget namanya, yaa nggak?” canda Irwan yang hatinya telah lebih tenang.“Kurang asem, kakak iparmu aja masih diincar. Untung Nita kelasnya sama kaya Sati, yang tetap setia dan menjaga kehormatan suaminya. Hahahaha...,” balas Bram memuji istrinya dan istri Irwan.“Sekarang gimana rencananya, Mas? Kira-kira berapa lama, aku bisa tau dimana Vira tinggal? Aku
last updateLast Updated : 2023-09-14
Read more

Bab 67 : Persengkokolan Bram & Sati

Pukul setengah dua belas siang, Bram menepati janjinya ke rumah Irwan bersama Nita, istrinya. Kedatangan mereka pun disambut hangat oleh Larasati yang kemarin telah dihubungi oleh Nita. Biasanya, saat mereka akan ke rumah Irwan, Bram minta dibuatkan sayur asem dan pepes ikan tuna oleh Larasati yang dikenal dalam keluarga mereka, sangat mahir mengelola makanan.“Ayo masuk, Mbak Nita, Mas Bram...” Larasati menyambut kedatangan saudara sepupu suaminya dengan wajah bahagia.Pasangan suami istri itu pun masuk ke dalam rumah mewah tersebut. Lalu, Bram dan Nita duduk di ruang keluarga. Mereka bercengkerama satu dan lainnya dengan menceritakan perkembangan anak mereka masing-masing.Irwan yang kala itu masih dalam perjalanan dari kantor ke rumah pun menghubungi Bram lewat sambungan telepon saat mereka sedang bercengkerama di ruang keluarga.“Mas ... sorry, aku agak terlambat. Tadi aku ke kantor sebentar. Ada pekerjaan urgent yang harus aku kerjakan. Kalau Mas dan Mbak Nita mau makan sian
last updateLast Updated : 2023-09-15
Read more

Bab 68 : Keseharian Elvira

Seperti hari-hari biasanya di setiap pagi, selepas sholat, Elvira selalu memasak dan membuat susu serta menikmati sarapannya dengan mendengarkan lagu ada ponselnya. Sekitar pukul 7 pagi, wanita cantik itu keluar dari Apartemen dengan membawa satu botol berisi jus alpukat, turun ke lantai bawah untuk sekedar berjalan dan duduk berselonjor kaki pada sebuah kursi rotan panjang yang berjejer di depan kolam renang sembari menikmati terpaan sinar matahari pagi, penghasil vitamin D. Hari ini, wanita cantik jelita yang tengah hamil lima bulan itu, mengenakan kulot lebar berwarna coklat muda dipadu kaos gombrong lengan pendek, dimana pada bagian dalam kaos gombrong itu, Elvira memakai daleman berupa kaos berlengan panjang berwarna hitam yang ngepres ditubuhnya serta menutupi kepala dan wajahnya dengan hijab serta memakai kaos kaki.Terlihat aktivitas berapa penghuni Apartemen yang sedang berenang, menikmati fasilitas kolam renang yang ada di sana. Sebagian lagi, menikmati kegiatan di pagi
last updateLast Updated : 2023-09-15
Read more

Bab 69 : Larasati Bertemu Elvira

“Mas Bram, apa sudah ada hasil dari data penghuni Apartemen yang dicari?” tanya Irwan setelah memasuki bulan kedua pencarian Elvira pada beberapa Apartemen.“Maaf Wan, belom. Aku malah sudah memakai sistem komputer untuk mendata nama tersebut setelah memasukkan data yang diberikan beberapa pemilik Apartemen,” kilah Bram pada saat Irwan bertanya padanya.Hampir setiap pagi, Irwan selalu menanyakan perihal yang sama pada dirinya. Sedangkan Larasati, hanya sesekali saja bertanya. Itu pun, Larasati bertanya pada Nita, istri Bram.Padahal, saat Irwan bertanya pada Bram, kali ini. Setelah hampir dua bulan, Bram yang telah berkoordinasi dengan beberapa pengembang real estate dan mendata setiap Apartemen yang memberikan harga sewa tinggi terlebih dahulu untuk mencari keberadaan Elvira akhirnya, menemukan nama wanita muda tersebut menyewa pada sebuah Apartemen, setelah dua bulan pencarian.Penemuan lokasi Elvira yang tinggal pada sebuah Apartemen, membuat Bram bingung untuk memutuskan atas
last updateLast Updated : 2023-09-16
Read more

Bab 70 : Bram bertemu Melisa

Saat Larasati dan Nita turun ke lobby Apartemen untuk menghubungi Bram, suami Nita. Sebuah mobil Ambulance datang dan petugas medis dari Ambulance itu berlari masuk ke dalam Apartemen dan tergesa-gesa memasuki lift pada Apartemen tersebut dengan membawa sebuah kursi dorong ke lantai 3 tempat Elvira menahan sakit atas kontraksi yang terjadi pada kandungannya.Sementara itu, Nita telah selama 10 menit menunggu jawaban suaminya, kembali menghubungi suaminya, Bram yang menurut sekretarisnya masih menerima tamu penting, seorang investor dari Korea Selatan yang akan berinvestasi di Surabaya.“Hello! Risma! Aku perlu sama suamiku sekarang!” pinta Nita setelah selama 10 menit menunggu jawaban suaminya yang diminta menghubunginya.“Maaf Buu, tadi sudah saya kirim note ke dalam. Bapak langsung balas dengan note juga. Katanya cari aja. Begitu Buu,” jawab Risma, sekretaris Bram.“Kamu itu nyebelin sekali. Awas! nanti aku pecat sampean! Wong aku bilang urgent, malah kamu pakai note segala ke
last updateLast Updated : 2023-09-16
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status