/ Romansa / Takdir Sang Perawan Tua / Bab 69 : Larasati Bertemu Elvira

공유

Bab 69 : Larasati Bertemu Elvira

작가: Parikesit70
last update 최신 업데이트: 2023-09-16 06:44:20

“Mas Bram, apa sudah ada hasil dari data penghuni Apartemen yang dicari?” tanya Irwan setelah memasuki bulan kedua pencarian Elvira pada beberapa Apartemen.

“Maaf Wan, belom. Aku malah sudah memakai sistem komputer untuk mendata nama tersebut setelah memasukkan data yang diberikan beberapa pemilik Apartemen,” kilah Bram pada saat Irwan bertanya padanya.

Hampir setiap pagi, Irwan selalu menanyakan perihal yang sama pada dirinya. Sedangkan Larasati, hanya sesekali saja bertanya. Itu pun, Larasati bertanya pada Nita, istri Bram.

Padahal, saat Irwan bertanya pada Bram, kali ini. Setelah hampir dua bulan, Bram yang telah berkoordinasi dengan beberapa pengembang real estate dan mendata setiap Apartemen yang memberikan harga sewa tinggi terlebih dahulu untuk mencari keberadaan Elvira akhirnya, menemukan nama wanita muda tersebut menyewa pada sebuah Apartemen, setelah dua bulan pencarian.

Penemuan lokasi Elvira yang tinggal pada sebuah Apartemen, membuat Bram bingung untuk memutuskan atas
잠긴 챕터
앱에서 이 책을 계속 읽으세요.

관련 챕터

  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 70 : Bram bertemu Melisa

    Saat Larasati dan Nita turun ke lobby Apartemen untuk menghubungi Bram, suami Nita. Sebuah mobil Ambulance datang dan petugas medis dari Ambulance itu berlari masuk ke dalam Apartemen dan tergesa-gesa memasuki lift pada Apartemen tersebut dengan membawa sebuah kursi dorong ke lantai 3 tempat Elvira menahan sakit atas kontraksi yang terjadi pada kandungannya.Sementara itu, Nita telah selama 10 menit menunggu jawaban suaminya, kembali menghubungi suaminya, Bram yang menurut sekretarisnya masih menerima tamu penting, seorang investor dari Korea Selatan yang akan berinvestasi di Surabaya.“Hello! Risma! Aku perlu sama suamiku sekarang!” pinta Nita setelah selama 10 menit menunggu jawaban suaminya yang diminta menghubunginya.“Maaf Buu, tadi sudah saya kirim note ke dalam. Bapak langsung balas dengan note juga. Katanya cari aja. Begitu Buu,” jawab Risma, sekretaris Bram.“Kamu itu nyebelin sekali. Awas! nanti aku pecat sampean! Wong aku bilang urgent, malah kamu pakai note segala ke

    최신 업데이트 : 2023-09-16
  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 71 : Pertemuan Elvira & Irwan

    Nita dan Larasati yang masih berada di Mal untuk menunggu kepastian tempat tinggal Elvira, masih bertahan dengan cara menghabiskan waktu untuk Shopping dan makan malam demi menunggu telepon dari Bram yang berjanji akan menghubunginya setelah ke Apartemen Elvira.Sampai akhirnya saat jam menunjukkan pukul delapan malam dan kedua wanita tersebut selesai makan malam, Larasati bertanya pada Nita perihal kabar dari suaminya yang tak kunjung menghubunginya.“Mbak Nita, kok Mas Bram belom telepon? Sekarang udah jam delapan. Aku takut nanti Mas Irwan keburu pulang kantor dan curiga sama aku,” ucap Larasati yang telah merasakan rasa lelah pada kakinya.“Iya, nih ... aneh sekali. Harusnya kan, dia menghubungi aku,” jawabnya mengulang pertanyaan Larasati.Akhirnya, tanpa diminta Nita pun menghubungi suaminya. Namun, ponsel suami tidak aktif.“Tumben, ponselnya mas Bram nggak bisa dihubungi. Sepertinya baterainya lowbatt,” gumamnya sendiri.“Coba hubungi kantornya aja, Mbak. Siapa tau meman

    최신 업데이트 : 2023-09-18
  • Takdir Sang Perawan Tua   BAB 72 : Bertengkar Hebat

    Mobil yang dikendarai oleh Bram pun sampai di depan rumah Irwan kala jam telah menunjukkan pukul sembilan malam. Saat Larasati baru lima belas menit yang lalu diantar oleh Nita. Saat Bram telah menghentikan mobilnya, lelaki yang lebih tua dari Irwan 3 tahun itu berkata, “Wan, tolong pikirkan kembali untuk tidak menceraikan Sati. Aku lihat, Elvira bukanlah wanita yang bisa di taklukkan dan dia juga seorang wanita cantik. Aku yakin, sangat sulit kamu akan mendapatkannya. Jadi, walaupun Larasati punya kesalahan tolong maafkan. Karena manusia tempatnya salah.” “Ya Mas, terima kasih,” ucapnya seraya membuka pintu mobil dan keluar serta melambaikan tangan. Tak berselang lama, seorang tukang kebun dirumah itu membukakan pintu gerbang rumah mewah itu. Kemudian, Irwan masuk dan melangkah lesu pada setiap undakan sampai di teras hingga masuk ke dalam rumah mewah itu. Saat ia masuk ke ruang keluarga, terlihat Larasati sedang menonton film. Melihat kedatangan suaminya, Larasati pun mematikan t

    최신 업데이트 : 2023-09-18
  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 73 : Kejujuran Elvira & Larasati

    Sejak kedatangan Irwan ke Rumah Sakit itu, Elvira merasa kehidupannya semakin rumit. Bagaimana tidak, saat ia telah menemukan ketenangan selama hampir 4 bulan, kini bayangan aib masa lalunya kembali muncul disaat dirinya ingin melupakan hal yang harus dilupakan.Melisa yang bingung atas kejadian yang dilihat dan didengar saat Irwan menemui Elvira, sama sekali tidak ingin menanyakan apa pun pada Elvira. Gadis remaja itu nyaris tidak menyinggungnya sedikit pun. Melisa, menganggap hal yang terjadi kemarin, adalah sebuah rahasia yang tak ingin disampaikan oleh Elvira. Maka, Melisa pun tidak ingin bertanya dan tetap menempatkan Elvira sebagai Purnamasari yang dikenalnya sejak pertama.“Liza, tolong ambilkan ponselku. Aku rasa baterainya telah terisi penuh,” pinta Elvira pada saat jam telah menunjukkan pukul 9 pagi pada hari ke dua ia di rawat.Melisa memberikan ponsel tersebut dan Elvira terlihat menghubungi Amelia diatas tempat tidurnya.“Hallo Kak Vira! Apa kabar, aku kangen banget.

    최신 업데이트 : 2023-09-19
  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 74 : Larasati & Nita ke RS

    “Selamat siang ... udah selesai makannya?” tanya seorang perawat masuk ke ruang perawatan Elvira.“Baru selesai, Suster,” jawab Elvira tersenyum.“Bu, ini ada kiriman buket bunga mawar. Sepertinya ada suratnya juga yang disisipkan disini.”“Buket bunga mawar?” tanya Elvira mengeryitkan dahinya dan memandang ke arah Melisa yang juga memandang ke arahnya. Terlihat Melisa mengedikkan bahunya.Lalu, perawat pun, mendekati Elvira dan memperlihatkan buket bunga mawar yang dipegangnya dan diletakkan buket bunga mawar itu pada meja disebelah tempat tidur Elvira.“Saya letakkan disini bunga mawarnya ya Buu,” tutur perawat tersebut memberikan kartu ucapan yang ada di buket bunga mawar dan Elvira pun mengucapkan terima kasih pada perawat itu.Elvira memegang kartu ucapan dan berpikir keras atas nama pengirim bunga mawar untuknya. Karena selama di Surabaya, ia hanya punya satu teman dekat, yaitu Melisa. Makanya, ia sempat melirik ke arah Melisa.Setelah perawat yang mengantarkan buket bu

    최신 업데이트 : 2023-09-20
  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 75 : Penolakan Elvira untuk Larasati

    Amelia dan Rifai pun mendarat di Bandara Juanda saat jam menunjukkan pukul setengah sembilan pagi. Mereka berdua langsung meluncur ke Rumah Sakit tempat Elvira di rawat. Sekitar pukul sembilan mereka telah tiba di sebuah Rumah Sakit swasta. Pasangan suami istri itu menyusuri lorong dan bertanya pada beberapa perawat yang lalu lalang pada lorong Rumah Sakit, lokasi kamar perawatan VIP A.Setelah itu, kembali pasangan suami istri itu jalan mengikuti petunjuk salah seorang perawat yang ditemui, hingga akhirnya mereka sampai di depan ruang perawat jaga pada ruang VIP A. Dimana, tampak seorang lelaki tampan berjambang telah duduk di bangku khusus pengunjung yang akan berbicara dengan perawat jaga.Ya, lelaki itu adalah Irwan. Pagi sekali sekitar pukul 8 pagi lelaki itu telah nongkrong di Rumah Sakit sejak jam 8 pagi dengan membawakan kue lapis legit yang dipikirkan akan disukai oleh Elvira, sebelum ke kantornya.Melihat Amelia dan Rifai berjalan menuju tempat perawat jaga, Irwan pun men

    최신 업데이트 : 2023-09-21
  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 76 : CERAI

    Di sepanjang jalan, Nita terus saja menasihati Larasati agar berani ambil tindakan sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Elvira.“Sati..., sesampai di rumah ... kamu rapikan semua barang-barang berharga kamu. Lalu, hubungi Irwan. Suruh dia pulang ... jangan ngomong Vira menolak untuk menikah sama dia. Kamu harus ngomong, kalau kamu nggak mau di madu!” perintah Nita sembari menyetir.“Tapi Mbak..., kalau mas Irwan ceraikan aku gimana nasib aku dan anak-anakku? Mbak tau, aku nggak kerja. Kalau aku pulang ke rumah orang tuaku rasanya nggak mungkin, karena adikku yang menikah dengan Tito tinggal dirumah bundaku,” cicit Larasati dengan kebingungannya.“Sati! Kalau Irwan mau menceraikan kamu, langsung kamu pergi ke rumahku! Ingat, kamu juga berhak atas setengah harta dari Irwan. Kecuali warisan perusahaan papanya. Untuk yang lain-lain kamu berhak dapat. Karena itu, aku yang kasih modal dengan cari pengacara. Ingat! Jangan lemah di hadapan Irwan. Justru kamu harusnya yang gugat dia denga

    최신 업데이트 : 2023-09-22
  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 77 : Gempita bertemu Elvira

    Di kediaman rumah Bram, kakak sepupu dari pihak ayah Irwan, terlihat Nita sedang menikmati makan siangnya kala ponselnya berdering. Kemudian, wanita cantik nan luwes itu pun meminta pada pembantunya untuk mengambilkan ponselnya yang sedang di cas.“Lastri, tolong kamu ambil ponselku,” perintah Nita.“Nggeh, Buu,” jawab Lastri.“Sopo sing telpon?” tanya Nita yang sering menggunakan bahasa daerah dan bahasa Indonesia.“Ndak, tau Buu, udah mati bunyinya,” jawab Lastri seraya memberikan ponsel Nita.“Oh, Sati...,” ucapnya sendiri. “Yo wes aku mangan disik.”Belum selesai Nita makan, kembali ponselnya berdering dan ia pun langsung menjawabnya, “Piye Sati?” “Cerai aku, Mbak. Tolong aku untuk tinggal di rumahnya Mbak seminggu aja, sekalian aku cari kos. Soalnya aku nggak enak sama mas Bram,” tutur Larasati terdengar parau.“Bagus! Ya, tinggal aja di rumahku. Tapi, aku abisin makan siangku dulu. Nanti aku jemput. Rapikan aja dulu barang-barangmu. Masalah suamiku, nggak usah kamu piki

    최신 업데이트 : 2023-09-22

최신 챕터

  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 101 : Nikahi Aku ( THE END)

    Sudah dua bulan ini, bayi cantik yang dilahirkan oleh Larasati diasuh oleh Elvira. Sejak hari kematian Larasati, Elvira akhirnya menyusui ketiga bayi. Antara si kembar dan bayi Larasati hanya beda usia satu setengah bulan. Rasa lelah Elvira yang bersemangat untuk tetap memberikan ASI eksklusif untuk ketiga bayi tersebut selama 6 bulan, membuat Irwan merasa kasihan pada Elvira harus bangun tengah malam, hingga tubuhnya terlihat lebih kurus. Irwan selalu menemani Elvira saat mengurusi ketiga bayi mereka. Sementara Anastasia yang telah berusia 6,5 tahun sudah bisa mengurus dirinya sendiri.Tetapi, tidak seperti malam ini. Saat halilintar saling bersahutan membuat ketiga bayi menangis dan Anastasia yang biasanya sudah terbiasa tidur di kamarnya sendiri, merasa takut kala mendengar suara halilintar dengan curah hujan yang sangat besar usai perayaan tahun baru. Hingga akhirnya, Irwan pun membawa busa spring bed milik Anastasia ke kamar ketiga bayi mereka.“Gimana..., sekarang Ana udah ngga

  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 100 : Kesedihan yang mendalam

    Satu bulan kemudian, di bulan Desember saat hujan mulai kian mencurahkan intensitasnya. Irwan yang selalu datang ke rumah Elvira, tidak menampakkan batang hidungnya. Biasanya lelaki tampan itu selalu ke rumah pukul tujuh pagi. Irwan selalu sarapan di rumah itu. Dan jika matahari tidak bersembunyi dari balik awan, Irwan selalu mengajak si kembar dengan kereta dorongnya.Rutinitas yang dilakukan oleh Irwan sebelum kerja dan selalu menghabiskan waktu saat libur, membuat Elvira merasakan kesepian yang sejak kelahiran si kembar selalu di temani Irwan di pagi hari, kini wanita cantik itu sarapan seorang diri.“Ibu akan sarapan sekarang? Atau tunggu bapak?” tanya Urip salah seorang pelayan di rumah itu.Elvira memandang jam didinding. Dilihat jam telah menunjukkan pukul 8 pagi. Sudah satu jam berlalu, Irwan pun belum datang ke rumahnya.Dalam hati Elvira pun berkata, ‘Ehm..., apa karena hujan, pak Irwan nggak ke rumah yaa? Padahal hari ini kan dia libur?’“Buu..., sarapan sekarang?” tanya pe

  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 99 : Takdir Gilang

    Dua minggu kemudian, berita buruk menimpa Gilang. Lelaki gemulai itu dikatakan tengah meregang nyawa. Kondisinya sedang sekarat. Karena itu, Gempita yang selama ini bolak-balik menjengguk Gilang pun berinisiatif untuk menghubungi Elvira, di hari minggu kala semua masalah Elvira selama dua minggu itu terselesaikan.“Pagi Kak Vira,” sapa Gempita pada sambungan telepon dengan suara parau.“Pagi Gempita, apa kabar? Semua baik-baik saja kan?!” tanya Vira dengan cemas. Padahal selama ini mereka selalu berkirim kabar dengan Gempita.“Kak Vira, apa bisa ke Jakarta? Kak Gilang waktunya nggak lama lagi. Kondisinya semakin melemah. Padahal Gempi udah janji mau pertemukan Kak Vira sama kak Gilang. Kakak, apa bisa tolong Gempi buat menuruti keinginan terakhir kak Gilang?” tanya Gempita dalam isak tangisnya.“Baiklah, aku akan kabari kamu sore ini. Kamu yang sabar yaa..., bisikkan ke telinga Gilang. Kalau aku sudah memaafkan dia,” pinta Elvira dan sambungan telepon mereka pun berakhir.Usai berkomu

  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 98 : Elvira memeluk Larasati

    Elvira dan Amelia menempati satu kamar hotel yang sama dengan Irwan. Hanya saja Irwan kali ini bersama Bram. Sedangkan Narto dan Harto, kakak ipar Bram telah pulang dini hari usai seluruh rangkaian pemeriksaan dan forensik atas diri almarhumah Melisa telah selesai.Di dalam kamar hotel 101 di lantai satu, Elvira telah bersiap dengan pakaian serba hitam begitu juga dengan Amelia.“Kak Vira, kemarin aku lihat pak Irwan menangis di sebelah kamar jenazah. Aku dengar dia berbicara dengan pak Bram. Katanya, ingin sekali dia memeluk Kak Vira. Tapi, kata dia suatu hal yang mustahil. Kasihan aku liatnya.”“Kasihan apa sih, Dek. Wong aku bukan istrinya ... Jelas nggak mungkin dia berani peluk aku,” jawab Elvira tersenyum simpul.“Sekarang kalau kakak ngomong udah kayak wong Suroboyo, hahahahahaha..., tapi Kak, kalau diajak nikah mau kan?” tanya Amelia sembari menyisir rambutnya.“Ogah! Aku nggak mau punya suami yang masih punya istri. Tapi, aku juga nggak mau punya suami yang ceraikan istrinya u

  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 97 : Kesedihan berbalut kebahagiaan

    Acara pengajian di rumah baru Irwan Kusuma untuk menyambut kedua putra kembar keluarga itu, disambut dengan derai air mata. Irwan membawa bayi Andre dan Amelia membawa bayi Andri ke dalam rumah. Suasana di dalam rumah telah ramai oleh ibu-ibu pengajian yang ada di kompleks perumahan itu.Lalu, Nita yang mengkoordinasikan ibu-ibu pengajian, meminta pada ibu-ibu yang sudah datang mengirimkan doa untuk Elvira.“Terima kasih saya ucapkan pada Ibu-ibu semua yang telah hadir di rumah ini. Saya mohon bantuannya untuk mengirimkan doa pada Elvira Purnamasari, mama si kembar. Semoga Allah melindunginya dan bisa segera ditemukan,” pinta Nita dalam isak tangisnya.“Aamiin...,” serempak ibu-ibu pengajian itu pun menadahkan tangan dan mengusap wajahnya.Setelah itu, salah satu dari ibu-ibu yang berada di ruang keluarga yang cukup besar itu pun, memimpin doa dengan menyebutkan nama Elvira. Setelah itu, mereka pun semuanya mengaji.Saat ibu-ibu yang diundang pengajian di rumah Irwan tengah mengirimkan

  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 96 : Elvira melarikan diri

    Saat mobil yang membawa Elvira masuk ke dalam halaman pertokoan sesuai dengan lokasi yang diberikan oleh Wicaksono. Namun, terlihat keempat orang penculik tidak keluar dari dalam mobil. Kesempatan itu di pakai oleh Darsono untuk memberitahukan pihak berwajib terdekat pada wilayah Surabaya.“Siang menjelang sore Pak! Saya Darsono, wartawan sebuah koran kriminal. Izin ingin melaporkan kejadian yang saya lihat di sebuah Rumah Sakit. Tapi, saya nggak tau apa ini perampokan atau apa. Sebuah mini bus dengan plat nomor X000xx dari Rumah sakit menuju tol. Sekarang ini berada di sebuah ruko dekat dengan pos polisi perumahan,” lapor Darsono pada bagian kepolisian terdekat.Namun, alangkah terkejutnya saat polisi yang mendapat laporan langsung merespons dengan cepat laporan tersebut.“Terima kasih Pak Darsono, kesatuan polisi telah bersiap-siap meluncur ke lokasi. Mobil mini bus tersebut tidak merampok, tetapi mereka menculik seorang wanita yang habis melahirkan bayi kembar di rumah itu. Apa Pak

  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 95 : Elvira tersadar Namun terlelap

    Saat Amelia siuman, wanita cantik itu pun menangis kembali dan histeris memanggil Elvira hingga Irwan memeluknya, untuk memberikan semangat dan keyakinan atas Elvira yang akan baik-baik saja. Karena saat ini, Amelia terlihat sangat ketakutan kala teringat atas kejadian penculikan itu. “Amel, tolong tenangkan dirimu. Tadi Mbak Nita juga udah minta tolong dengan mas Narto dan mas Harto. Ini pihak kepolisian juga sedang berkoordinasi dengan melakukan pengejaran. Kamu yang sabar dan bantu doa yaa...,” Irwan mengelus punggung Amelia layaknya seorang kakak lelaki yang selama ini tidak di dapat dari Ervan.“Pak Irwan..., kasihan kak Vira..., hikss..., kenapa nasib kak Vira malang sekali? Padahal kak Vira orang yang baik. Siapa yang jahat seperti itu sama kakak?” isak Amelia dalam pelukan Irwan.Dibiarkan Amelia menumpahkan segala kegelisahan hatinya. Lalu, Irwan yang melihat Amelia telah kembali tenang, memberitahukan padanya tentang kedua bayi Elvira yang dikembalikan ke ruang bayi.“Amel..

  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 94 : Elvira diculik?

    Bab 94 : Elvira diculik?Amelia yang tidak ikut bersama suami dan kedua anaknya serta pengasuh dari kedua anaknya balik ke Jakarta, akan menemani Elvira yang rencananya hari ini akan pulang ke rumah Irwan, atas desakan Nita yang tengah menyiapkan kedatangan si kembar ke rumah yang di peruntukan bagi Elvira dan kedua bayinya.“Vira..., lihat ini tempat tidur si kembar. Kemarin itu Mbak minta langsung tukang dekorasi kamar bayi mengganti wallpaper dindingnya. Irwan kemarin itu pakai dasar warna ungu. Aneh sekali papanya si kembar itu. Dia pikir kamar untuk janda, kali yaa, Hehehehehe...,” tawa Nita saat menghubungi Elvira lewat panggilan video call.Nita memperlihatkan kamar si kembar dengan corak berwarna biru muda dan lantai kayu yang dialasi dengan permadani berwarna biru tua serta dua tempat tidur bayi berwarna putih yang dipadu dengan lemari pakaian berwarna biru muda.“Terima kasih, Mbak..., bagus sekali kamar si kembar,” ucap Elvira tersenyum dengan bias kebahagiaan dari matanya.

  • Takdir Sang Perawan Tua   Bab 93 : Rencana Jahat Wicaksono

    Darsono dan Melisa pun berjalan keluar Rumah Sakit. Sesampai di tempat parkir, dilihatnya Irwan tengah bersama seorang bengkel yang sedang mengurusi keempat bannya. Darsono melihat keganjilan pada keempat ban Irwan yang gembos. Lalu, ia pun berbicara dengan Melisa.“Lisa, apa ada orang lain juga yang sedang bermasalah dengan lelaki itu?” tanya Darsono seraya mengamati beberapa orang di sekitar mereka dari dalam mobil.“Nggak tau juga Om. Sekarang rencana kita gimana? Apa Om nggak penasaran untuk lihat kak Vira? Seingat Lisa, besok kak Vira pulang dari Rumah sakit Kalau Lisa mau cari tempat menginap dekat Rumah Sakit. Soalnya Lisa nggak percaya kalau kak Vira menolak Lisa,” ungkap Melisa.Entah mengapa, Darsono juga ikut penasaran atas diri Elvira. Maka, ia pun sepakat dengan Melisa untuk mencari penginapan dekat Rumah Sakit, agar besok pagi saat Elvira akan pulang dari Rumah Sakit, ia bisa mengambil fotonya dan membuat berita tentang dirinya berdasarkan cerita Irwan, pikir Darsono.D

DMCA.com Protection Status