“Maaf Umi, tapi jika Umi hendak kembali menjodohkan Nadina dengan Rayyan karena masalah ini, Nadina tidak bersedia, Umi.” Aminah menghela napas. Belum ia memulai apa yang hendak ia rencanakan. Lagi-lagi menantunya itu telah bisa membaca pikirannya. “Lihatlah istrimu, Nadhif! Ia seperti cenayang sekarang! Bagaimana bisa umi membantu Nadina melewati kesendiriannya ini? Bagaimana? Apa yang mesti umi lakukan untuk meyakinkan istrimu ini, Nadhif?” batin Aminah. “Baiklah, Nadian. Sekarang katakan, kapan Adnan mesti dibawa kembali ke klinik. Bukankah jahitannya harus diperiksa juga?” tanya Aminah. “Dua atau tiga hari lagi, Umi. Bisakah umi mengantar Nadina?” Aminah mengangguk setuju. Hari berganti malam, Rayyan telah menunggu kedatangan Regina sejak lima menit yang lalu, tak lama setelahnya Regina datang dengan gaya pakaian make up-nya yang terkesan terlalu berlebihan. Wanita itu duduk di hadapan Rayyan setelah datang mendekati Rayyan dan dengan tegas Rayyan menolaknya. “Jadi, ada apa
Read more