Home / Fantasi / Pura-pura Bukan Bangsawan / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Pura-pura Bukan Bangsawan: Chapter 211 - Chapter 220

526 Chapters

Laporan Jin

Hari ke lima Kenma sakit, Jin dipanggil oleh Eve untuk memberikan laporan perihal perkembangan Kenma.Jin dan Eve berbicara di ruangan kerja Eve. Dengan Taro yang berjaga di luar ruangan untuk memastikan tidak ada yang masuk selama pembicaraan kedua orang itu berlangsung."Keadaannya semakin memburuk, ya?" tanya Eve memastikan."Benar. Saya rasa akan lebih baik jika Anda segera membawa tuan muda ke rumah sakit. Dengan begitu, dia akan mendapatkan perawatan yang lebih layak dan sembuh dalam waktu cepat," jawab Jin."Namun sebenarnya apa yang menjadi penyebab utama dari sakitnya ini? Jika memang dia sakit karena kehujanan, tidak mungkin dia sakit selama ini.""Apakah saya diberi izin untuk mengatakan opini saya?""Silahkan."Jin menghela nafas. Selama lima hari Jin berada di sisi Kenma. Waktu itu memang terbilang sebentar. Namun di waktu sebentar itu, Jin menyadari sesuatu."Sepertinya tuan muda takut untuk tidur. Setiap tengah malam, dia selalu terbangun karena bermimpi buruk dan menye
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

Tangisan Pertama

Dazai menatap secara saksama Irene yang sedang duduk di hadapan api unggun dengan tatapan kosong.Irene sama sekali tidak pernah berbicara dengannya semenjak hukuman yang diberikan oleh Eve waktu itu.Dazai telah mencoba untuk mengajak Irene mengobrol. Namun entah mengapa, Irene selalu saja memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan oleh Dazai. Menunjukkan bahwa pikiran perempuan itu benar-benar telah kacau.Namun beberapa hari belakangan ini, Dazai melihat mulai ada perubahan pada diri Irene. Irene sudah mulai menghabiskan waktunya di luar kamar. Dan sudah mulai kembali berlatih bela diri. Membuat Dazai berpikir bahwa malam ini adalah malam yang tepat untuk mengajak anak perempuannya itu berbicara.Dazai melangkahkan kakinya. Lalu duduk di batang pohon yang juga menjadi tempat duduk untuk Irene."Bagaimana keadaanmu?" tanya Dazai menatap ke arah api unggun."Lebih baik dari sebelumnya," jawab Irene tanpa menatap Dazai."Bagaimana keadaannya?" tanya Irene."
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

Kebakaran

Rias sedang memeriksa dokumen yang ada di meja kerjanya. Sesekali ia melihat bingkai foto yang ada di meja kerjanya. Hubungannya dengan laki-laki di foto itu sudah lama sekali kandas. Namun entah mengapa, sampai detik ini Rias masih belum terbiasa.Rias tau bahwa mereka sudah tidak memiliki hubungan. Mereka bahkan sudah tidak saling berkomunikasi. Namun tidak bisa dipungkiri, sebagian jiwa Rias menginginkan sosok Kenma kembali."Kamu tidak akan bisa melupakannya jika kamu terus memandangi fotonya," sahut Sherly yang juga sedang memeriksa dokumen."Sampai kapan pun, aku tidak akan bisa melupakannya. Tidak ada cara. Dan aku tidak mau melupakannya," jawab Rias."Ini sudah bukan mau atau tidak mau lagi. Ini sudah keharusan. Kalian tidak akan bisa bersama. Dari awal pun, kalian sudah tau akan hal itu.""Ya, dari awal kami tau bahwa kami tidak akan pernah bersama. Namun entah mengapa perasaan cinta masih tetap tumbuh di hati kami. Bukankah itu seperti sebuah pertanda? Pertanda bahwa memang
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

Bantuan Tak Terduga

Jin dan Oslo kembali ke apartemen setelah membeli kebutuhan bulanan untuk Kenma. Sebenarnya Oslo bisa pergi sendiri. Namun Jin memaksa untuk ikut. Dengan tujuan supaya Jin tau apa yang harus dibeli. Dengan begitu, bulan depan Jin bisa pergi sendiri tanpa harus meminta bantuan kepada Oslo.Tentu saja mereka tidak meninggalkan Kenma sendirian. Mereka meminta Inato untuk menjaga Kenma selama mereka pergi.Jin dan Oslo berpikir bahwa semuanya akan baik-baik saja. Mengingat kemampuan bela diri Inato setara dengan Irene. Namun semua itu terbantah, setelah mereka membuka pintu dan melihat ruangan yang sudah sangat berantakan.Piring-piring pecah, meja kayu yang patah, dan masih ada banyak sekali yang lainnya. Sampai akhirnya pandangannya tertuju pada Inato yang terkapar lemas dengan bibir berdarah di sudut ruangan."Apa yang terjadi? Di mana Kenma?" tanya Oslo panik."Pergilah ke kantor Keluarga Akinori. Kalian masih sempat," jawab Inato dengan nada lemas.Jin yang mendengar itu pun tanpa pi
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

Pantas Saja

Eve langsung ke rumah sakit saat mendengar Kenma dinyatakan koma oleh dokter. Eve duduk lemas di kursi tunggu depan ruangan Kenma dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.Eve belum siap untuk ini. Memang benar, selama ini ia tidak pernah sekali pun akur dengan Kenma. Namun Kenma tetaplah darah dagingnya. Ia belum siap kehilangan Kenma. Ruangan yang digunakan untuk merawat Kenma sudah dikosongkan. Dan ujung lorong menuju ruangan Kenma saat ini sedang dijaga oleh Taro. Sehingga tidak ada satu pun yang dapat mendekat atau pun melihat keadaan Eve.Di depan ruangan itu, hanya Eve yang sedang merenungi nasibnya dan lima anggota Keluarga Nanami yang dikumpulkan lagi oleh Eve."Dua kali? Sebenarnya kalian bisa menjaganya atau tidak?! Jika memang kalian tidak bisa menjaganya, katakan sejak awal!" bentak Eve.Tidak ada satu pun orang yang menyahut. Dazai, Oslo, Jin, Inato, dan Irene hanya bisa diam. Mereka sendiri pun tidak akan menyangka bahwa hal itu akan terjadi. Mereka tidak pernah b
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

Mulai Naik Ke Permukaan

Rias mulai membuka matanya dengan kepalanya yang masih terasa sedikit pusing. Pandangannya yang tadinya tertuju pada atap beralih menatap ke arah seorang laki-laki dengan perban di bagian kepala dan tangannya. Vans. Laki-laki itu duduk di kursi yang letaknya di samping kasur Rias. Dengan tatapan sendu."Apakah ada yang terasa sakit? Haruskah aku memanggil dokter?" tanya Vans berdiri."Tidak perlu. Bagaimana kondisi Sherly?" alas Rias."Dia tertidur setelah meminum obatnya. Dia ada di ruangan samping."Rias mengingat sekilas ingatan sebelum pingsan. Saat Rias ingin mengambil bingkai foto, Rias mendengar Sherly berteriak keras dan berlari ke arahnya. Sherly mendorong tubuhnya dengan keras, menggantikan posisinya, dan tertimpa oleh rak dokumen.Rias berusaha untuk mendorong rak buku itu dengan sekuat tenaga. Ia juga berteriak sekeras mungkin, berharap ada seseorang mendengar suaranya dan membantunya.Keputusasaan mulai mendatangi Rias saat ia sadar bahwa ia tidak bisa melakukan apa pun
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

Rapat Dengan Backstreet

Para Keluarga Pilar dikumpulkan oleh Eve untuk membahas tentang ledakan bom yang terjadi di beberapa titik pusat kota.Semua kepala keluarga hadir di rapat itu. Termasuk Rias yang sebenarnya masih dalam keadaan sakit.Suasana di ruangan itu cukup mencekam saat para Keluarga Pilar mendengar bahwa akan ada perwakilan dari Backstreet datang untuk mengikuti rapat bersama mereka.Tentu saja semua orang yang ada di sana tau perihal kelompok itu. Kelompok itu sangat ditakuti oleh semua orang. Tidak ada satu pun misi pembunuhan yang gagal di tangan kelompok itu. Membuat kelompok itu berada di peringkat nomor satu dalam daftar kelompok pembunuh bayaran.Suasana semakin mencekam saat ada dua orang memasuki ruangan dengan jas berwarna hitam.Seorang laki-laki menggunakan topi bucket hat dengan rambut hitam berponi yang menutup bagian matanya. Dan satu lagi seorang laki-laki berambut panjang berwarna pirang.Rias mengenal laki-laki yang berambut pirang. Vanser. Namun tidak yang satunya. Ia sama s
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

Bantuan Untuk Backstreet

Dadan, Morgan, dan Neo berkumpul di ruangan Kenma. Mereka melihat kondisi Kenma yang belum juga sadarkan diri. Morgan adalah orang yang mudah terpancing emosi. Bahkan sebelum ini, Morgan sudah menghajar beberapa kesatuan keamanan yang mencoba menghalangi Morgan untuk mencari informasi tentang ledakan bom itu. Namun untuk saja, Dadan datang dan menghentikan Morgan.Dan saat ini, Morgan harus menatap adiknya yang sedang koma. Kebencian dan kemarahan Morgan semakin memuncak. Hingga ia ingin loncat dari jendela untuk mengejar para Nemesis."Keluarga Nanami sangat payah. Menjaga anak kecil sepertinya saja tidak bisa. Haruskah aku menemui mereka dan memberikan mereka pelajaran atas kelalaian mereka ini?" tanya Neo menatap ke arah pintu keluar."Pilihan yang bagus. Aku ikut," sahut Morgan."Lakukan saja kalau kalian mau berhadapan denganku," balas Dadan mencegah tindakan kedua orang bodoh itu."Cih, tidak menarik," kesal Neo.Dadan sudah berkali-kali melihat Kenma terluka. Namun ini adalah
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

Selamat Tidur, Pecundang

Setelah sehari melakukan perjalanan. Backstreet dan Nanami sampai pada sebuah kota yang mereka yakini sebagai titik kumpul salah satu bagian dari pasukan Nemesis.Ada banyak sekali pasukan bersenjata di sana. Membuat mereka semakin yakin bahwa memang tempat itulah yang menjadi sarang salah satu pasukan Nemesis.Pandangan Feldom tertuju pada salah satu orang yang sedang mengatur pasukan lainnya. Feldom mengingat jelas wajah orang itu. Karena orang itulah yang telah membunuh Flo. Shino."Aku yang akan mengurusnya. Kalian urus saja sisanya," ujar Morgan menunjuk ke arah Shino."Tidak adil jika kamu menghabisinya sendiri. Biarkan aku saja yang mengurusnya," keluh Neo yang keberatan dengan keputusan Morgan."Kalian terlalu berisik. Sampai-sampai kalian tidak sadar, Dizzy sudah berada di sana," balas Vanser menatap ke arah Dizzy yang sudah muncul di tengah-tengah kota dan berhadapan dengan Shino."Sisakan dua orang untuk berjaga di sini. Dan yang lainnya terserah mau melakukan apa pun. Yan
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

Teman Lama

Kenma menatap ke segala arah. Hanya ada warna putih. Mengingatkannya pada saat-saat di mana ia bertemu dengan Yuuji waktu itu.Membuatnya memiliki firasat bahwa kali ini ia memang sudah tidak ada di dunia. Berada di ambang kesadaran dan kematian lagi."Kenma?" tanya seseorang dari arah belakang Kenma.Kenma berbalik badan saat mendengar ada seorang perempuan yang memanggil namanya. Dan saat tubuh Kenma menghadap perempuan itu, mata Kenma membulat. Tak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang.Nora Cappela.Perempuan itu ada di hadapan Kenma saat ini. Dengan gaun yang dipakai oleh perempuan itu saat terakhir kali Kenma bertemu dengan perempuan itu."Kenapa kamu berada di sini?" tanya Nora dengan wajah polosnya.Seketika latar tempat Kenma berdiri sekarang berubah menjadi hutan dan gerimis mengguyur.Hutan yang menjadi latar belakang mereka adalah hutan larangan. Hutan tempat Kenma dan Nora bertemu. Tempat di mana Nora menghembuskan nafas terakhirnya."Lama tidak bertemu, Kenma," ujar
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
53
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status