Semua Bab Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu: Bab 1541 - Bab 1550

2316 Bab

Bab 1541

Asti sungguh takut putrinya tidak memegang kesempatan ini dengan baik, malahan akan melewatkan kesempatan bagus ini.Tiba-tiba Asti kepikiran sesuatu. Dia pun berkata, “Julie, Ibu ingin pulang ke rumah nenekmu untuk beberapa hari ini. Tapi Ibu tidak tenang untuk meninggalkanmu sendirian di rumah. Gimana kalau kamu tinggal di Kediaman Ozara untuk beberapa hari ini?”Julie terbengong sejenak. “Apa kamu ingin mencampakkanku?”Asti tertegun sejenak. “Apa yang lagi kamu pikirkan? Ibu pulang karena ada sedikit urusan. Bukankah ada Hiro di Area Andes? Tapi kamu seharusnya akan bosan kalau tinggal di sana.”Untung saja Asti memahami putrinya.Julie menggigit sendoknya sembari melirik ke sisi Dimas. “Sepertinya nggak bagus kalau aku pulang ke Kediaman Ozara? Aku bisa kok tinggal sendirian di rumah.”Asti bertanya kembali, “Pelayan akan pulang kampung pada akhir pekan nanti. Apa kamu bisa masak sendiri?”Julie terdiam.Asti pun langsung melihat ke sisi Dimas. “Dimas, mohon bantuannya selama bebe
Baca selengkapnya

Bab 1542

“Aku bukan hanya mengecewakan neneknya Javier, aku juga sudah mengecewakan neneknya Dimas. Aku tidak bisa memberinya perasaan yang dia inginkan, membuatnya mati dalam kesedihan. Bahkan ayahnya Dimas juga membenciku gara-gara masalah ini. Itulah sebabnya aku sangat menyayangi Dimas. Inilah satu-satunya tebusan yang bisa aku lakukan.”Julie tidak berbicara lantaran dia merasa sangat syok.Herbert mengangkat kepala untuk melihatnya. “Julie, aku bisa setuju kamu bercerai dengan Dimas karena aku tidak ingin kamu mengulangi langkahku. Aku juga tidak ingin ada dendam di antara kalian.”“Aku sungguh berharap kalian bisa melepaskan semua bias di masa lalu, kemudian memulai lembaran baru. Perjalanan kalian masih sangat panjang. Terkadang ada orang dan masalah yang tidak bisa dilupakan, tapi hidup tetap mesti dilanjutkan.”Julie memegang pion di tangan, lalu menggigit bibirnya. Saat Julie berjalan keluar ruang baca, dia pun terkejut ketika melihat batangan tubuh yang sedang berjalan di koridor.
Baca selengkapnya

Bab 1543

Dimas tersenyum dengan datar. “Waktu masih panjang.”Julie terbengong sejenak. Dia sungguh jarang melihat senyuman di wajah Dimas. Bukannya Dimas tidak bisa tersenyum, hanya saja dia jarang tersenyum di hadapan Julie.Julie tidak berpikir kepanjangan. Dia hanya menganggap seorang “kakak angkat” ingin memahami “adik angkatnya” saja.“Kalau Kakak senggang banget, kamu bisa pahami aku dengan perlahan.” Julie mengangkat dagunya untuk bertatapan dengan Dimas. “Lagi pula, aku tidak akan beri tahu kamu.”Julie mendengus dingin, lalu berjalan ke kamarnya.Dimas menatap bayangan tubuhnya dengan tersenyum.Jessie mencondongkan kepalanya dari ujung dinding. Jody dan Jerry berdiri di belakangnya, mereka sungguh tidak berdaya ketika melihat adiknya yang sedang mengintip itu. Hanya saja, gerak-gerik mereka dipergoki oleh Dimas.Dimas berjalan ke sisi Jessie. “Keponakanku, apa sudah cukup nontonnya?”Jessie menggaruk pipinya dengan canggung. Dia pun tersenyum. “Paman, aku juga bukan sengaja. Aku hany
Baca selengkapnya

Bab 1544

Julie menunduk. “Baik-baik saja. Ayah suruh kita untuk nggak usah khawatirin dia.”Sebenarnya baik atau tidak, hanya Andri sendiri yang mengetahuinya. Meskipun dia hanya ditahan selama dua tahun, dia pun akan kehilangan kebebasan selama dua tahun. Waktu dua tahun tidaklah panjang, tetapi juga tidaklah pendek.Asti juga tidak berbicara lagi.Dimas mengantar mereka kembali ke Kediaman Morales. Dia berdiri di halaman, melihat mereka memasuki rumah. Beberapa saat kemudian, Dimas baru membalikkan tubuh hendak memasuki mobil.Saat hendak membuka pintu mobil, tetiba Julie berlari. “Sebentar.” Dimas memiringkan tubuhnya. Tatapannya tertuju pada wajah Julie. “Ada apa?”Julie ragu sejenak. Tanpa mengangkat kepala, dia berkata, “Aku ingin berterima kasih sama kamu.”Namun, Dimas tidak membalas sama sekali.Julie pun melanjutkan, “Ya sudah kalau kamu nggak terima.”Dimas tetiba tersenyum. “Kata siapa aku tidak menerimanya?”Julie tertegun sejenak, lalu bertatapan dengan mata Dimas. Terlihat senyu
Baca selengkapnya

Bab 1545

Dimas menyipitkan matanya. Dia mengangkat gelasnya, bersulang dengan Julie. “Masih belum makan. Apa kamu ingin mabukin aku?”Julie menyesap dengan perlahan. “Bukankah ada sopir? Apa kamu takut aku akan mabukin kamu?”Dimas menatap Julie dari gelas anggurnya. “Setelah mabukin aku, kamu buang aku di jalanan, biar aku masuk berita?”Julie terdiam membisu. Dia tidak memiliki pemikiran seperti itu, dia hanya ingin melihat sikap kekanak-kanakan Dimas di saat mabuk nanti.Dimas meraba ujung gelas, lalu mengangkat kepalanya. “Apa tebakanku benar?”Kali ini, Julie meletakkan gelasnya. “Aku nggak keterlaluan seperti itu.”Terdengar suara tawa Dimas. “Aku juga penasaran apa adikku sanggup memabukkanku?”Julie tidak percaya. “Oke, kamu tunggu saja.”Malam semakin gelap. Cahaya lampu jalan menerangi gelapnya jalan raya. Sebuah mobil sedan hitam melintas di jalan raya.Julie sudah mabuk. Ketika melihat Dimas yang duduk di bangku tanpa bergerak itu, Julie pun mendekatinya, lalu menepuk-nepuk pipinya.
Baca selengkapnya

Bab 1546

Dimas menempelkan bibirnya di samping leher Julie. “Mabukin aku.”Julie sungguh tidak habis pikir. “Jelas-jelas kamu sendiri yang bilang sanggup.”Sepertinya Julie memang sudah memandang tinggi kemampuan minum Dimas. Padahal tidak sanggup, malah berlagak hebat.“Julie,” panggil Dimas di samping telinga Julie.Julie merasa agak geli. Dia pun mengelak, lalu menyahut, “Hmm?”Suara magnetis yang terdengar di telinga membuat Julie hampir larut dalam suasana kasmaran ini. Julie juga sudah dewasa. Dia pernah melakukannya, tetapi hanya dengan Albert saja.Julie sangat mencintai Albert. Dia bersedia untuk menyerahkan segalanya untuk Albert. Kelembutan yang diberikan Albert saat itu membuat Julie merasa sangat gembira.Julie tidak bisa melupakan Albert karena dia mati pada usia di mana Julie sangat mencintainya. Ada banyak kenangan indah yang ditinggalkan Albert untuknya.Setiap kali kepikiran dengan Albert, semuanya terasa bagai mimpi saja. Semuanya bagai baru terjadi semalam saja.Setelah kema
Baca selengkapnya

Bab 1547

Tak lama kemudian, terdengar suara air shower di kamar mandi. Tampak juga bayangan tubuh si lelaki dari kaca buram. Dari Dimas melepaskan pakaiannya hingga mengoleskan sabun, semuanya hampir terlihat jelas di kaca buram itu. Sepertinya Dimas benar-benar tidak menganggapnya sebagai wanita!Julie mengalihkan pandangannya dengan canggung. Dia segera merapikan pakaiannya, lalu membawa tasnya berjalan ke belakang pintu.Setelah melihat tidak ada orang di celah pintu, Julie baru meninggalkan tempat.Saat menuruni tangga, Javier, Claire, dan Jessie sedang menyantap sarapan.Akhirnya Jessie mengerti. “Ternyata Tante, ya.”Ternyata semalam Tante Julie dan Paman Dimas tidur bersama. Sepertinya Jessie tidak perlu mendekatkan mereka lagi.Claire berdeham, lalu melihat ke sisi Julie. “Mau sarapan bareng?”“Nggak … nggak usah. Aku makan di rumah saja.” Mana mungkin Julie enak hati untuk sarapan lagi. Dia pun segera melarikan diri.Javier mengambilkan makanan untuk Claire, lalu berkata dengan Jessie,
Baca selengkapnya

Bab 1548

Satu minggu kemudian.Javier dan Claire duluan kembali ke ibu kota. Jody dan Jerry menemani adik mereka untuk melewati liburan sekolah di Area Andes.Jessie mengambil kue tar, pergi mencari Julie di studio. Dia berjalan ke depan pintu studio, lalu tampak Julie sedang melukis sketsa di atas kanvas.Jessie memperlambat langkah kakinya, berjalan ke dalam, lalu berdiri di belakangnya melihat sketsa manusia di kanvas. Sketsanya terlukis dengan sangat jelas.Tetiba Jessie mengeluarkan suara tawa. “Tante, kamu lagi lukis Paman Dimas?”Tangan Julie seketika gemetar. Dia membalikkan kepala melihat Jessie dengan kaget. “Kata siapa aku lagi lukis pamanmu?”Jessie mengejapkan matanya. “Tapi aku lihat mirip banget.”“Sembarangan! Aku bukan lagi lukis dia ….” Tatapan Julie tertuju pada lukisannya. Tetiba tangan yang memegang pensil pun terkaku.Seperti yang dikatakan Jessie, sketsa manusia ini memang mirip dengan wajah Dimas. Kenapa bisa seperti ini? Jelas-jelas Julie tidak sedang melukis Dimas.Sem
Baca selengkapnya

Bab 1549

Julie terdiam sejenak, lalu bertatapan dengan Dimas. “Apa yang sudah kamu dengar?”Dimas mendekatinya. Jarak kedua orang semakin dekat saja. “Aku dengar, tadi Jessie bilang kamu lagi lukis aku?”Julie langsung menyangkal. “Nggak, ah.”Dimas menyipitkan matanya, tetapi dia tidak berbicara sama sekali.Julie membalikkan tubuhnya. “Aku sibuk dulu.”Saat Julie hendak pergi, Dimas meraih lengannya. Julie pun jatuh ke dalam pelukan Dimas. Dimas langsung menindih Julie ke dinding, lalu menunduk. Bibirnya hampir saja menempel di telinga Julie. “Aku ingin dengar isi hatimu.”Julie tidak menatapnya. “Isi hati apa?”Napas Dimas diembuskan ke diri Julie. “Apa kamu punya perasaan terhadapku?”Kali ini, giliran napas Julie yang berhenti. “Perasaan … perasaan apa?”Dimas mengangkat wajahnya. “Perasaanmu kepadaku pada … malam hari itu.”Julie menelan air liurnya. “Apa … kamu lagi bercanda?”“Aku tidak lagi bercanda.” Dimas mendekati bibirnya. “Ada?”Julie sungguh tidak tahu ke mana harusnya dia memand
Baca selengkapnya

Bab 1550

Semuanya hanya masalah waktu saja. Dimas juga percaya diri.Julie terbengong. “Apa kamu gila?”Dimas pun tersenyum. “Anggap saja aku sudah gila.”Julie mengalihkan pandangannya. “Tapi … gimana kalau aku nggak bisa menerimamu untuk selamanya?”“Gimana kalau kita taruhan?”“Taruhan apa?”Dimas mendekatinya, lalu berkata dengan suara rendah, “Bertaruh kamu akan mencintaiku.”Tetiba Julie merasa lucu. Dia bertatapan dengan kedua mata Dimas. “Kamu percaya diri banget?”Dimas menyipitkan matanya. “Apa kamu berani?”Julie menepisnya. “Nggak mau! Membosankan sekali.”Dimas pun tertawa, lalu memeluknya lagi. “Apa kamu takut?”Julie menunduk melihat sepatu Dimas. “Aku hanya merasa nggak berarti saja.”Dimas menggenggam pergelangan tangan Julie. Julie ingin melepaskannya, tetapi genggaman Dimas semakin erat lagi. “Kamu takut akan jatuh cinta sama aku.”Julie tidak mengangkat kepalanya. Dia dapat mendengar suara napas Dimas yang sangat dekat dengan keningnya. Rasanya panas dan juga geli. Suara Jul
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
153154155156157
...
232
DMCA.com Protection Status