"Kamu tidak perlu menghawatirkan kandunganku," ucap Amira dengan tegas.Ia bangkit dari tempatnya, berniat untuk meninggalkan ruang keluarga. Tetapi Marcell menarik tangannya, menahannya untuk tetap di sana."Aku harus mengkhawatirkannya, karena janin yang ada dalam kandunganmu adalah anakku." Marcell bicara tidak kalah tegas dari Amira.Amira memutar mata, ditatapnya Marcell dengan tatapan benci, "Apa? Anakmu?""Iya, anakku," timpal Marcell."Hubungan kita sudah berakhir malam itu, jadi jangan menyebutnya anakmu." Amira melepaskan tangannya dari genggaman Marcell, lalu pergi.Saat ia menaiki tangga, saat itu juga Marc menuruni tangga dari lantai tiga menuju lantai dua."Amira, kamu belum tidur?" tanya Marc setelah melihat Amira.Amira tersenyum, "Iya Mas.""Apa itu?" tanya Marc sambil menatap ke arah tangan Amira."Oh, ini...." Amira belum selesai bicara, tetapi Marc sudah meraih kertas dari tangannya."Amira, kamu harus tahu batas waktumu bekerja. Ingat kondisimu saat ini sedang me
Last Updated : 2023-12-03 Read more