Semua Bab Obsesi Liar CEO: Bab 141 - Bab 150

"Buat apa?" tanya Anggi."Gue pengen aja, rindu soalnya.""Hum, ya udah deh. Gue kirimin kontaknya.""Makasih ya, Nggi. Gue matiin dulu."Anggi menganggukkan kepalanya dan Yeager langsung mematikan panggilan videonya bersama Anggi. Gadis itu langsung mengirimkan kontak milik Grace, meskipun rasanya berat. Anggi menyimpan rasa pada Yeager, namun dia tidak memperlihatkan hal itu kepada pria itu. Dia selalu bercerita kepada Xella. Namun, tidak pada Grace. Karena Yeager dari dulu sudah menyukai Grace sejak awal. Jadi, Anggi tidak ingin mengatakannya di depan Grace. Dia takut nantinya persahabatan mereka akan retak, dia juga tidak bisa melarang Grace untuk menjauh dari Yeager dan dia juga tidak bisa untuk menyuruh Grace mendekati Yeager. Dia hanya diam, memperhatikan Yeager dan Grace yang terkadang membuat hatinya resah. Namun, dia juga harus menghilangkan rasa dendam dan amarahnya kepada mereka berdua.Anggi membaringkan tubuhnya di atas ranjang dengan kakinya y

Seusai mereka berdua telah sampai di villa milik Marvel. Pria itu melepaskan jas di tubuhnya dan dia pun langsung memeluk Grace dari belakang yang tengah meletakkan barang-barang miliknya di meja rias milik Marvel. Pria itu mencumbui lehernya dengan memegang dagu Grace karena perempuan itu menyempitkan ruang untuk Marvel. Suara lenguhan dan desahan Grace terdengar di sepanjang mulut dan tangan Marvel menyapu daerah-daerah sensitifnya. Marvel berubah menjadi lebih beringas saat ini. Dia menjamah sekujur tubuh Grace tanpa ampun. Kecupan, ciuman, lumatan hingga gigitan halus ia torehkan di setiap inci kulit Grace."Ngghh ..."Grace melenguh kala Marvel mengulum kedua aset atasnya dan tangan pria itu memijat daerah selatannya. Ternyata bukan hanya tubuh Grace saja yang menjadi candu untuk Marvel, tapi suara lenguhan dan desahan Grace juga seketika menjadi sangat candu untuk Marvel dengar. Di sela pemanasan yang Marvel lakukan untuk membuat Grace basah, pria itu tak berhenti me

Pukul 9 pagi, Marvel dan Grace barulah keluar dari kamar mereka setelah pertarungan panas yang mereka berdua hadapi dan Marvel yang masih memimpin permainan. Dengan wajahnya yang segar, Marvel keluar dengan setelan formalnya hari ini. Dengan CARDINAL Formal Blazer 5, model jenis slim fit dengan balutan warna hitam jas ini sangat cocok digunakan untuk acara-acara formal. Senada dengan celana yang bermerek CARDINAL. Dengan sepatu Pantofel Gino Mariani Dionix 6, sepatu boots ini juga sangat cocok Marvel kenakan untuk bekerja. Sama dengan sepatu pantofel pria lainnya, merk ini hanya memberikan warna hitam saja untuk model sepatu tersebut. Material kulit genuine, model square toe, outsole rubber, dan bagian insole sepatu yang nyaman dapat membuat kaki Marvel agar tetap merasa nyaman saat mengenakannya sehingga tidak perlu khawatir harus melepas sepatu dalam waktu singkat. Aksesoris yang dipakai Marvel adalah jam tangan bermerek Tissot. Jenis jam ini sangat lengkap mulai dari yang klasik

Seorang wanita bertubuh tinggi semampai itu, tengah duduk di atas sofanya. Dia kini tengah menghitung uang yang ada di dalam dompetnya. Uang itu berjumlah enam puluh satu juta dua ratus tiga puluh ribu rupiah. Perempuan itu kembali menyimpannya ke dalam dompet khusus. Ini akan menjadi kebutuhan hidupnya selama 3 bulan atau lebih. Lin termasuk perempuan yang boros. Dia akan membeli semuanya saja jika sudah berada di mall atau swalayan. Setelahnya, dia masih tetap duduk di sofa itu. Mengambil ponselnya untuk menyibukkan diri. Dia selalu berselancar di aplikasi Instagram. Dia mendapatkan notifikasi dari Marvel, yang mana pria itu tengah memberikan sebuah komentar pada akun Instagram orang lain."Gak biasanya," kata Lin sambil menekan notifikasi tersebut.2 detik kemudian, dia melihat foto seorang perempuan yang jauh lebih muda darinya itu. Itu adalah Grace, pacar dari Marvel. Dia sangat cantik sekarang, bahkan jika wajahnya itu terkena oleh cahaya matahari."Apakah dia m

Sungguh pria itu sangat ahli memanjakan dirinya dan kesalahannya yaitu ikut terbuai bahkan entah kapan dia sudah tidak mengenakan pakaian di bagian dadanya. Oh astaga, maki saja dia!"Ah, Dad."Desahan Grace membuat gairah Marvel semakin menggelora. Tangannya tak tinggal diam meremas memijit gumpalan daging itu dengan lembut, sedangkan tangannya yang satu menekan tengkuk kembali melumat bibir perempuan itu. Tanpa melepaskan penyatuan bibir mereka, kedua tangan Marvel beralih memegang paha Grace, mengangkat tubuh kekasihnya itu dengan mudah. Membuat Grace mengangkangi tubuh Marvel, kedua tangan perempuan itu pun melingkar indah di leher Marvel."Bagaimana dengan bercinta di atas meja?"Tubuh Grace bergetar, kembali rasa sadar menghantam dirinya. Tidak, ini sudah keterlaluan, ini salah. Tidak mungkin mereka melakukan hal itu di tempat perbelanjaan elit."Aku mohon lepas, ah."Lagi-lagi suara sialan itu keluar dari bibir indahnya. Marvel sama sekali tidak