“Ah, kau datang juga,” ujar Ferliana sedikit ketus.Matanya menatap wanita berambut sebahu dengan ikal menggantung. Wanita itu menarik kursi di depan Ferliana dan duduk dengan anggun.“Kamu yang butuh ketemu aku, kenapa kamu membuatku menunggu,” protes Ferliana lagi.Wanita itu tidak segera menjawab.Bibirnya yang dipoles lipstik merah menyala menyunggingkan senyum dan dengan gerakan gemulai, ia melepas kacamata hitamnya.“Bukan aku saja yang butuh. Aku tahu kamu pun butuh.”Kalimat jawaban wanita itu membuat Ferliana mengernyitkan kening tak suka.“Jangan kesal,” tukas wanita itu. Ia lalu melirik meja. “Kamu belum pesan apa-apa?” tanyanya.“Belumlah. Nunggu kamu. Aku ngga mau pesan apapun, memastikan kamu datang dulu. Kamu yang harus bayar semua tagihan di sini,” jawab Ferliana dengan gamblang.Tentu saja ia tidak akan buang-buang waktu, apalagi buang uang untuk kepentingan orang lain.“Gak masalah. Pesanlah yang kamu mau, aku yang bayar,” jawab wanita itu santai. Tangan kanannya ter
Baca selengkapnya