Beranda / CEO / Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan / BAB 61 : Senyuman Di Pagi Hari

Share

BAB 61 : Senyuman Di Pagi Hari

Penulis: Bintang
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-24 20:01:24
Itu adalah pagi berikutnya ketika Aruna telah berada di kediaman Brahmana jauh lebih awal.

Aruna telah mengetahui jadwal sarapan Brahmana dari bu Ima dan kini ia ada di pantri membuatkan sarapan khusus untuk Brahmana sebagai permintaan maaf tulus darinya.

Ia membuat chicken cream soup dengan isi perpaduan yang imbang dan ia buat sebaik dan sehati-hati mungkin.

Meskipun ia sadar, bahwa apa yang ia buat itu mungkin tidak berada dalam standar selera seorang Brahmana, namun ia berusaha mengungkapkan permintaan maaf tulusnya melalui makanan yang ia buat.

Tepat setelah Aruna menata mangkuk beserta sendoknya ke atas meja makan, suara ketukan sepatu beradu lantai, terdengar memasuki ruang makan.

Brahmana dengan setelan jas buatan tangan yang dipesan khusus dari luar, terlihat begitu gagah dan menawan.

Aruna menatap sekian saat sebelum ia menunduk lalu mundur dari meja makan saat Brahmana melangkah mendekat.

“Kamu datang pagi sekali?” tegur Brahmana mengagetkan Aruna.

Semula ia berpikir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Puri
Akhiirnyaaa yang ditunggu2 benih - benih cinta sudah mulai mucul diantara mereka berdua ..
goodnovel comment avatar
Joy
aroma kebucinan sepertinya akan segera datang
goodnovel comment avatar
Susi Yulianti
euleeeeeeuuuuuuhhhhhhhh ikutaaaannnnn baperrrrrrrrrrr niiiih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   BAB 62 : Surat Pemecah Persahabatan

    “Aku sungguh benci Aruna, Bu! Kenapa dia selalu mengalahkanku dalam segala hal!” “Diamlah, Fer. Ibu pusing!” sentak Lisa lalu memijat kepalanya yang terasa berat dan leher yang terasa kaku dan tegang. Tekanan darahnya naik dan membuat Lisa harus berbaring sejak kemarin. Jangankan berharap Ferliana mengurusi dirinya yang tengah tidak sehat ini, ia malah harus terus mendengar rengekan Ferliana yang sudah beberapa hari ini uring-uringan. Lisa menghela napas kesal. Ia hampir kehilangan mood atas segala hal. Otaknya pun serasa menolak bekerja sama, karena hingga saat ini, ia sungguh-sungguh tidak bisa berpikir dan menentukan harus melakukan apa. Sejak kedatangan keluarga Ishak yang membeberkan bahwa mereka telah bangkrut, Lisa langsung lemas dan seakan kehilangan arah. Ia sungguh-sungguh terkejut mendengar bahwa keluarga Ishak telah jatuh. Ia memang tidak mengikuti berita dan hanya terfokus menjual barang-barang berharga mereka untuk bertahan hidup dua minggu belakangan itu. Karena

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-25
  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   BAB 63 : Insting Brahmana

    “Fathan.” Suara dalam dan berwibawa khas milik Brahmana terdengar di ruangan kerja besar itu. Fathan menggeser pandangannya dari ipad di tangan, kini ke arah sang CEO dan menunggu Brahmana meneruskan kalimatnya. “Periksa sejak kapan perpindahan ini terjadi,” ujar Brahmana lalu menarik satu berkas dan menyodorkannya di hadapan Fathan. Dengan sigap, Fathan mengambil berkas itu dan memperhatikannya seksama. “Ini hanya selisih lima hari dari perpindahan terakhir. Meskipun dari pemilik yang berbeda, tapi saya temukan tiga kali dengan selang lebih dari tiga hari terjadi perpindahan saham.” “Semuanya ditujukan pada akun berbeda, Tuan,” jawab Fathan sesaat setelah ia mengecek data di dalam ipad di tangannya. “Periksa keterkaitan antar akun tersebut,” perintah Brahmana. “Apapun. Cari yang bisa dijadikan penghubung ketiganya.” “Baik, Tuan.” Fathan mengangguk. “Periksa juga ketiga pemilik yang melakukan pengalihan tersebut.” “Baik, Tuan.” Meski tanpa dijelaskan lebih detil oleh Brahmana,

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-25
  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   BAB 64 : Insiden

    Brahmana tertegun menangkap pemandangan tak sengaja di hadapannya, hingga ia terlupa untuk memutar tubuh. Jakunnya bergerak naik turun saat meneguk kasar saliva-nya. Ia mendapati dirinya tidak bisa untuk tidak mengagumi sosok indah dan menakjubkan yang tertangkap kedua netra miliknya itu. “Aah!!” pekik histeris Aruna saat berbalik dan menyadari bahwa seorang pria telah berdiri di ambang pintu kamar mandi. “Nga-ngapain Bapak di sini?!” Dengan panik Aruna melempar hairdryer di tangannya dan menyambar bathrobe yang tergantung tak jauh dari ia berdiri untuk menutupi tubuh atasnya. “Ngapain? Ini kamar mandi saya. Kamu yang ngapain di sini?” “A--” Aruna menoleh sekeliling lalu mengutuk dirinya sendiri yang terlupa. “Ber-berbalik Pak!” “Sudah,” jawab ringan Brahmana sambil memutar tubuhnya ke belakang. “Cepat kamu pakai dan keluar dari kamar mandi saya.” “I-iya Pak.” Tergesa-gesa Aruna mengenakan kemejanya yang masih setengah basah itu. Ia tak peduli lagi atas ketidaknyamanan tubuhny

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-26
  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   BAB 65 : Pangeran Penyelamat

    “Kita langsung pulang, Pak?” tanya Fathan yang berada di sisi supir untuk mengawal sang Bos Besar. Meeting tadi merupakan penutup pekerjaan di hari ini. Jam telah menunjukkan angka sepuluh dengan jarum panjang di angka dua, malam hari. Mobil yang ditumpangi mereka meluncur dengan mulus dan tenang, melewati jalan raya yang masih terlihat cukup ramai. Lampu-lampu penerangan yang begitu terang dan tak pernah padam, mengesankan ketiadaan cahaya matahari bukanlah penghalang bagi penduduk metropolitan untuk tetap berkegiatan. Namun situasi itu tidak lagi tampak, saat mereka mulai memasuki kawasan komersial yang terbilang sepi. Mobil masih meluncur dengan mulus, ketika Brahmana menaikkan pandangan dan melemparnya ke jalan. Alisnya menurun, tatkala ia melihat satu sosok yang sangat familiar. Sosok yang sepanjang rapat tadi memenuhi pikirannya. “Hentikan mobilnya!” seru Brahmana. Supir dengan patuh menepikan mobil, sesuai perintah majikannya. Segera setelahnya, Brahmana gegas membuka

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-27
  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   BAB 66 : Bukan Perhatian Khusus

    “Apa mereka melukaimu?” Aruna menggeleng lemah. Kepalanya tertunduk dalam. Setelah beberapa menit berlalu di dalam mobil itu, tubuh dan pikirannya mulai selaras. Kini ia tenggelam dalam rasa syukur atas dirinya yang selamat dan baik-baik saja, sekaligus merasa malu terlihat kacau oleh Brahmana. “Apa yang kau lakukan malam-malam begini? Seharusnya kau serahkan saja tas itu,” ujar Brahmana. “Tidak sebanding dengan keselamatanmu.” Aruna menggelengkan kepalanya lagi. Kini, disertai jawaban. “Ada barang penting di dalam tas saya, Pak. Saya tidak bisa menyerahkannya begitu saja.” “Barang penting apa yang sebanding dengan nyawamu? KTP? ATM? Semua bisa dibuat ulang. Uang?” “Obat, Pak,” sergah Aruna cepat, namun dengan nada suara yang masih lemah. Sekilas ia menaikkan pandangannya pada sang Bos. “Obat?” Kedua alis Brahmana menurun. “Obat ayah saya Pak. Saya lalai tidak membelinya beberapa hari lalu, besok pagi ayah harus

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-28
  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   BAB 67 : Kebencian Yang Sama

    “Ah, kau datang juga,” ujar Ferliana sedikit ketus.Matanya menatap wanita berambut sebahu dengan ikal menggantung. Wanita itu menarik kursi di depan Ferliana dan duduk dengan anggun.“Kamu yang butuh ketemu aku, kenapa kamu membuatku menunggu,” protes Ferliana lagi.Wanita itu tidak segera menjawab.Bibirnya yang dipoles lipstik merah menyala menyunggingkan senyum dan dengan gerakan gemulai, ia melepas kacamata hitamnya.“Bukan aku saja yang butuh. Aku tahu kamu pun butuh.”Kalimat jawaban wanita itu membuat Ferliana mengernyitkan kening tak suka.“Jangan kesal,” tukas wanita itu. Ia lalu melirik meja. “Kamu belum pesan apa-apa?” tanyanya.“Belumlah. Nunggu kamu. Aku ngga mau pesan apapun, memastikan kamu datang dulu. Kamu yang harus bayar semua tagihan di sini,” jawab Ferliana dengan gamblang.Tentu saja ia tidak akan buang-buang waktu, apalagi buang uang untuk kepentingan orang lain.“Gak masalah. Pesanlah yang kamu mau, aku yang bayar,” jawab wanita itu santai. Tangan kanannya ter

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-28
  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   BAB 68 : Berita Sangat Baik

    “Ini… tidak salah, Mas?” Jemari tangan Aruna gemetar.Kedua matanya menatap lembaran yang ia genggam dengan erat.“Tidak salah,” jawab Fathan tenang. “Kau bisa membawa ayahmu segera ke sana.”“Aku… Tapi… Masa kerjaku bahkan belum sampai seperti yang disyaratkan dalam kontrak.. Aku.. aku belum merasa berhasil membuat Mai…” Aruna menghentikan kalimatnya yang diucapkan terbata.Ini hanya selang dua hari setelah insiden malam hari itu.Dimana Brahmana menyelamatkan dirinya dari gangguan dua berandal yang menghadang dan berniat merampok dirinya.Ia sudah cukup berterima kasih karena hal itu.Meskipun ia sempat merasa malu karena besar kepala menganggap ayah Maira itu mengkhawatirkan dirinya, namun rasa bersyukur karena terselamatkan, jelas ada.Tidak pernah terbayangkan oleh dirinya, bahwa ternyata Brahmana menyiapkan perawatan khusus bagi ayahnya, di sebuah

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-29
  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   BAB 69 : Bingung Mencari Hadiah

    Bagaikan mimpi, Aruna kini berada di Rumah Sakit ditemani Shanti dan tentu saja Fathan yang mengawal untuk memastikan prosedur pemindahan Erwin ke Rumah Sakit berjalan dengan baik.Aruna yang juga telah memberitahukan sang ayah bahwa hari ini akan mendapatkan perawatan intensif, terus mendampingi dengan mata yang terlihat berkaca-kaca.Shanti menepuk bahu Aruna dan ikut tersenyum senang berikut lega, karena melihat ayah sahabatnya akhirnya bisa mendapatkan perawatan medis yang benar.“Syukurlah Om, akhirnya om bisa dirawat di Rumah Sakit…” Shanti setengah bergumam memegangi tangan Erwin.Erwin menatap Shanti lalu beralih pada Aruna secara bergantian.“Errrhh…”“Kenapa Om?” tanya Shanti. Ia lalu mengikuti arah tatapan Erwin ke arah Aruna. “Oh, Aruna kenapa nangis, ya?” Shanti lalu menyenggol lengan Aruna dengan sikunya.“Ngga Yah, Runa gak nangis. Ini kelilipan debu ta

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-29

Bab terbaru

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   Extra Part 3

    Fathan membuka pintu apartemen dengan perlahan, menghela napas panjang setelah hari yang cukup melelahkan.Matahari sudah tenggelam, dan hanya lampu-lampu kecil di sudut ruangan yang menyinari apartemen.Dia mengharapkan sambutan hangat dari Shanti, seperti biasanya. Namun, saat masuk ke dalam, Fathan langsung merasakan sesuatu yang memang berbeda malam itu.Shanti berdiri di tengah ruangan, kedua tangannya bersilang di dada, dan wajahnya menunjukkan ekspresi tegang namun dingin.Tatapannya menusuk, seolah-olah dia sudah lama menunggu kedatangan Fathan hanya untuk menghujaninya dengan kekesalan.Fathan mengerutkan alis, merasa ada yang tidak beres.“Ada apa? Kenapa wajahmu terlihat seram, seperti orang marah?” Fathan mencoba menggoda.Shanti menatap Fathan dengan tajam, tidak langsung menjawab. Seolah-olah sedang berusaha menahan diri untuk tidak meledak. “Bukankah kau bilang ada yang ingin kau bicarakan? Dan kau bilang sebentar lagi pulang. Tapi larut malam begini, kau baru pulang.”F

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   Extra Part 2

    Pagi itu, sinar matahari menyelinap melalui tirai apartemen yang belum sepenuhnya tertutup, menerangi ruangan yang tertata rapi.Shanti baru saja selesai sarapan dan memutuskan untuk membersihkan apartemen yang ia tinggali bersama Fathan.Setelah beberapa bulan tinggal bersama, Shanti sudah mulai terbiasa dengan ritme hidup baru ini, meskipun ada kalanya dia masih merasa canggung. Namun, pagi ini, ada perasaan aneh yang merambat di hatinya, membuatnya gelisah tanpa alasan yang jelas.Shanti mengenakan kaus longgar dan celana pendek, rambutnya diikat ke atas, siap untuk menjalani hari dengan membersihkan apartemen.Ia memulai dari dapur, kemudian ruang tamu, dan akhirnya tiba di kamar tidur mereka. Tempat tidur masih berantakan dengan selimut dan bantal yang berserakan —tanda bahwa kegiatan yang cukup dahsyat terjadi tadi malam.Saat sedang merapikan selimut, matanya tertuju pada lantai berkarpet di bawah ranjang mereka. Satu benda asing menangkap perhatiannya.Shanti membungkuk lalu me

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   Extra Part 1

    Pagi itu, sinar matahari menyelimuti Pantai Senggigi di Lombok dengan kehangatan yang lembut.Angin laut yang sejuk berembus pelan, membawa aroma asin yang khas. Langit biru membentang tanpa cela, sementara ombak kecil yang tenang menyapu lembut pasir putih di tepi pantai. Pemandangan yang begitu indah dan syahdu, seolah-olah surga kecil di bumi ini diciptakan khusus untuk mereka.Fathan dan Shanti berjalan beriringan di sepanjang pantai, kaki mereka tenggelam dalam pasir yang terasa basah juga hangat.Fathan mengenakan kemeja linen putih yang dibiarkan setengah terbuka, memperlihatkan dada bidangnya yang terbakar matahari. Ia tidak lagi mengenakan kacamata palsu-nya, namun manik abu-abunya tetap tertutup oleh kontak lens berwarna hitam.Sementara itu, Shanti mengenakan gaun pantai berwarna pastel yang melambai ringan tertiup angin, memperlihatkan sosoknya yang tidak seperti biasa --anggun dan santai."Mungkin kita harus pindah ke sini," ujar Fathan tiba-tiba, suaranya sedikit serak k

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 101 : Kisah Bahagia Mereka

    Kemeriahan begitu tampak di bangunan mewah nan megah Brahmana dan Aruna. Setiap sudut ruangan di lantai dasar dihiasi begitu cantik dan indah. Halaman samping juga terbentang tenda indah dengan tema kanak-kanak berwarna biru. Warna yang menjadi dominan ciri untuk kehadiran anak lelaki. Meja-meja bundar tersebar di halaman samping, dengan penataan hampir mirip saat Brahmana mengadakan pesta reuni untuk Aruna, kali ini tentu ditata lebih sempurna dan megah. Karena hari ini adalah pesta menyambut kelahiran putra penerus Dananjaya Group. “Ah, welcome Mr. Othman!” Brahmana menyambut kedatangan sepasang suami istri yang tentu saja ia ingat dengan sangat baik. Itu adalah Tuan Othman beserta istrinya, Nyonya Ariyah yang terbang dari Australia untuk memenuhi undangan dan melihat serta turut mendoakan bayi mungil Aruna. Tentu saja Ariyah sangat antusias tatkala mendengar kabar Aruna yang telah melahirkan. Sejak tragedi tempo hari itu, Ariyah dan Aruna menjadi cukup dekat, meski hanya berko

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 100 : Sesi Sparring Spesial

    Dhuaagg!Dhaagg!!Samsak itu bergoyang dan mengayun menjauh, menandakan pukulan dan tendangan yang dihantamkan, memiliki kekuatan yang serius.Fathan melompat sembari melakukan tendangan berputar.Dhuaagg!Samsak setinggi seratus lima puluh senti itu mengayun lagi. Dengan samsak setinggi itu, memiliki bobot sekitar empat puluh lima sampai lima puluh lima kilogram. Dan benda berbobot puluhan kilogram itu mengayun cukup jauh.Shanti yang tiba di ruang latihan, terpaku di balik pintu ganda dengan aksen kaca bagian tengahnya, sehingga ia bisa menyaksikan apa yang dilakukan pria yang telah menjadi suaminya itu, sejak beberapa menit lalu.“Keren…” desis Shanti dengan mata menyorot takjub.Ia jelas tahu, seberapa berat samsak dan betapa sulitnya untuk membuat benda berlapis kain oxford tersebut untuk mengayun sejauh itu.Dengan perlahan dan diam-diam, Shanti mengendap-endap mendekati Fathan yang terlihat fokus dan serius dengan samsak di hadapannya.Sebisa mungkin ia mengambil jalur yang tida

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 99 : Ingin Disentuh Tapi Takut

    “Apa beneran mereka ditinggal berdua, gak apa-apa?” Shanti masih terus bertanya pada Fathan sebelum ia akhirnya benar-benar masuk ke dalam mobil. Kepalanya masih menoleh ke arah bangunan megah kediaman Aruna dan Brahmana. Ia sungguh merasa khawatir akan terjadi keributan lagi antara Aruna dan Brahmana yang dipicu oleh kehadiran Mike di sana. “Cemas sekali?” Fathan terkekeh. Ia telah duduk di balik kemudi dan menyalakan mesin. “Gimana ngga cemas! Gegara keributan oleh Mike itu kan, terakhir Runa sama pak CEO hilang akal sehat, yang berimbas gue ikutan melancong ke negara tetangga dengan terpaksa!” Shanti merengut. Bahunya sedikit bergidik. Ia masih ingat betul, saat dirinya diikat bersama Aruna, lalu hampir mengalami pelecehan dan rudapaksa. “Chill out, Baby Doll…” Fathan mengulurkan tangan kiri dan mengelus kepala istrinya itu. “Baby Doll apaan!” Shanti mendelik sebal pada Fathan, namun suaminya itu malah tertawa. “Aku tidak akan membiarkan apapun atau siapapun menyentuh, apala

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 98 : Ayah Baby

    “Hai Babe!” Mike tersenyum lebar saat matanya tertuju pada Aruna yang duduk bersandar pada tumpukan bantal besar. “Siapa yang mengizinkan dia masuk?” desis Brahmana. Rahangnya terlihat mengeras, bersamaan gigi yang terkatup dan bergemeletuk. “Bukankah kau sendiri yang mempersilakan aku masuk? Pengawal Aruna tadi mengatakannya. Apa kau akan menjilat ludahmu sendiri?” Pria bule itu mengerling santai. “Kau!” “Sayangku… Agha…” Aruna di sisi Brahmana, berbisik mengingatkan. Ia lalu beralih pada teman bulenya itu. “Mike, masuklah.” Mike lalu melangkah masuk. Tubuh tingginya tegap bergerak mendekat dengan sebelah tangan memegang karangan bunga mawar begitu besar. “Congrat, Dear. Sudah menjadi seorang ibu…” Mike merentangkan tangan dan membungkuk, hendak memeluk Aruna, namun tangan kokoh Brahmana dengan sigap menahan tubuh pria bule itu dan mendorongnya menjauh. “Heyy! Easy man!” protes Mike dengan lirikan sewot pada Brahmana. “Mike, please. Hargai suamiku,” cetus Aruna. Kalimat pendek

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 97 : Dendam Terbalaskan

    “Tarik napas, Nyonya… Jangan dulu mengejan!”Instruksi dari dokter terdengar tenang dan lantang, namun Aruna bagai tidak bisa mencerna semua kata-kata itu.Tubuhnya terasa remuk dan seakan ditarik dari dalam. Suatu ‘ajakan’ memintanya untuk mengejan dan itu tidak bisa ditolak Aruna. “Arrrghh!!”“Jangan angkat pinggul Anda, Nyonya!”“Mengapa begitu banyak larangan!” Kali ini Brahmana yang mengomel. Ia sudah ikut berkeringat dan bermandi peluh. Kedua tangannya berada di bahu Aruna, sedikit lebih ke depan.“Kalau berposisi begini, Nyonya akan mengalami robek yang cukup panjang, Pak.” Dokter itu menjawab omelan Brahmana.“Ro-robek?” Brahmana seketika menganga. Tubuhnya bergidik ngeri, tidak sanggup membayangkan daerah sensitif itu terluka, apalagi sampai mengalami robekan.“Arrghh!” Aruna mengejan lagi.“Sa-sayang… dengarkan apa kata dokter. Turunkan pantatmu, jangan diangkat..” pinta Brahmana gugup. Tanpa sadar, ia menekan kuat tangannya yang berada di pundak agak depan Aruna.“Kau mau m

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 96 : Chaos Ruang Persalinan

    Kegaduhan benar-benar terjadi di Rumah Sakit ternama di ibukota siang hari itu.Mungkin bagi Rumah Sakit tersebut, hari ini adalah kejadian membuat ricuh dan paling menegangkan yang pernah mereka alami selama berpuluh-puluh tahun beroperasi.Satu lantai dipenuhi orang.Bukan pengunjung, namun tim pengawal dan keluarga serta teman Aruna yang memadati koridor menuju ruang persalinan.Bahkan kondisi seperti itu, belum termasuk Dananjaya Tua dan segenap pengawalannya.Sesepuh Dananjaya Group yang memiliki status prestisius yang sangat tinggi itu baru datang.Tak terkira para perawat, pegawai juga pengunjung lain Rumah Sakit tersebut dibuat bingung dengan ‘keramaian’ yang menampak di siang hari tersebut.Satu lantai, nyaris terisolasi karena dijaga oleh sederet tim pengaman dari Dananjaya Group.Tantri yang baru saja pulang ke kediaman Brahmana dari pesta Shanti, segera berbalik kembali dan datang ke Rumah Sakit dengan kehebohan khas ibu kandung Brahmana itu.“Dimana Sayangku? Cintaku? Di m

DMCA.com Protection Status