“Yup! It’s me,” jawab pria itu sambil melebarkan senyumnya.“Sedang apa kau di sini?”“Beli ini,” jawab pria itu lagi sembari mengangkat kedua tangannya yang memegang botol mineral.“Eh, iya maksudnya kok bisa ada di sekitar sini?” ralat Aruna sedikit memberikan cengiran kecil.“Pulang dari urusan kerjaan lalu mampir sebentar buat beli minum. Stok air di mobil habis, jadi ya.. melipir ke tempat yang kebetulan aku lewati,” ujar Ardiya menjelaskan. “Kamu mau kemana? Apa tinggal di sekitar sini?” tanyanya lagi.“Iya, saya tinggal sekitar sini.” Aruna lalu maju setelah gilirannya untuk membayar di meja kasir.Namun ketika tangannya hendak mengambil dompet dalam tas selempangnya, tangan Ardiya telah terulur ke meja dengan satu lembar uang seratus ribuan.“Gabungkan saja bayarnya, Mbak,” ujar Ardiya yang kini berdiri bersisian dengan Aruna.“Eh, ngga usah. Saya bayar sendiri saja,” tolak Aruna cepat.Tanpa memedulikan kalimat protes Aruna, Ardiya beralih pada karyawan mini market di balik m
Baca selengkapnya