All Chapters of Wanita Kedua: Chapter 21 - Chapter 30
44 Chapters
Menagih Janji
Fairuz bersidekap dengan wajah datar, sementara matanya sibuk memindai ruang tamu yang berukuran 4 × 3 m persegi. Tidak ada yang spesial dari rumah tersebut, kecuali potret Dru kecil yang sedang duduk di atas kuda poni. Sepertinya foto itu diambil di luar negeri. Fairuz menebak umur pria itu sekitar sepuluh tahun. Dru memang beruntung, besar dengan kasih sayang yang lengkap dari kedua orang tuanya. Kepergian mereka pun tidak setragis dirinya. Kedua orang tua Dru meninggal saat pria itu telah menginjak dewasa. Mungkin itulah yang membuat hidupnya begitu terlihat begitu menyenangkan, seolah tak ada beban yang mampu membuatnya terpuruk. Tentu saja, harta warisan cukup untuk tujuh turunan, bisnis keluarga otomotis jatuh kepadanya sebagai anak tunggal. Berbeda dengan Fairuz yang harus kehilangan kedua orang tua sejak kecil, untuk bertahan pun harus dengan kemampuan dia sendiri. Akan tetapi, pria itu bangga dengan apa yang sudah dicapainya selama ini. Namun, semua keberhasilan itu terasa si
Read more
Cemburu
Apa?!" Fairuz menggosok telinga pelan ketika seruan histeris Ratmi menusuk indera pendengarannya. Wanita itu syok ketika sang anak menceritakan niatnya untuk menikahi Nazeela."Bu, ngga usah berlebihan gitu. Aku nikah sama orang, bukan sama monster sampai harus sehisteris itu," tegur Fairuz, sambil meneguk air mineralnya.Ratmi menggeleng dengan raut tak percaya pada keputusan Fairuz. Mengapa pria itu memilih gadis yatim-piatu itu? Padahal ada Kinaya yang lebih segala-galanya dari gadis miskin tersebut. Untuk keturunan, wanita itu jelas berasal dari keluarga terhormat. Ratmi dan Ibu Kinaya bersahabat sejak kecil, soal status sosial jangan ditanya, wanita itu satu-satunya pewaris kekayaan keluarganya, meski umurnya memang tak muda lagi, tetapi bukankah dia masih berstatus gadis. Lagipula cinta wanita itu tak diragukan lagi pada Fairuz. Dia rela menggadis demi menunggu si pria kembali dan membuka hati. Alih-alih Fairuz malah menikahi Farah."Pokoknya Ibu ngga setuju! Apa kurangnya Kin
Read more
Aku Mencintaimu
"Silakan diminum, Kak." Nazeela meletakkan secangkir kopi di atas meja. Dru tidak mendengar ucapan si gadis karena sedang asyik memerhatikan aneka macam tumbuhan yang ditanam di pekarangan rumah. Banyak tanaman yang dia kenal sebagai apotik hidup, sepertinya Nazeela lebih suka tumbuhan bermanfaat untuk kesehatan tubuh daripada sekadar tanaman hias. Terdapat tanaman kumis kucing, sambiloto, temulawak, dan lidah buaya."Aku lebih suka memanfaatkan lahan untuk hal yang penting saja, Kak." Nazeela ikut berdiri di samping Dru ketika menyadari arah pandangan pria tersebut.Dru tersenyum seraya menelengkan kepala menatap Nazeela. "Lalu aku bagaimana?"Nazeela menatap bingung, "Ha!"Dru terkekeh melihat raut gadis itu. Mungkin Nazeela tidak menyadari mulutnya sedang menganga dengan mata mengerjap beberapa kali. Pria itu sudah mengulurkan tangannya hendak mengusap kepala si gadis yang tertutup hijab instan berwarna hitam. Akan tetapi, tangannya tertahan di udara mengingat Nazeela tak nyaman,
Read more
Jangan Egois
Mobil terios hitam milik Dru #melaju dengan mulus ketika berbelok dan terparkir anggun di sebelah pos security. Dua orang pria berseragam putih-hitam lengkap dengan atribut keamanan berdiri dengan posisi hormat ketika pria berkaca mata minus itu keluar dari mobilnya."Selamat pagi Pak Dru," sapa salah seorang security seraya tersenyum.Dru mengangguk. "Pak Fairuz sudah datang?""Baru saja, Pak.""Terima kasih," ujar Dru seraya melangkah meninggalkan pelataran parkir perusahaan milik Fairuz.Beberapa staff yang berpapasan dengan Dru juga bersikap sama seperti kedua security tadi. Siapa yang tidak mengenal Dru Syailendra. Dia adalah salah satu pemegang saham terbesar setelah Fairuz. Dia juga ikut membantu suami almarhum Farah tersebut memulihkan kondisi perusahaannya yang sedang pailit. Dru menyuntikkan beberapa milyar rupiah dan sebagai kompensasi, Fairuz memberikan saham 25 persen untuk pria penyuka warna biru tersebut."Hai, Dru." Kinaya yang baru saja keluar dari lift terkejut melih
Read more
Ayo Menikah
Mendung masih menggelayuti langit, meski jam telah menunjukkan pukul delapan pagi. Matahari pun diselimuti awan kelabu pertanda sang mega masih ingin menumpahkan kandungan airnya ke bumi. Sepagi ini, mobil Fairuz sudah membelah jalanan yang tidak terlalu padat. Tujuannya adalah rumah Nazeela. Entah mengapa pikirannya terganggu dengan kedatangan Dru ke kantornya. Pria itu begitu ngotot memintanya melepaskan gadis tersebut. Fairuz tersenyum sinis. Alih-alih memikirkan permintaan Dru, dia berencana mempercepat pernikahannya dengan Nazeela. Dia ingin lihat apa yang akan dilakukan pria itu untuk mencegah rencananya. Dendam begitu dalam merasuk ke dadanya, kala mengingat Drulah orang yang terakhir menemani Farah sebelum wanita itu meninggal dunia. Ada terbersit curiga di hatinya jika pria tersebut melakukan hal yang tidak baik terhadap sang istri. Rasanya sungguh aneh, kesehatan wanita itu memang tidak stabil, tetapi dia baik-baik saja ketika Fairuz meninggalkan sebentar menemui dokter.
Read more
Bukan Pilihan
"Kak Zee pergi tadi pagi dengan Bang Fairuz?" jawab Hasan ketika Dru datang bertamu dan tak mendapati Nazeela di rumah.Dahi Dru berkerut, ada kilat cemburu di matanya. "Mereka pergi berdua saja?""Iya, eh ... bukan." Hasan menggaruk tengguknya, dia salah tingkah dengan tatapan mengintimidasi dari mata Dru. "Kak Zee ditemani tetangga sebelah. Dia mana mau pergi berdua dengan laki-laki, bukan mahrom kata Kak Zee," imbuhnya menirukan nasihat yang sering diucapkan Nazeela kepadanya.Dru menggangguk paham. Ada terbersit lega di dadanya mendengar ada yang menemani Nazeela. Bukan tak percaya pada gadis itu, Fairuzlah yang dia cemaskan. Dia tidak bisa menangkap apa maksud dari pria tersebut memaksakan pernikahan pada Nazeela dan dia juga tidak mengerti jalan pikiran gadis itu. Bukankah dia sudah berjanji untuk tidak menanggapi permintaan si pria, mengapa Nazeela seolah tak mampu mengatakan tidak padanya?Dru yakin ada sesuatu yang salah dan dia harus mencari tahu. Dia sadar Nazeela gadis yan
Read more
Waktu Tak Tepat
Hening menyelimuti kedua insan berlainan jenis, yang duduk di ruang tamu. Secangkir kopi yang dihidangkan Nazeela, dingin tak tersentuh, sedingin raut Dru yang menatapnya lekat. Gadis itu tak tahu harus mulai dari mana setelah tadi sebelum pamit, Fairuz mengingatkan tentang pernikahan mereka yang digelar satu minggu lagi. Terlihat sorot terkejut di mata Dru dan sekarang pria itu pasti menuntut sebuah penjelasan padanya.Andira yang paham situasi segera meminta ijin pulang ke rumah. Pun Hasan, remaja pria itu memilih masuk ke kamarnya dan membiarkan sang kakak menyelesaikan masalahnya sendiri. Hasan tidak mengerti apa alasan saudarinya itu menikah dengan Fairuz, padahal dia sangat tahu perasaan Nazeela terhadap Dru. Mengapa dia memilih pria yang sangat jauh di atasnya untuk menjadi suami? Lagipula mantan istri Fairuz baru saja meninggal. Semua pertanyaan itu mendesak untuk mendapat jawaban. Dan Hasan tahu pada siapa dia harus bertanya, karena sang kakak tidak akan menjawab pertanyaanny
Read more
Hasan Dan Andira
Kedua remaja itu terlihat berbincang serius di toko di mana Andira bekerja separuh hari, karena paginya gadis itu harus bersekolah. Toko tempat dia bekerja adalah milik sang paman. Perkenalan Hasan dan Andira terjadi, saat kedunya pulang menaiki angkutan umum yang sama. Rumah mereka yang berdekatan pun membuat pertemanan keduanya semakin erat, ditambah lagi, Hasan membuka bengkel motor kecil di seberang toko tempat Andira bekerja."Kamu mau 'kan?"Andira tampak berpikir sejenak. Dia ragu apakah bisa memenuhi permintaan lelaki itu. Hasan memintanya mengorek alasan sebenarnya Nazeela menerima pernikahan itu."Kamu tau 'kan, Kak Zee itu agak tertutup untuk masalah pribadi. Mana mau dia cerita, apalagi sama aku."Hasan tersenyum. "Ya, jangan terlalu kentara. Pura-pura nanya aja. Apa kek, aku yakin kamu pasti bisa."Andira pun mengangguk. "Aku coba, tapi ngga janji juga.""Oke, makasih, ya. Kamu emang temen terbaiklah," puji Hasan membuat mata gadis itu menyipit dengan sudut bibir berkedut
Read more
Mencari Bukti
Dru meremas rambutnya yang mulai memanjang. Setelah perdebatan di rumah Nazeela, pria itu memilih menenangkan diri ke villa yang berada di daerah pegunungan. Dia berharap udara segar sekitar bisa menjernihkan pikirannya yang kacau balau.Tak pernah pria itu merasa sehancur itu. Setiap perkataan Nazeela selalu terngiang menghantam gendang telinganya. Gadis itu tanpa tendeng aling membandingkan dirinya dengan Fairuz. Menganggap pria itu lebih baik darinya. Tak kuat menahan sesak di dada, Dru meraih sarung tinju yang tergantung di dinding kamar. Amarahnya perlu pelampiasan dan.pria itu memilih menyalurkan emosinya lewat olah raga. Setidaknya, hal itu bisa membantu melupakan masalahnya sejenak.Lima belas menit menghajar samsak yang tergantung di kamar, tubuh pria yang sangat atletis itu bercucuran peluh, napasnya pun terengah-engah. Hanya dering ponsel yang mampu menjeda aktifitasnya itu. Dahi Dru berkerut ketika membaca nama pemanggil yang tampil di layar benda canggih tersebut.Dru mel
Read more
Samar
Fairuz tak memedulikan Kinaya yang terus mengoceh di depannya. Wanita itu mencecarnya dengan pertanyaan. Sejak Kinaya tahu bahwa dia akan menikahi Nazeela, wanita itu tak berhenti mengganggu. Membujuk Fairuz untuk membatalkan niatnya. Sempat kedua orang itu berdebat yang diakhiri deraian air mata dari wanita tersebut. Akan tetapi, tak sejengkal pun pria itu mundur. Bagi Fairuz, menikahi Nazeela adalah lambang kemenangannya atas Dru. Dia akan membuat pria itu kehilangan untuk yang kedua kali dan dia pastikan akan lebih sakit. Caranya? Tentu saja menciptakan neraka pernikahan untuk gadis itu. Melihat orang yang kita cintai hidup menderita, tetapi tak bisa menolongnya, adalah siksaan yang paling berat. Apalagi Nazeela tipe gadis yang memegang janji. Dia tidak akan berkhianat pada janji pernikahan, meski tersakiti. "Fai, lihat aku ...."Suara Kinaya yang lirih membuyarkan lamunan Fairuz tentang Nazeela dan Dru. Wajah wanita itu terlihat kuyu dengan lingkar hitam di bawah matanya. Sejak
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status