Home / Pernikahan / ISTRI KONTRAK PENEBUS HUTANG / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of ISTRI KONTRAK PENEBUS HUTANG: Chapter 21 - Chapter 30

138 Chapters

TAMU TAK DIUNDANG

Usai mencapai puncak dan melampiaskan emosinya pada Angelina, Henry menatap lekat-lekat wanita yang terbaring dalam keadaan menyedihkan dengan posisi telungkup. Tubuh mulusnya yang putih, kini penuh dengan luka bekas cambukkan. Hari ini moodnya sangat buruk. Selain karena kehadiran Axel Campbell di perusahaan, ia mendengar kabar jika Angelina terlibat hubungan dengan seseorang. Tak hanya itu, ia juga berkali-kali melihat dengan mata kepalanya sendiri baik itu Alan Jones begitu juga karyawan pria lainnya selalu mendekati istri kontraknya itu. Egonya sebagai pria tentu merasa terluka. Ia tak bisa menerima semua penghinaan dengan cara seperti ini. Oleh sebab itulah Henry memberikan Angelina hukuman. Awalnya Henry tak ingin menyentuh istrinya itu, ia hanya ingin memberikan Angelina pelajaran, namun melihat tubuh indah Angelina yang hanya berbalut kimono mandi, hasrat laki-lakinya bangkit. Ia tak bisa menahan diri jika selalu berdekatan dengan Angelina. Tubuhnya selalu bereaksi apabila se
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

DATANGLAH PADAKU, SAYANG

“Apa?? Axel Campbell?! Apa aku tidak salah dengar? Bagaimana bisa dia ada di sini dan ingin bertemu denganku?!” Aku bertanya dalam hati. Awalnya aku ingin menolak, dengan keadaanku yang masih seperti ini, bagaimana bisa aku bertemu dengan orang lain? Apalagi bertatap muka dengan pria yang merupakan kakak iparku sendiri? Sungguh pertemuan dengan situasi yang sangat buruk. Namun, aku kembali berpikir jika kedatangan Axel Campbell pasti tidak mungkin jika tanpa sebuah alasan. Aku tidak mungkin bisa seterusnya menghindar darinya bukan? Dan satu yang pasti, aku bukanlah seorang pengecut. Apa pun tujuan pria yang tak lain adalah kakak tiri dari suamiku itu, aku harus menghadapinya. Ya, oleh sebab itu aku putuskan untuk menemui Axel Campbell, dan dengan dibantu oleh Miranda aku pun bersiap-siap.“Mr. Campbell? Ada perlu apa datang ke sini menemuiku?” aku bertanya menyapa pria yang berdiri di teras rumah dengan posisi membelakangiku.“Angelina Louis. Senang kita bertemu kembali.” Pria yang m
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

FAKTA MENGEJUTKAN

“Kau sudah bangun?” Itulah pertanyaan yang pertama kali aku dengar saat aku mulai membuka mata. “Apa yang terjadi denganku?” aku mencoba untuk bangun, namun sebuah tangan menghalangiku.“Kau masih lemah, tak perlu memaksakan diri, Angelina,” suara itu kembali terdengar memperingatiku.Setelah aku sadar sepenuhnya aku baru ingat jika aku sempat pingsan sebelum ada di sini, di kamarku sendiri.“Mr. Axel Campbell??” Aku menatapnya penuh tanya saat mengingat kembali jika pria itulah yang telah menolongku sesaat sebelum aku pingsan.“Katakan padaku, sejak kapan kau mendapatkan penyiksaan seperti ini, Angelina?” Tatapan Axel begitu menyelidik melihatku.“A-pa?? Apa maksudmu?” Aku bertanya spontan pura-pura bodoh.“Apa kau pikir aku tak tahu apa-apa? Dan jangan coba-coba menutupi perbuatan Henry padamu!” tukasnya membuatku semakin merasa terpojok.Berusaha menghindari tatapannya yang semakin mendominasi, membuatku memalingkan wajahku darinya, “Itu bukan urusanmu!” jawabku ketus.“Dengar, An
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

TERANCAM

Bab 24Hari berikutnya setelah keadaanku sudah kembali fit, aku pun berangkat bekerja seperti biasa. Benyamin Larkin langsung memberikanku pekerjaan menumpuk, sepertinya aku akan lembur hari ini. “Kau sudah aku berikan kelonggaran dua hari izin tak bekerja, sekarang kau harus mengerjakan semua tugasmu ini!” perintahnya Benyamin Larkin, “Jangan karena kebetulan kau mengenal Axel Campbell atau memiliki hubungan dengan seseorang di Campbell Corporation, kau bisa seenaknya bekerja denganku! Itu tidak akan terjadi dalam kamusku, Angelina Louis,” sindir Benyamin Larkin padaku.Aku yang sedang tak ingin berdebat dengannya hanya bisa diam, dan lebih memilih untuk patuh. Hari itu pun aku berkutat dengan pekerjaanku, agar semua tugas yang diberikan Benyamin Larkin dapat aku selesaikan hari ini juga. Namun, di tengah-tengah pekerjaan itu aku merasa pusing kembali. Apakah ini karena pengaruh kehamilanku yang memang masih semester awal? Entahlah, aku tetap memaksakan diri untuk bekerja. “Kau tid
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

SEBUAH FITNAH YANG KEJAM

Dalam kepanikanku aku tetap berusaha keras membuka pintu, meskipun aku tahu itu hanyalah usaha yang sia-sia. “Tolong! Siapa pun buka pintunya! Selamatkan aku!” Aku berteriak keras meminta tolong seraya menggedor-gedor pintu mobil berharap ada yang mendengar teriakanku dari luar. “Astaga, Angelina. Kenapa kau sepanik itu? Lihatlah, aku tidak melakukan apa pun padamu? Lantas apa yang kau takutkan?” Masih bisa kulihat senyuman mesumnya di balik sikap Benyamin yang terlihat tenang. “Mr. Benyamin Larkin, apa yang Anda lakukan ini sama saja pemaksaan! Saya bisa menuntut Anda jika Anda bertindak di luar batas!” ancamku berani. “Oya?? Memang apa yang kau bisa lakukan padaku, Angelina? Apa kau pikir dengan kau mengenal orang penting di Campbell Corporation aku takut padamu?” Benyamin mendengus angkuh, “Bukankah kau sudah biasa tidur dengan pria untuk mendapatkan sesuatu yang kau inginkan? Jadi untuk apa kau bersikap jual mahal padaku?” ejeknya tak berakhlak. Seketika emosiku memuncak saat
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

SECERAH HARAPAN

Entah sudah berapa lama aku berjalan tanpa arah dan tujuan. Pandanganku kosong seakan kehilangan harapan. Tak aku rasakan hawa dingin menerpa tubuhku, hanya dengan mengenakan pakaian seadanya yang sudah tak layak, aku berjalan tertatih menyusuri jalanan gelap di malam buta yang sunyi. Tak aku rasakan rasa sakit dalam tubuhku saat ini. Seolah semua mati rasa, aku tak merasakan perasaan apa pun selain hanya kehampaan. Ya, hatiku hampa dan terasa kosong. Semua kejadian hari ini bagai mimpi terburukku. Semua begitu cepat dan belum bisa aku mengerti. Sampai sekarang aku masih berharap jika ini adalah mimpi dan aku akan terbangun kemudian tak akan mengingatnya lagi. Namun sayang, semua ini adalah nyata dan benar-benar terjadi. Penghinaan, pelecehan, fitnah dan caci maki baru saja aku alami. Angelina Louis, mungkinkah hidupmu memang sehina ini? Aku tersenyum getir dengan nasib buruk yang aku alami. Dengan keadaanku yang seperti ini, lantas untuk apa aku hidup lagi? Kini langkahku terhenti di
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

KONSPIRASI LICIK

“Apa kau bilang, menikah?” Aku bertanya gugup tak percaya. “Ya, menikah. Kau dan aku akan menikah.” Axel berkata dengan penuh keyakinan. Mendengar ucapan Axel yang terlihat tanpa keraguan itu membuatku tertawa gugup, “Apa aku terlihat begitu menyedihkan hingga kau berkata demikian untuk menghiburku?” dalihku. “Aku serius mengatakannya, Angelina Louis. Aku ingin menikahimu. Dan aku melakukannya bukan karena rasa kasihan,” ucap Axel tanpa keraguan sedikit pun. “A-apa? Ta-pi bagaimana bisa? Kenapa kau ingin menikah denganku?” aku semakin merasa bingung “Karena kau sedang hamil, dan kau membutuhkanku, Angelina. Itu jika kau ingin lepas dari Henry Bastian Campbell untuk selamanya.” Aku membisu tak bisa menjawabnya, aku merasa jika semua ini masih terasa mimpi bagiku. “Tenanglah, kau tak perlu buru-buru menjawabnya. Waktu masih panjang, dan aku akan memberikan waktu untukmu berpikir,” ucap Axel seraya tersenyum. “Pulihkan dirimu dulu, Angelina. Setelah itu pikirkan baik-baik tawarank
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

BAWA AKU PERGI MENJAUH

Beberapa hari kemudian. Keadaanku sudah membaik dari sebelumnya, selama aku menjalani pemulihan selama itu pun Axel Campbell bersikap perhatian padaku. Selama ini aku tinggal di sebuah rumah yang entah tak aku ketahui di mana letaknya dengan jelas. Tidak mewah, namun dapat dikatakan sebagai sebuah hunian yang nyaman. Jujur aku merasa damai di tempat ini, bersama dengan seorang pelayan setengah baya yang merawatku. Sedangkan Axel sendiri, hanya beberapa kali datang berkunjung menemuiku. Aku bersyukur jika kehamilanku ini tidak membuatku repot. Perutku yang masih belum terlalu jelas terlihat, membuatku masih tak tampak sebagai wanita yang tengah hamil. Aku tersenyum pahit jika mengingatnya. Mengingat bagaimana nasib anakku nanti setelah ini, sedangkan ayahnya sendiri tak tahu jika kini aku sedang mengandung benihnya. Tidak, aku tak boleh menyerah begitu saja. Anak ini adalah milikku, bukan milik Henry Bastian Campbell yang telah membuangku seperti sampah, dan aku telah bertekad akan me
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

MALAM PERTAMA KEDUA

Bab 29 Dua minggu kemudian. Milan, Italy. “Anda tampak sempurna, Nona.” Seorang penata rias pengantin selesai meriasku di hari pernikahanku yang kedua kali dengan seorang dari keluarga Campbell, tepatnya putra tertua dari keluarga salah satu billioner dari New York, Axel Campbell. “Terima kasih,” jawabku dengan menatap pantulan diriku dalam cermin. Ini adalah pernikahanku yang kedua dan untuk kedua kalinya aku menikah dengan pria dari keluarga yang sama, yaitu Campbell. Aku tersenyum kecut menatap diriku, bukan sebuah senyuman kebahagiaan seperti calon pengantin lainnya. Sama seperti pernikahanku yang sebelumnya, semua ini bagiku tak ada bedanya. Tak ada rasa cinta ataupun perasaan bahagia layaknya wanita yang akan menikah pada umumnya. Hatiku masih saja terasa hampa. Apa seperti ini rasanya menikah yang tanpa didasari rasa cinta dan terjadi karena terpaksa? Dan mengapa selalu seperti ini nasib pernikahanku? Walaupun sebenarnya pernikahan ini tak aku inginkan, namun aku tak memil
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

PERTEMUAN KEMBALI

Empat tahun kemudian Venesia, Italy. Di salah satu restoran terbaik di Venesia, aku tengah menemani putraku yang kini sudah tumbuh besar. Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, empat tahun telah aku lewati sejak pernikahanku bersama dengan Axel Campbell. “Apa yang ingin kau makan, Andrew? Jika kau masih bingung, Mom bisa pilihkan menu makanan untukmu, Sayang.” Aku bertanya pada putraku yang terlihat sibuk memilih makanan yang diinginkannya malam itu. “Aku ingin makan daging, Mom,” pinta Andrew dengan memasang wajah yang tampak menggemaskan. Aku tersenyum seraya mengelus rambut hitamnya dan berkata, “Bagaimana kalau kau makan carne salada, Mom yakin kau akan menyukainya, Sayang,” tawarku seraya menunjuk gambar carne salada pada si kecil Andrew. Senyum merekah di bibir Andrew setelah melihat gambar pada buku menu yang aku tunjukan padanya. “Sepertinya itu enak, Mom,” ucapnya antusias. “Baiklah, Mom akan pilihkan menu ini untukmu, Sayang,” ucapku pada Andrew yang duduk di sebelahk
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status