"Wah, ternyata kau kuat juga sebagai seorang gadis yang terlihat lemah," ucap pria itu sambil menghempas tangan Xora dengan pelan. Xora melangkah mundur karena waspada, apalagi setelah tinjunya barusan ditangkap oleh pria itu. 'Dia bukan tandinganku,' batin Xora. "Jangan takut, aku tak akan melukaimu. Aku hanya ingin tahu, mengapa kauberada di sini?" tanya pria itu dengan ekspresi ramah. Pria bersurai putih itu menyimpan pedangnya kembali ke sarung dengan gerakan yang mampu membuat siapapun tertegun kagum, seperti yang Xora rasakan saat ini. "Oh ya, omong-omong. Namaku adalah Flyor. Karena aku sudah memberitahukan namaku, kaujuga harus memberitahukan namamu." Flyor berjalan mendekat sambil mengangkat kedua tangannya, isyarat bahwa dia tak akan bermacam-macam dengan Xora. "Miss U, Itulah panggilanku," jawab Xora berbohong. Yah, dia sengaja menciptakan identitas lain. Ada banyak alasan di baliknya, salah satu yang ada di antara alasan-alasan tersebut adalah tentang kebebasan. Xora
Read more