Semua Bab GAIRAH YANG TERTAHAN: Bab 171 - Bab 177

177 Bab

BAB 171 S2 Mengulang Kisah

"Mami sama Papi mau liburan kok gak ajak kita?" tanya El dengan raut sedih karena aku dan Mas Anggara akan berangkat ke villa keluarga sesuai dengan saran dari Papa mertuaku."Tidak akan lama, Sayang.""Al sama El kan harus tetap sekolah. Terus kalian juga mau tinggal di rumah Kakek di sini, jadi izinkan Papi dan Mami untuk berduaan sebentar."Mas Anggara membantuku memberi pengertian pada si kembar yang masih mengeluhkan mengapa mereka berdua tidak turut serta kami ajak, terutama El yang dari awal bahkan menangis tidak ingin ditinggalkan. "Ya sudahlah kalau begitu, pulangnya belikan mainan, ya."Akhir dari kesepakatan yang sudah bisa aku prediksi. Meski awalnya berat untuk meninggalkan anak-anak, apalagi baby Za yang masih kuberikan ASI, ditambah aku yang tidak pernah mempekerjakan pengasuh, tentu sangat sulit, berat hati rasanya. Namun semua juga untuk keberlangsungan hubungan rumah tanggaku, masa depan anak-anak. Rumit memang, jika tidak mengalaminya mungkin orang bisa dengan mu
Baca selengkapnya

BAB 172 S2 Berkecamuk

Aku terus diam sambil merenungkan apa yang dikatakan oleh Mas Anggara. Apakah benar aku seperti itu? Apakah sesudah adanya anak, tidurku menjadi tidak pernah nyenyak? Apakah mempunyai anak ternyata berpengaruh besar atas perubahan hidupku. Fisik sudah jelas itu adalah hal pertama yang berubah dalam hidupku, lalu dalam keseharian pun rupanya begitu.Namun aku sama sekali tidak menyadari itu. Enam tahun aku jalani semuanya tanpa mengeluh karena ada bantuan Mas Anggara juga Bibi untuk mengerjakan pekerjaan rumah karena fokus yang aku berikan hanya untuk anak. Aku sama sekali tidak merasa lelah. Anak adalah penantian yang aku inginkan bertahun-tahun, sehingga aku menikmati peran itu selama ini."Tidak, tidurku selalu nyenyak selama ini meskipun ada anak-anak. Tidak masalah, itu memang tugas aku saat menjadi seorang ibu. Karena itu yang aku mau."Mas Anggara meraih tanganku dan menuntunku, kami berjalan menuju halaman belakang. Di mana matahari senja terbenam akan terlihat dengan jelas di
Baca selengkapnya

BAB 173 S2 Bukti bukan Janji

Mas Anggara selalu bisa memberikanku jawaban yang masuk diakal. Tidak mengada-ada seperti mencari pembenaran untuk dirinya, tetapi memang seolah faktanya seperti apa yang dia katakan."Coba bilang padaku, apa yang harus aku lakukan sekarang?"Aku menggelengkan kepala."Papa saja menyadari jika hubungan kita tidak baik-baik saja makanya dia menyuruh kita untuk menghabiskan waktu berdua tanpa anak-anak. Jangan sampai sepulang kita dari sini, kamu tetap menjaga jarak dariku. Kita ini suami istri.""Aku tau. Aku juga tidak mau seperti ini, Mas. Tidak ada seorang pun yang mau rumah tangganya diuji, kalau bisa itu juga. Tapi cerita kamu itu membuat hatiku sakit, kecewa. Jadi banyak sekali hal yang aku pikirkan dengan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi yang aku hubungkan dengan cerita kamu. Aku sudah punya trauma di pernikahanku dulu, dan aku masih tidak percaya kita begini jadinya. Apa ini karma untukku?"Tiba-tiba saja langsung terpikirkan hal itu dalam benakku. Memang sama sekali tidak
Baca selengkapnya

BAB 174 S2 Malam Berdua

Senja perlahan bergantian dengan langit yang menggelap. Tidak ada lagi pemandangan yang bisa aku lihat dari atas sini kecuali perlahan digantikan dengan lampu-lampu kota yang satu persatu mulai dinyalakan. Aku hanya bisa menunggu karena waktu yang akan menjawab bagaimana selanjutnya. Apa yang bisa aku lakukan jika dia mengatakan sebuah janji selain aku menunggu dan merasakan sendiri bagaimana dia membuktikan itu semua. Sehingga tidak ada jawaban lain selain aku tetap bertahan untuk melihat janji yang dia ucapkan, bisa dia buktikan.Aku mencintai suamiku terlepas dari apapun masa lalunya, rahasianya juga alasan awal bagaimana dia mendekatiku hingga akhirnya sungguh menikahiku.Aku harus melapangkan dada, meluaskan rasa sabarku, melihat ke masa depan dan merasakan apa yang masa sekarang terjadi. Bukankah selama ini rumah tangga kami baik-baik saja?Itulah yang sudah seharusnya aku lakukan. Tidak ada manusia yang tanpa pernah melakukan sebuah kesalahan dimasa lalu. Semua manusia adalah
Baca selengkapnya

BAB 175 S2 Kebutuhan yang Terlupakan

"Tidak," jawabku sambil menggelengkan kepala. "Sepertinya ada satu hal yang baru aku sadari sekarang, Mas.""Apa itu?""Setelah memiliki anak, fokusku hanya pada mereka saja. Kamu tidak aku perhatikan bahkan aku mengabaikan diriku sendiri. Baru aku sadari ternyata kamu malah semakin tampan meskipun sudah mempunyai tiga anak, usia kamu beberapa tahun lagi akan memasuki kepala empat. Kamu masih sangat sehat, bugar, berkharisma seperti aktor-aktor Hollywood yang semakin matang usia malah semakin menarik mata."Mas Anggara tersenyum tipis. "Kamu memujiku terlalu berlebihan, Sayang. Tidak seperti itu. Biasa saja seperti lelaki pada umumnya."Aku menggelengkan kepala dengan tegas. "Beda! Kamu sangat berbeda. Aku tidak memuji kamu secara berlebihan tapi memang faktanya begitu. Aku hanya membicarakan apa adanya yang aku lihat.""Kalau memang begitu, kenapa kamu tampak sedih sekarang? Bukannya memiliki suami yang tampan itu akan membuat kamu bangga?""Yang ada aku malah insecure, Mas. Kalau ki
Baca selengkapnya

BAB 176 S2 Bulan Madu Kedua

Bagaimana ada istri seperti aku sekarang ini. Rasanya aku tidak pandai bersyukur sekali, semua yang aku inginkan sudah aku dapatkan di pernikahan kedua ini, tetapi aku tidak memperhatikan suamiku sendiri. Padahal dialah sumber yang membuat aku bisa mendapatkan apa yang selama ini menjadi keinginanku.Mas Anggara tidak pernah menuntut apa-apa, selalu memberikan yang terbaik untukku dan tentu juga untuk anak-anak. Namun aku tidak memperhatikan kebutuhan biologisnya. Padahal itu bukan hal yang besar dan mahal untuk aku berikan karena pastinya aku juga akan merasakan kenikmatannya.Aku baru tersadar kenapa beberapa kali Mas Anggara menyarankan agar kami mencari pengasuh bayi, karena dia juga butuh perhatian dariku, dia butuh aku untuk mengurusnya. Aku saja yang kurang peka dan tidak pernah bertanya."Maafkan aku, Mas. Aku akan lebih memperhatikanmu disamping kesibukanku mengurus anak-anak. Dan sepertinya aku akan menerima tawaran untuk mencari pengasuh bayi saja. Aku tidak akan egois dan
Baca selengkapnya

BAB 177 Tidak Tertahan

Pagi indah aku benar-benar menyarap suamiku sendiri. Bercinta dipagi hari ternyata lebih fresh, mungkin energi kita masih utuh karena belum melakukan aktivitas apa-apa.Ini adalah honeymoon kedua yang berhasil. Selain aku mendapatkan kenikmatanku kembali, aku mendapatkan ketenangan setelah berhati-hati menyimpan rasa kecewa karena sulit untuk menerima realita.Di villa itu, aku dan Mas Anggara seperti mengadakan pesta bercinta saja. Rasanya malu melihat kelakuan diri sendiri, seperti orang yang kehausan dan lama tidak mendapatkan air. Mungkin itu yang akan dikatakan oleh rahimku jika dia bisa berbicara. Mempunyai suami tapi aku malah kekeringan.Sering cemburuan, mudah marah, mudah tersinggung, ternyata sentuhan suami lah obatnya. Kesabaran suami yang menjadi vitamin tambahan. Untunglah dia tidak berpikiran untuk membayar jasa wanita diluar sana, yang bahkan pasti ada saja yang menjajakan diri dengan suka rela alias gratis.Aku malu sekali jika mengingat semua yang telah terjadi selam
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status