All Chapters of Sang Dewa Perang Terkuat : Chapter 101 - Chapter 110
306 Chapters
101. Perintah Dadakan
"Yang Mulia, apa kita perlu menyiapkan acara penyambutan?" tanya Edric Gustav.Mendengar usul itu, Keannu begitu cepat-cepat menolak dengan tegas, "Tidak."Semua orang di gedung aula istana sontak terdiam, sedikit terkejut dengan reaksi raja mereka yang agak aneh itu. Amanda Clark yang duduk di bagian staff istana di bagian kanan itu pun terlihat menatap rajanya dengan raut penuh kebingungan.Melihat kebisuan yang tiba-tiba itu, Keannu Wellington pun segera menjelaskan lebih lanjut, "Kalian tahu betul kita berperang dengan dua kerajaan. Kita mengirim dua Jenderal Perang kita ke sana. Meskipun salah satu dari mereka telah memenangkan perang, tapi yang satunya tertawan. Mana pantas kita merayakan kemenangan?""Bukan berarti kita tidak menghargai apa yang telah diperjuangkan oleh Jenderal Stewart untuk kerajaan kita, tapi kita tidak bisa mengesampingkan masalah dengan Kerajaan Hellfric yang masih belum selesai."Ucapan raja mereka itu terdengar begitu bijak hingga beberapa orang manggut-
Read more
102. Siapa Dia?
Akan tetapi, saat mereka memulai perjalanan mereka menuju Kerajaan Hellfric, kerajaan yang seharusnya bukan menjadi tanggung jawab mereka, dua orang prajurit baru yang bergabung di detik-detik akhir keberangkatan mereka ke Kerajaan Sealand datang mendekati Bill.Keduanya memberi hormat dengan tulus, "Jenderal."Bill mengangguk dan berkata, "Ya. Ada apa?"Kedua pasukan itu saling lempar pandang, seakan sedang berkomunikasi lewat tatapan. Bill yang melihat dua orang itu pun berkata, "Aku tahu kalian berdua lelah dan merasa ini sangat tidak adil untuk kalian semua. Kalian sudah berjuang dengan begitu keras tadi, tapi masih harus kembali bertarung. Aku sungguh ingin kalian mengerti."Tak satu pun dari mereka yang berniat menyela perkataan sang jenderal. Mereka malah mendengarkan dengan seksama sampai sang jenderal selesai berbicara."Ini menyangkut kerajaan kita, pasukan yang lain masih ada di sana dan juga Jenderal Perang kalian yang lain masih menunggu kita. Jadi, aku minta kalian untuk
Read more
103. Keputusan
Tak ada yang berani menjawab pertanyaannya. Malahan, semua orang kini diam membisu dan mulai berpikir hebat mengenai kedatangan Jenderal Perang lain yang dikatakan kuat itu.Dikarenakan merasa begitu terdesak, Giorgino pun terpaksa berkata, "Apa kita tidak bisa menjebaknya?""Tuan, ini sangat beresiko," ucap salah satu pejabat istana."Ini malah akan berakhir buruk, Tuan. Saya tidak akan sanggup membayangkan bila Jenderal Stewart murka," jawab sang utusan dengan badan gemetar.Entah apa yang sesungguhnya terjadi di Kerajaan Sealand, Giorgino tak mengerti bagaimana caranya jenderal yang satu itu bisa membuat pasukannya masih tetap utuh.Rasanya sangat mustahil. Seharusnya paling tidak ada satu atau dua yang terbunuh. "Taktik apa yang sebenarnya dia miliki? Bagaimana caranya dia melakukannya?" Giorgino mulai mencoba berpikir lebih dalam, mencari celah yang mungkin bisa dia gunakan untuk mengalahkan Bill Stewart.Namun, seorang prajurit tiba-tiba saja tergopoh-gopoh masuk ke dalam aula i
Read more
104. Dia Tidak Pantas Hidup
Giorgino melihat sekitarnya. Nyawa-nyawa mulai berjatuhan dengan mudahan. Bukan dari pihak lawan, melainkan pihaknya sendiri. Prajuritnya perlahan tumbang dan berkurang. Bahkan, terlihat di matanya jika beberapa pejabat istana turun tangan untuk membantu melawan pasukan musuh.Kemarahannya begitu memuncak tapi rasa sedih lebih menggerogoti hatinya dengan begitu cepat.Bill berkata lagi, "Kau mau mempertahankan egomu dan tetap menyerangku atau mau menyelamatkan orang-orang dari kerajaanmu yang tersisa. Kau sendiri yang putuskan."Teriakan demi teriakan didengar oleh Giorgino sekarang. Seakan begitu menyiksa dan menggangu dirinya. Pria itu pun menoleh ke arah Jenderal Perang hebat itu dan seketika menjatuhkan senapan, pedang dan senjatanya yang lain. Pria itu lalu berlutut di depan Bill, "Entah strategi apa yang telah kau gunakan, tapi untuk saat ini aku menyerah."Bill sebenarnya benci dengan ucapan itu. Menyerah adalah salah satu kata yang sangat menyakitkan untuk didengar. Dia sendir
Read more
105. Kemenangan
"Jenderal Mackenzie tidak akan pernah membunuh musuh yang tidak siap, Tuan," ucap anak buah Giorgino.Giorgino menghela napas, "Banyak orang seperti itu. Kurasa, tak ada yang bisa benar-benar bisa menunjukkan perihal hal ini sebelum ada bukti yang jelas."Percakapan Giorgino dan para pejabat serta anak buahnya yang lain pun berakhir di sana. Sementara itu, kini William Mackenzie, orang yang sedang mereka bicarakan sedang duduk di dalam pesawat berhadapan dengan Jody Gardner yang belum juga membuka mulutnya.Bill tidak membuka obrolan atau pun sekedar melihat ke arah Jody. Hal itu membuat para anak buah keduanya tampak bingung. Tentunya hal itu tidak berlaku bagi Andrew Reece dan Steven.Steven masih memandang sinis ke arah Andrew, sementara Andrew terlihat santai dan tenang."Kau pasti merasa di atas angin karena jenderal perangmu berhasil mengalahkan dua kerajaan," ucap Steven.Andrew tersenyum santai, "Sebelum Jenderal Stewart mengalahkan dua kerajaan itu, aku memang sudah berada d
Read more
106. Penghinaan
Keannu tampak menatap heran sekaligus bingung ke arah Bill.Sang raja pun menjawab, "Kenapa bertanya begitu, Jenderal Stewart? Tentu saja untuk merayakan kemenangan yang telah kau dapatkan. Kau telah berhasil mengalahkan dua kerajaan sekaligus."Monica Wilhem yang berdiri di samping suaminya segera sadar jika Keannu telah melakukan sebuah kesal. Hal itu bisa dia lihat lewat tatapan tak mengenakan William Mackenzie. Bukannya merassa bahagia atas perayaan itu, tapi wajah Bill menunjukkan ketidaksukaan dan bahkan ada tampilan ekspresi sedih di sana."Apa sambutan atas kemenanganmu ini kurang, Jenderal?" tanya Keannu.Jody Gardner yang berdiri tak jauh dari Bill pun mendengus. Dia membatin, sudah tentu itu yang dia pikirkan. Memangnya apa lagi?Steven yang mendampinginya berkata pelan agar tidak bisa didengar oleh siapapun, "Sungguh saya tidak pernah menduganya, Jenderal. Saya pikir Jenderal Stewart memiliki sifat rendah hati tapi rupanya dia menyukai pujian. Wah, sangat mengherankan seka
Read more
107. Siapa Lagi?
"Ya. Bill telah membuatmu kesal," ucap Monica santai.Keannu membalas, "Kau salah besar. Dia tidak hanya membuat kesal, tapi dia sudah membuatku murka."Monica yang sepertinya sudah menduga atas apa yang mungkin akan dilakukan oleh suaminya itu pun segera melangkah mundur. Benar saja, Keannu segera mengambil berbagai pernak-pernik yang tadinya akan diberikan pada William Mackenzie atas kemenangannya, lalu membuangnya ke segala arah.Tidak hanya itu, dia juga merusak begitu banyak barang lain hingga area yang digunakan untuk penyambutan Jenderal Perang mereka itu pun menjadi kacau dan kotor.Amarahnya sungguh tidak terkendali saat ini sehingga Monica tidak berani mendekat. Wanita itu masih menjaga jarak aman kurang lebih lima meter agar tak terkena amukan suaminya. Namun, dia tentu tak mungkin meninggalkan suaminya dalam keadaan kacau seperti itu sehingga dia masih bertahan di sana. Meskipun kini Keannu kini masih mengamuk, Monica sudah tak menyimpan rasa takut lagi. Ini dikarenakan
Read more
108. Apa yang Gawat?
Keannu sekali lagi mengerling ke arah istrinya dan malah tersenyum lalu mencium pipi istrinya sekilas lalu berkata, "Apakah kau sekarang keberatan aku memasukkan wanita ke dalam istanaku?"Mendengar ucapan Keannu, Monica Wilhelm hampir saja kehilangan akal, "Kau ... tidak mungkin akan melakukan hal memalukan itu, Kean.""Siapa yang tahu?" balas Keannu dengan sorot mata misterius.Tak mau semakin gila, Monica memilih berkata, "Kau ... tidak pantas disebut manusia jika sampai-""Tunggu saja, Ratuku! Tunggu saja!" balas Keannu.Monica yang tak sanggup menahan diri lagi karena kemarahan yang menguasainya itu menghentakkan kakinya dengan keras lalu pergi meninggalkan area penyambutan itu, membiarkan Keannu sendirian.Saat dirinya sampai di istananya, Monica memerintah, "Ambilkan aku air dingin, Magdalena."Sang pelayan kepercayaan segera mengambilkannya dan menyerahkan segelas air putih dingin untuk Monica yang dengan cepat diminumnya dengan tangan bergetar hebat.Magdalena yang tadi tidak
Read more
109. Aku Tahu Dia
William Mackenzie terdiam sejenak, lalu tanpa berpikir panjang dia langsung mengambil ponselnya dan menghubungi pengawal yang dia tugaskan untuk melindungi istrinya.Andrew Reece yang tidak mengerti apa yang sedang dilakukan oleh sang jenderal besar itu hanya diam sambil menunggu."James. Apa rumah dalam ada masalah?" tanya Bill cepat-cepat."Tidak ada, Tuan."Bill menghela napas lega, "Lalu, di mana istriku?""Nyonya baru saja tertidur, Tuan. Apakah saya perlu meminta Mary untuk membangunkannya?" tanya James."Tidak perlu, besok pagi aku akan menelepon langsung ke ponselnya," tolak Bill."Baik, Tuan."Bill berkata lagi, "Perketat penjagaan di seluruh rumah. Kalau ada apa-apa, segera hubungi aku.""Baik, Tuan. Siap, saya akan laksanakan."Usai memutus panggilan itu, Bill menoleh ke arah Andrew Reece yang wajahnya sedikit agak memerah. "Kau dengar itu, Reece?""Dengar, Jenderal." Pria muda itu menjawab dengan nada suara yang begitu pelan.Bill berujar, "Raja Keannu memang bukan raja he
Read more
110. Sebuah Kejutan
"Yang Mulia," panggil Bill dengan suara sedikit bergetar tapi matanya menatap lurus-lurus ke arah depan tanpa adanya kegoyahan sedikit pun.Tidak ada yang tahu saat ini jenderal perang itu sedang marah atau hanya terkejut atau kaget. Namun, yang pasti ekspresi tidak tenang tampak sekali terlihat dari wajah pria gagah itu.Keannu Wellington pun berdiri dari singgasananya, "Jenderal Stewart, ini hanya sebuah kejutan untukmu.""Kejutan? Maksud Anda?" balas Bill."Kau baru saja menang dalam dua peperangan. Tentu saja kau perlu diberi hadiah," ucap Keannu.Semua orang pun mulai berbisik-bisik."Hadiah? Apa maksudnya wanita itu hadiah untuk Jenderal Stewart?""Tapi sepertinya Jenderal Stewart mengenalnya."Steven berdiri dengan begitu gugup di belakang tuannya dan jelas sekali takut kalau hal yang dia takutkan akan terjadi.Bill melangkah lebih dekat dan berkata, "Hadiah? Apa maksud Anda dengan hadiah?""Jenderal Stewart, kau pasti sudah sangat merindukan istrimu di sini. Kau pasti sangat g
Read more
PREV
1
...
910111213
...
31
DMCA.com Protection Status