Home / Romansa / Setelah Suami Selingkuh / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Setelah Suami Selingkuh: Chapter 71 - Chapter 80

99 Chapters

Bagian 71

Setelah perceraian berakhir, Stela kini mulai fokus mendesign beberapa gaun untuk diseleksi dalam acara ulang tahun pernikahan pengusaha ternama di kota ini. Beliau meminta beberapa designer untuk mengirim gambar gaun yang mereka rancang lalu akan dipilih salah satu yang nantinya akan digunakan tepat di acara aniversary pernikahan yang ke 30.Tentunya dengan bayaran yang sangat sebanding.Saat Stela hampir menyelesaikan setengah gambarnya, ponsel di atas buku berdering. Stela meletakkan pensilnya lalu segera melihat nama siapa yang terpampang di layar ponselnya.Melihat siapa nama yang terpampang di sana, perlahan ujung bibir Stela tertarik membentuk sebuah senyuman."Halo, aku sedang sibuk. Kau jangan ganggu," kata Stela pura-pura acuh ketika sambungan terhubung."Aku tahu, aku cuma mau mengajakmu makan siang," sahut seseorang dari balik ponsel."Aku tidak bisa," kata Stela."Kenapa?""Sudah kubilang, aku sedang sibukkan?"Terdengar Peter menghela napas panjang sebelum bicar
last updateLast Updated : 2023-06-12
Read more

Bagian 72

Peter terus saja memandangi Stela yang begitu cantik. Rambutnya yang di kuncir dan menyisakan beberapa helaian rambut, membuatnya terlihat muda. Biasanya pun Stela memang cantik, tapi kali ini lebih dari itu."Ada siapa di rumahmu?" tanya Stela ketika Peter membawanya masuk."Hanya ada pelayan," jawab Peter. "Glen dan Tomy hari ini tidur diapartemen dekat kantor.Karena ingin momen makan malam dinikmati berdua saja, Peter meminta dua pengawalnya itu untuk tidak tidur di rumah. Hanya ada pelayan yang Peter suruh untuk memasak dan menyiapkan ruangan."Chloe tidak di sini?"Peter menggeleng. "Dia sedang sibuk dengan kekasihnya mungkin."Mereka berdua berjalan menaiki tangga menuju lantai dua. Stela yang merasa heran, mulai timbul pikiran negatif."Kenapa ke atas?" Stela celingukan.Tidak mau Stela salah paham, Peter pun tersenyum lalu menggandeng tangan Stela menuju sebuah tempat di dekat balkon."I-ini …" Stela tercengang melihat apa yang ada di hadapannya. "Kau yang menyiapkan
last updateLast Updated : 2023-06-12
Read more

Bagian 73

Sampai pukul sepuluh malah, Emma menunggu sang suami yang entah sedang pergi ke mana. Emma mencoba menghubungi nomor Alex tapi tidak aktif. Meski sejujurnya Emma merasakan ada perubahan drastis pada diri Alex, tapi Emma tidak mau berpikir terlalu jauh, Bisa saja Alex kelelahan karena dirinya sudah tidak bekerja di kantor lagi.Ketika Emma sudah mulai merasa ngantuk, Emma memutuskan untuk berbaring di atas sofa. Namun, baru saja Emma hendak memejamkan mata, terdengar seseorang membuka pintu ruang tamu.Emma spontan terduduk dan memeriksa pintu tersebut."Aku pulang," kata Alex begitu sudah masuk.Ini sudah sangat larut, sekalipun Alex berkata demikian pasti tidak akan ada mendengar. Emma yang melihat Alex begitu lesu akhirnya mulai penasaran."Apa pekerjaan kantor begitu banyak?" tanya Emma sambil membantu Alex melepas kemeja dan membawakan tas kerjanya."Ya." Hanya itu yang Alex katakan karena setelah itu ia melenggak menuju kamarnya."Kau mau ke mana?" tanya Emma bersuara cuku
last updateLast Updated : 2023-06-14
Read more

Bagian 74

Kondisi hati sedang tidak baik, apapun yang ada di hadapannya terasa menjengkelkan. Emma yang masih kesal karena Alex membandingkan dirinya dengan Stela, pagi ini masih begitu memendam amarah. Hati dongkol begitu terasa dan Emma ingin melampiaskannya segera. Namun, rasa cinta pada Alex sepertinya membuat Emma tidak bisa berkutik.Alex yang juga masih merasa marah, bahkan pergi ke kantor tanpa berpamitan pada Emma. Kala itu memang Emma belum bangun, karena begitu Alex semakin yakin kalau Emma tidaklah bisa seperti Stela.Sampai di kantor, Alex langsung disambut oleh sekertarisnya."Maaf, Tuan." Sekertarinya menunduk sopan."Ada apa? Kenapa menghentikanku di jalan?" Suara Alex terdengar sinis."Maaf, Tuan. Ini ada undangan dari Tuan Muchtar." Sekertaris itu mengulurkan surat undangan berwarna merah."Tuan Muchtar?" Alex menerima undangan itu lalu membawanya masuk ke ruangannya.Alex meletakkan tas kerja dan melepas jasnya, kemudian ia duduk dan kembali melihat surat undangan yang
last updateLast Updated : 2023-06-14
Read more

Bagian 75

Sudah bertemu Alex, Peter malah gagal bertemu Stela. Wanita itu tidak bisa Peter hubungi sama sekali, nomornya tidak aktif. Peter terpaksa putar balik kembali ke kantornya karena mendapat panggilan dari Paula.Sementara orang yang Peter cari, kini tengah merampungkan pekerjaannya di rumah. Karena acara sudah mepet, tentunya design gaunnya akan segera dituntaskan.Begitu gambar sudah beres, Stela segera bersiap-siap mengantar gambar tersebut untuk ikut seleksi. Berdandan ala kadarnya, Stela memasukkan ponsel, dompet dan hal penting lainnya ke dalam tas."Kau sudah siapa, Sweety?" Suara Janete membuat Stela menoleh."Yes, Mom." Stela tersenyum sumringah. "Doakan punyaku yang terpilih."Janete mendekat dan meraih kedua tangan Stela. "Tentu saja. Pasti kau yang akan terpilih."Ini memang bukan sebuah kontes besar, hanya saja bagi Stela ini awal usaha untuk kembali terjun ke duania designer. Jika awal yang kecil saja sudah berakhir, kesuksesan besar pasti segera tercapai."Aku beran
last updateLast Updated : 2023-06-16
Read more

Bagian 76

Tepat sekitar pukul tuju malam, Bill datang ke rumah Stela. Tidak ada yang memberitahu Stela kalau hari ini Bill akan datang. Dan begitu Bill sudah masuk, Janete segera pergi ke kamar Stela sementara sang suami menemani Bill di ruang tamu."Sayang, ayo bersiap!" kata Janete begitu masuk ke kamar Stela.Stela yang kala itu sedang duduk bersandar sambil membaca novel, lantas mendongak. Di atas hidungnya, tersampir kaca mata bulat."Bersiap ke mana, Bu?" tanya Stela heran. Kaca matanya ia lepas, lalu menurunkan dua kakinya ke lantai. "Dan kenapa ibu rapi sekali?"Janete menarik tangan Stela lalu mendorongnya ke arah lemari. "Tidak usah banyak tanya, kau pakai saja baju yang paling bagus."Stela menyingkir hingga terlepas dari ibunya. "Ada apa sih, ini?""Kakekmu sudah menunggu di bawah," kata Janete."Kekek?""Iya. Kakekmu mengajak kita semua makan malam."Stela spontan membulatkan bibir. "Kenapa ibu tidak beritahu aku dari tadi?" tanya Stela heran."Kakekmu mengajaknya mendada
last updateLast Updated : 2023-06-16
Read more

Chapter 77

"Ngomong-ngomong ada apa kau tiba-tiba mengajakku makan malam?" tanya Stela."Tidak ada, aku hanya ingin tanya sesuatu saja," jawab Chloe."Apa?""Tentang yang tadi …" Chloe berhenti bicara sambil memainkan jari."Tentang apa?""Tentang kau dan Peter.""Oh!" Stela terpekik dan tertegun."Maaf, bukannya aku ingin ikut campur, aku hanya ingin tahu saja karena bagaimanapun dia adalah adikku."Sama sekali tidak tersinggung, Stela justru tersenyum. "Aku dan Peter masih berteman. Kau tahu aku baru saja bercerai kan? Aku tidak mau bersama Peter dalam waktu dekat karena nantinya akan disangka menjadikan Peter sebagai pelampiasanku saja.""Benar …," lirih Chloe. "Aku hanya merasa senang saat Peter bisa dekat dengan seorang wanita."Stela tersenyum lagi. "Sebagai wanita yang pernikahannya sudah pernah hancur, aku akan lebih hati-hati saat ini.""Tentu saja."Drt … drt ... drt ...Ponsel di tas Stela bergetar."Tunggu sebentar." Stela menghentikan obrolan lalu merogoh ponselnya."
last updateLast Updated : 2023-06-19
Read more

Chapter 78

Peter terus saja memikirkan perkataan Stela di akhir pertemuannya tadi. Setelah mengantar Stela pulang, Peter tidak bisa mengabaikan kata penuh arti itu.Sekitar pukul 12 malam, Peter bahkan belum bisa tidur. Entah kenapa matanya sulit untuk dipejamkan. Hingga satu jam berlalu, Peter tidak kerasa kalau dirinya tidur di sofa tanpa bantal ataupun selimut.Ia terbangun ketika semburat sinar matahari menembus melalui, jendela kaca dan tirai tipis di kamarnya. Rasa kantuk sebenarnya masih ada. Perlahan Peter duduk lalu meregangkan badan ke kanan dan ke kiri hingga tulangnya berbunyi."Apa aku bangun kesiangan?" celoteh Peter sambil menguap.Peter menurunkan ke dua kakinya lalu mencari jam dinding. Sudah pukul delapan pagi, dan tidak ada yang membangunkannya."Kemana para pelayan?" batin Peter.Peter lantas berdiri dan sekali lagi meregangkan badannya yang sedikit terasa pegal karena posisi tidur yang kurang pas.Selanjutnya Peter berjalan ke arah ranjang dan berdiri di depan nakas m
last updateLast Updated : 2023-06-19
Read more

Bagian 79

"Peter," celetuk Stela begitu sudah kembali ke kamarnya. Dua menit yang lalu, si tamu sudah pulang dan Stela tentunya kembali masuk ke kamar berencana untuk mandi sore. Dal situasi gembira karena gaunnya telah terpilih, senyum di bibir Stela terus saja mengembang hingga menciut tatkala melihat beberapa panggilan dan pesan dari Peter yang isinya sebuah omelan. "Kenapa dia jadi mendadak mengamuk di pesan begini?" gumam Stela. "Ada apa coba?" Stela tidak mau rasa bahagianya saat ini terganggu oleh siapa pun termasuk Peter. Meletakkan ponselnya di atas ranjang, Stela berdiri lalu melepas pakaiannya. Bari saja selesai melepas blusnya, ponsel kembali bergetar. Satu pesan masuk dari Peter lagi. Sambil memangku bajunya yang sudah terlepas, Stela kembali duduk di tepi ranjang. Begitu membaca bunyi pesan yang dikirim oleh Peter, Stela spontan berdecak. (Ayo bertemu. Kau di mana sekarang?) Hanya pesan itu yang terbaca oleh Stela, Pesan sebelumnya ia abaikan saja. "Selalu saja begini!" deng
last updateLast Updated : 2023-06-21
Read more

Bagian 80

Peter membawa Stela masuk ke dalam mobil. ia tak mau kalau beberapa orang yang masih di taman melihat Stela menangis. Setelah Stela duduk, Peter mulai memasangkan sabuk pengaman. Suara isak tangis Stela terdengar begitu jelas dan membuat Peter merasa tidak enak hati. Stela yang memang tidak tahu perasaannya bagaimana saat ini, hanya bersandar diam saja masih sesenggukan. Selesai dari itu, Peter menutup pintu mobil kemudian berjalan memutari bagian depan mobil dan masuk duduk di jok kemudi. "Apa kita pulang saja?" tanya Peter sebelum melajukan mobilnya. Stela mengangguk. Mobil sudah melaju dengan kecepatan sedang. Obrolan di taman yang belum jelas ujungnya, membuat Peter enggan mengantar Stela pulang saat ini. Pada akhirnya Peter membelokkan mobil menuju tempat lain. Sebuah tempat yang nyaman untuk bicara. "Kenapa ke sini?" tanya Stela heran. Ia terduduk sambil mengusap sisa air matanya. Di luar sana adalah sebuah taman yang tidak jauh berbeda dengan taman sebelumnya. Bedanya tam
last updateLast Updated : 2023-06-21
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status