All Chapters of ILMU TUJUH GERBANG DEWA: Chapter 71 - Chapter 80
144 Chapters
Bab 71. Pil Sakti Penambah Kekuatan Sepuluh Kali lipat.
"Apabila benar orang ini adalah kakek dari Yu Liang, maka urusan sedikit runyam. Orang ini kemampuannya tidak berada di bawahku. Ditambah Ketua Sekte Bintang Api itu, tentu aku bukan lawannya. Kecuali aku menggunakan pil pemberian pemimpin, baru bisa mengalahkan keduanya.” Ketua Perguruan Merpati Perak terlihat mulai gentar dengan ucapan Raja Harimau Hitam. Saat ini memang pihaknya memiliki banyak orang, namun rata-rata kekuatan mereka berada di bawah dua orang tokoh yang melindungi keluarga Yu Liang itu. Bila terjadi bentrokan besar kedua belah pihak maka pihak keluarga Yu lah yang akan menang. Di sisi lain tidak mungkin bagi Ketua Perguruan Merpati Perak mengurungkan diri untuk melakukan serangan. Apabila rahasia yang dibawa oleh keluarga Yu sampai ke tangan orang lain maka Perguruan Merpati Perak akan mendapatkan ancaman besar. Bisa saja mereka dibasmi sampai ke akar-akarnya karena tidak bisa menjaga rahasia. “Anak-anak habisi mereka jangan sisakan satupun!” Pada akhirnya Ke
Read more
Bab 72. Pil Yang Tak Berguna, Hanya Membawa Ke Kematian.
"Rupanya kau sudah berada di tempat ini anak muda! Kedatanganmu benar-benar di waktu yang tepat. Sedikit saja kau terlambat, mungkin kami sudah menjadi mayat. Kalau begitu kami Serahkan semuanya kepadamu!" ucap Ketua Sekte Bintang Api setelah mengetahui yang muncul ternyata adalah Liong Yun. Liong Yun tersenyum dengan matanya yang terpejam. Kemudian ia membalikkan badannya kepada Ketua Perguruan Merpati Perak itu. Tiba-tiba saja wajah pemuda itu berubah menjadi sangat dingin. Hal itu membuat nyali Ketua Sekte Merpati Perak itu menjadi ciut.Ketakutanan itu menjadi semakin bertambah setelah ia mengetahui dari Ketua Sekte Bintang Api bahwa pemuda yang tadi menghalangi serangannya adalah Liong Yun atau si Pendekar Bayangan Maut. Tentu ia tidak heran mengapa pemuda itu bisa menahan serangannya. Apalagi Liong Yun memang termasuk orang yang ditakuti oleh pemimpinnya saat ini."Aku akan melepaskanmu dan mungkin hanya membuntungi sebelah tanganmu apabila kau bersedia mengatakan rahasia yang
Read more
Bab 73. Pendekar Kipas Emas
Bab 70. Pagi itu, Liong Yun berada di perbatasan Negeri Timur dan barat. Tepatnya ia berada di kota Xianglan. Pemuda itu berencana singgah di rumah makan untuk mengganjal perutnya yang sudah hampir tiga hari hanya memakan buah-buahan di hutan selama dalam perjalanan. Memang beberapa waktu ini ia hanya melakukan perjalanan dengan berjalan kaki tanpa menggunakan ilmu meringankan tubuh. Sehingga perjalanannya lebih lambat dari biasanya.Tepat akan memasuki pintu gerbang kota Xianglan, terlihat beberapa orang yang tampaknya berasal dari dunia persilatan sedang mengerubungi sesuatu. Liong Yun pun menjadi penasaran dan mendekatinya. Ternyata mereka sedang melihat sebuah pengumuman yang dipasang mengatasnamakan ketua dunia persilatan saat ini.“Diundang kepada seluruh insan dunia persilatan baik dari aliran hitam maupun aliran putih berhadir di Puncak Bukit Awan Dewa untuk menghadiri pemilihan ketua dunia persilatan.” isi pengumuman itu. “Dua pekan lagi pertemuan besar ini dilaksanakan. K
Read more
Bab 74. Tantangan Majikan Lembah Iblis
Liong Yun terus mendengarkan percakapan antara Pendekar Kipas Emas dengan dua orang pendekar yang datang menghadap kepadanya. Dari pembicaraan itu dia juga mengetahui bahwa setan tengkorak dari Timur sedang mengincar Patriark Thio. Kedua pendekar yang datang itu berharap pendekar kipas emas dapat membantu“Tentu sebisa mungkin aku akan membantu keluarga Patriark Thio. Mudah-mudahan saja tenagaku ini bisa digunakan untuk menghadapi Setan Tengkorak Dari Timur itu. Terakhir aku bertemu dengannya kekuatan kami seimbang. Entah saat ini apakah ia bisa kulampaui atau bahkan sebaliknya dialah yang berada di atasku," ucap Pendekar Kipas Emas menerangkan. "Kami sangat yakin Yang Mulia dapat mengalahkan Setan Tengkorak dari Timur itu. Bukankah dulu pertarungan antara Yang Mulia dengannya berakhir seimbang. Namun sekarang dengan kemampuan yang dimiliki oleh Yang Mulia tentu kekuatan Yang Mulia lebih kuat dan akan mampu memenangkan pertarungan seandainya itu terjadi," ucap salah seorang pendekar.
Read more
Bab 75. Sang Pendekar Sakti Turun Tangan.
“Aku Thio Chun, anak sulung Patriark keluarga kami. Terlepas dari kemampuanku yang mungkin tidak seperti kemampuan ayahku, rasa-rasanya aku masih pantas berhadapan denganmu dan mewakili Ayahku untuk menghabisimu!"Lelaki berusia empat puluh tahunan yang keluar dari kediaman keluarga Thio itu balas ucapan Majikan Lembah Iblis dengan perkataan tajam. Ia juga sedikit memamerkan kekuatannya yang memperlihatkan telapak tangannya menghafalkan asap berwarna kehitaman.“Tapak Dewa Racun!” gumam Majikan Lembah Iblis.Meskipun tidak terlihat menunjukkan kegentaran atas kemunculan Thio Chun dan ucapannya yang tajam itu, majikan lembah iblis tetap berhati-hati. Ia kenal betul dengan ilmu tapak Dewa racun yang dimiliki oleh lelaki yang mengaku sebagai putra sulung Pendekar Pedang Guntur itu. Hanya saja yang membuatnya sedikit merasa heran mengapa orang itu memiliki ilmu yang tidak bisa dikatakan sebagai ilmu yang berasal dari aliran putih itu. "Tidak disangka seorang pendekar Pedang Guntur memil
Read more
Bab 76. Perbawa Kekuatan Tujuh Gerbang Dewa.
Pendekar Kipas Emas cukup dibuat terkejut dengan ilmu yang ditunjukkan oleh Majikan Lembah iblis. Pasalnya ilmu kelelawar iblis merupakan ilmu sesat legendaris yang telah lama menghilang dari dunia persilatan. Ilmu ini bisa dikatakan termasuk ilmu nomor satu di kalangan aliran sesat. Bahkan sangat jarang ada orang-orang dari aliran putih yang bisa mengimbangi ilmu ini.Majikan Lembah Iblis mulai menyerang. Pendekar Kipas Emas tentu tidak mau tinggal diam. Ia dengan segala upaya menangkis serangan yang dilancarkan oleh lawannya. Serangan berbentuk cakar itu dihadangnya dengan kipas baja berwarna keemasan yang berada di tangannya.Bummmmmm!Terjadi bentrokan tenaga. Pendekar Kipas Emas terlempar dari tempatnya berdiri. Beruntung ia tidak sampai mengalami luka dalam. Ia masih bisa menyeimbangkan diri berputar di udara lalu mendarat di tanah menjejakkan kaki dengan enteng.Pendekar Kipas Emas kini sadar bahwa musuh yang dihadapi memiliki kekuatan yang sangat tinggi. Ia pun mulai mengera
Read more
Bab 77. Pukulan Penghancur Nadi
Bab 74. Ilmu Tujuh Gerbang Dewa, Gerbang Kuasa gerak memang sangat mudah dikenali ciri-cirinya. Munculnya cahaya berwarna jingga kemerahan lalu terjadi perubahan pada semua orang yang terpapar cahaya itu sehingga tidak bisa melakukan gerakan sedikitpun. Seperti yang terjadi di depan kediaman Keluarga Thio kali ini.“Ikhh!”Beberapa saat kemudian tubuh semua orang kembali bisa digerakkan. Namun mereka sama-sama menjerit tertahan hampir bersamaan. Entah apa yang terjadi tiba-tiba saja Majikan Lembah Iblis terbelah menjadi dua. Ia tewas belum melanda dengan keadaan tubuh yang terbelah dua dari atas sampai ke bawah. Di depan tubuh itu tergeletak sebuah botol kecil.Pendekar yang menjadi pengawal Pendekar Kipas Emas langsung melesat mengambil botol itu. Ia kemudian membuka botol itu dan mengambil benda yang ada di dalamnya. Ternyata botol itu berisi banyak pil di dalamnya."Yang Mulia, pil ini adalah pil penawar racun yang bersarang di dalam tubuh Yang Mulia. Ternyata pendekar yang menye
Read more
Bab 78. Racun Pemanggil Jiwa dan Penghancur Nadi
Pendekar Kipas Emas menghela nafas. Ia sangat prihatin dengan keadaan Pendekar Pedang Guntur. Memang saat ini nyawa orang tua itu tidak terancam, namun keadaannya yang seperti itu benar-benar membuat hati siapa saja terenyuh. Seorang Pendekar Sakti yang dulunya sangat disegani dan ditakuti kini menjadi manusia cacat yang tidak berguna. "Apakah pendekar muda itu tidak akan datang ke tempat ini? Bukankah tadi Tuan mengatakan kemungkinan besar ia adalah sanak keluarga dari keluarga Liong di Kota Hongye, yang juga merupakan kerabat dekat ayah,” tanya Thio Chun terlihat lemas. Putra Sulung Pendekar Pedang Guntur terlihat setengah memelas dan putus asa saat menyinggung keberadaan Liong Yun dan hubungan kekerabatan pemuda itu dengan keluarganya. Sayang Liong Yun memang sudah tidak berada di tempat itu. Ia tidak ingin keberadaannya diketahui sehingga langsung meninggalkan tempat itu. Lalu kemanakah Liong Yun? Pemuda itu memang meninggalkan kediaman pendekar Pedang Guntur, namun tidak pergi
Read more
Bab 79. Menyembuhkan Pendekar Pedang Guntur
Pendekar Kipas Emas mengangguk setuju, "Saya memiliki beberapa pengetahuan tentang ilmu penyembuhan dan ramuan-ramuan yang bisa membantu. Kita harus segera bergerak untuk membersihkan racun ini dari tubuh Pendekar Pedang Guntur sebelum efeknya semakin memburuk. Namun ramuan itu hanya bisa dibuat oleh orang yang memiliki tenaga dalam sempurna." Pendekar Kipas Emas memandang Liong Yun penuh harap.“Aku akan berusaha semampuku, tetua!” jawab Liong Yun agak merendah.Thio Chun juga menyatakan tekadnya untuk membantu, "Kita akan memberikan dukungan sepenuhnya, Pendekar Muda. Kita semua ingin melihat ayahku pulih kembali. Dan kau tentu ada banyak hal yang ingin ditanyakan kepadanya."Liong Yun menganggukkan kepala dan tersenyum. Ia melihat sebuah ketulusan dari raut wajah Putra sulung pendekar Dewa Guntur itu. Setelah berdiskusi dengan penuh kebijaksanaan, Liong Yun, Pendekar Kipas Emas, dan Thio Chun sepakat untuk mencari tanaman obat yang diperlukan untuk meracik ramuan penyembuhan. Mere
Read more
Bab 80. Sosok Pengendali Kekuatan Jiwa
Sebagian penduduk Kota Xianglan terus diserang oleh sesama penduduknya. Tindakan kekerasan dan kekacauan semakin merajalela, dengan banyak orang yang tampak kehilangan akal sehat. Wajah mereka dipenuhi ekspresi kosong, mata yang tanpa cahaya, dan urat hitam yang mencuat di leher mereka. Ciri-ciri mereka terkena racun penyesat jiwa. Liong Yun dan Pendekar Kipas Emas tiba di tengah pusat kekacauan itu. Tanpa ragu, mereka langsung turun tangan untuk membantu warga kota yang terjebak dalam situasi mengerikan ini. Dengan gerakan yang lincah dan kecepatan sulit diikuti pandangan mata, mereka melindungi warga yang lemah dan mencoba menghentikan para penyerang.Namun, ketika Liong Yun dan Pendekar Kipas Emas mencoba menotok aliran darah para penyerang menggunakan ilmu totok mereka, mereka mengalami kejanggalan. Upaya menotok tersebut tidak membuahkan hasil, karena para penyerang tetap melancarkan serangan mereka tanpa henti. Ternyata, para penyerang ini memiliki kekebalan terhadap ilmu totok
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status