Pendekar Kipas Emas menghela nafas. Ia sangat prihatin dengan keadaan Pendekar Pedang Guntur. Memang saat ini nyawa orang tua itu tidak terancam, namun keadaannya yang seperti itu benar-benar membuat hati siapa saja terenyuh. Seorang Pendekar Sakti yang dulunya sangat disegani dan ditakuti kini menjadi manusia cacat yang tidak berguna. "Apakah pendekar muda itu tidak akan datang ke tempat ini? Bukankah tadi Tuan mengatakan kemungkinan besar ia adalah sanak keluarga dari keluarga Liong di Kota Hongye, yang juga merupakan kerabat dekat ayah,” tanya Thio Chun terlihat lemas. Putra Sulung Pendekar Pedang Guntur terlihat setengah memelas dan putus asa saat menyinggung keberadaan Liong Yun dan hubungan kekerabatan pemuda itu dengan keluarganya. Sayang Liong Yun memang sudah tidak berada di tempat itu. Ia tidak ingin keberadaannya diketahui sehingga langsung meninggalkan tempat itu. Lalu kemanakah Liong Yun? Pemuda itu memang meninggalkan kediaman pendekar Pedang Guntur, namun tidak pergi
Pendekar Kipas Emas mengangguk setuju, "Saya memiliki beberapa pengetahuan tentang ilmu penyembuhan dan ramuan-ramuan yang bisa membantu. Kita harus segera bergerak untuk membersihkan racun ini dari tubuh Pendekar Pedang Guntur sebelum efeknya semakin memburuk. Namun ramuan itu hanya bisa dibuat oleh orang yang memiliki tenaga dalam sempurna." Pendekar Kipas Emas memandang Liong Yun penuh harap.“Aku akan berusaha semampuku, tetua!” jawab Liong Yun agak merendah.Thio Chun juga menyatakan tekadnya untuk membantu, "Kita akan memberikan dukungan sepenuhnya, Pendekar Muda. Kita semua ingin melihat ayahku pulih kembali. Dan kau tentu ada banyak hal yang ingin ditanyakan kepadanya."Liong Yun menganggukkan kepala dan tersenyum. Ia melihat sebuah ketulusan dari raut wajah Putra sulung pendekar Dewa Guntur itu. Setelah berdiskusi dengan penuh kebijaksanaan, Liong Yun, Pendekar Kipas Emas, dan Thio Chun sepakat untuk mencari tanaman obat yang diperlukan untuk meracik ramuan penyembuhan. Mere
Sebagian penduduk Kota Xianglan terus diserang oleh sesama penduduknya. Tindakan kekerasan dan kekacauan semakin merajalela, dengan banyak orang yang tampak kehilangan akal sehat. Wajah mereka dipenuhi ekspresi kosong, mata yang tanpa cahaya, dan urat hitam yang mencuat di leher mereka. Ciri-ciri mereka terkena racun penyesat jiwa. Liong Yun dan Pendekar Kipas Emas tiba di tengah pusat kekacauan itu. Tanpa ragu, mereka langsung turun tangan untuk membantu warga kota yang terjebak dalam situasi mengerikan ini. Dengan gerakan yang lincah dan kecepatan sulit diikuti pandangan mata, mereka melindungi warga yang lemah dan mencoba menghentikan para penyerang.Namun, ketika Liong Yun dan Pendekar Kipas Emas mencoba menotok aliran darah para penyerang menggunakan ilmu totok mereka, mereka mengalami kejanggalan. Upaya menotok tersebut tidak membuahkan hasil, karena para penyerang tetap melancarkan serangan mereka tanpa henti. Ternyata, para penyerang ini memiliki kekebalan terhadap ilmu totok
Bummmmm!Lelaki misterius itu melancarkan serangan yang sangat dahsyat. Bukan hanya kekuatan serangan yang sangat luar biasa, namun kecepatannya pun sangat sulit untuk dihindari. Hanya Liong Yun yang berhasil menghindari serangan itu dengan mudah dengan melakukan pergerakan yang sangat cepat. Sementara Pendekar Kipas Emas terlempar karena pantulan kekuatan serangan itu masih mengenainya meskipun ia sudah menghindari dengan kekuatan dan kecepatan maksimal yang ia miliki.Beruntungnya Pendekar Kipas Emas tidak mengalami luka dalam. Ia hanya sedikit merasakan sakit pada bagian punggungnya yang terkena gelombang pantul serangan lawan. Meski begitu ia pun sangat menyadari bahwa musuh memiliki kekuatan yang berada jauh di atasnya.Setelah diamati dengan jelas ternyata orang itu menggunakan pakaian hitam keabu-abuan. Ia menggunakan topeng kulit yang membuat wajahnya susah dikenali. Ilmu meringankan tubuhnya sangat tinggi, karena mampu berada di atas dalam waktu yang cukup lama.Lelaki mister
“Siapa kau sebenarnya anak muda?” tanya lelaki berpakaian abu-abu itu, mulai diliputi rasa penasaran oleh kemampuan menakjubkan yang dimiliki Liong Yun.Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Liong Yun merespon ucapan musuh dengan serangan cepat seperti kilat. Serangan itu bukan hanya cepat namun mematikan. Tubuhnya bergerak dalam harmoni kecepatan tanpa batas, tanpa meninggalkan jejak, namun nyata setiap pergerakannya.Lelaki berpakaian hitam keabu-abuan begitu kaget karena tiba-tiba saja Liong Yun sudah berada di hadapannya dan menyerang. Ia pun terpaksa menangkis dengan kekuatan penuhnya.Bummmmm!Ledakan terjadi. Lelaki berpakaian hitam keabu-abuan terlempar dari tempatnya. Serangan Liong Yun benar-benar dahsyat. Beruntung tenaganya masih besar sehingga tidak sampai membuatnya terluka akibat serangan Liong yun tadi.Serangan-serangan Liong Yun datang bertubi-tubi, dengan pukulan-pukulan kuat dan gerakan-gerakan lincah yang menyulitkan lawan untuk mengantisipasinya. Lelaki berpakaian
Bab 80. Lelaki berpakaian hitam keabu-abuan terkejut saat menyadari bahwa Liong Yun tidak terpengaruh dengan kekuatan Gerbang Iblis pengendali geraknya. Matanya yang curiga terus memperhatikan pemuda itu yang seolah-olah memiliki kekebalan terhadap kekuatan mengerikan itu. Tidak ada yang istimewa dari pemuda itu dalam pandangannya.“Aku tidak melihat adanya reaksi kekuatan apapun dari tubuh pemuda itu. Tapi apa yang menyebabkan ia kebal terhadap ilmu ini? Menurut kitab Ilmu Tujuh Gerbang Iblis hanya Ilmu tujuh Gerbang Dewa yang mampu menangkal kekuatan ini,” gumam lelaki berpakaian hitam keabu-abuan itu.Namun, yang tidak ia ketahui adalah bahwa Liong Yun sendiri sebenarnya sempat terkena imbas dari kekuatan itu. Setiap serangan sinar Mata Iblis Pembeku Nadi yang mengenai dirinya, Liong Yun merasakan ketidakberdayaan yang luar biasa. Namun, setiap kali serangan itu hampir menjatuhkannya, Ilmu Tujuh Gerbang Dewa yang selama ini menjadi kekuatan andalannya dengan cepat merespon dari da
Liong Yun dan Pendekar Kipas Emas kembali ke kediaman Patriark Thio si Pendekar Pedang Guntur. Entah mengapa ada rasa kekhawatiran dari keduanya akan keadaan Patriark Thio. Walau sebelumnya Liong Yun sudah berhasil mengobati sang pendekar sakti, pemuda itu tetap merasa tidak tenang dan merasakan adanya sesuatu yang tidak beres.Hal itu kemudian juga mulai dirasakan Pendekar Kipas Emas. Perasaan tidak enak mulai merayap di dalam hati keduanya. Dari kejauhan, mereka mencium bau anyir darah yang menguar dari jarak seratus tombak menuju kediaman Patriark Thio.Keduanya segera menggunakan ilmu lari cepat, meluncur seperti angin yang menimbulkan bergoyangnya pohon yang mereka lintasi. Keduanya bergegas menuju tempat itu. Mereka merasakan sesuatu yang mengerikan telah terjadi. Ketika mereka tiba di sana, pemandangan yang mereka temukan begitu mengerikan. Pintu gerbang yang megah telah hancur berkeping-keping, dan mayat penjaga berserakan di seluruh halaman.Keduanya kemudian masuk ke dalam
Liong Yun dan Pendekar Kipas Emas saling pandang, penuh kekhawatiran. Mereka tahu bahwa Patriark Thio, sang Pendekar Pedang Guntur yang legendaris, seharusnya tidak mampu menggunakan kekuatannya saat ini. Namun, petunjuk yang ada menunjukkan bahwa teknik Pedang Guntur telah digunakan dalam serangan ini. Pertanyaan mereka pun semakin rumit. Siapa yang bisa mengendalikan teknik ini jika bukan Patriark Thio?Keduanya kemudian memiliki kesepakatan untuk berpencar mencari informasi apa yang sebenarnya terjadi. Mereka akan bertemu lagi satu purnama kedepan. ***"Paman, apa bisa mengantarkan aku ke pulau seberang?"Sebuah perahu kecil melintas di hadapan Liong Yun. Pemuda itu pun langsung meminta pemilik pemilik perahu itu mengantarkannya ke pulau seberang yang terlihat kecil di tengah laut dari pesisir tempat Liong Yun berdiri itu.Beberapa waktu yang lalu Liong Yun sempat mendapatkan sebuah petunjuk keberadaan Pendekar Pedang Guntur. Saat itu ia memutuskan untuk mengikuti petunjuk itu tan